Kupang (ANTARA) - Kepala Kantor Bank Indonesia Perwakilan Wilayah Nusa Tenggara Timur Agus Sistyo Widjajati mengatakan bahwa krisis El Nino dapat menjadi penghambat pertumbuhan ekonomi di provinsi berbasis kepulauan itu.

"Musim pancaroba dengan potensi siklon El Nino dapat menurunkan produktivitas tanaman dan produksi perikanan di NTT," katanya di Kupang, Selasa, (16/1/2024).

Hal ini disampaikannya berkaitan dengan prediksi BI Perwakilan Wilayah NTT terhadap pertumbuhan ekonomi NTT di tahun 2024 yang diproyeksi akan naik pada rentang 2,74 hingga 3,53 persen kumulatif per kumulatif (ctc).

Menurut dia krisis El Nino yang berdampak pada penurunan curah hujan perlu diwaspadai karena akan berdampak pada stok pangan serta akan menyebabkan inflasi di NTT.

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT sendiri memastikan bahwa akan ada gagal panen pada tahun 2024 ini jika pelaksanaan tanam tidak bergeser.

Kini para petani diimbau untuk mulai menanam selama Januari hingga Februari tahun 2024. Hal ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena proses tanam dimulai pada Oktober setiap tahunnya.

Selain El Nino beberapa hal yang dapat menjadi penghambat pertumbuhan ekonomi di NTT adalah potensi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) kebijakan penurunan produksi oleh negara OPEC di tengah ketidakpastian global.

Baca juga: Dinas Pertanian NTT imbau petani harus mulai menanam

Selain itu juga eskalasi konflik di Timur Tengah yang melibatkan Israel berpotensi mendorong kenaikan harga minyak dunia dan komoditas global.

Baca juga: Airlangga Hartarto tepis tudingan soal bantuan beras untuk kepentingan politik

Baca juga: BPBD imbau petani tanam palawija umur pendek hadapi El Nino

Selain itu juga kenaikan harga komoditas pangan strategis akibat gangguan pasokan yang berpotensi mempengaruhi daya beli masyarakat. 

Pewarta : Kornelis Kaha
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024