Kupang (ANTARA) - Komandan Lanud El Tari Kupang Marsma TNI Djoko Hadipurwanto mengatakan bahwa Lanud El Tari sangat memungkinkan untuk menjadi tempat siaga bagi pesawat tempur mengingat NTT merupakan wilayah yang berbatasan dengan dua negara.
“Sebagai target Forward Operating Base atau FOB dan dengan semakin bertambahnya pesawat tempur yang dimiliki TNI AU, maka dari KSAU kemungkinan akan menempatkan pesawat tempur di sini, atau setidaknya di standby kan di sini,” katanya di Kupang, Rabu.
Hal ini disampaikannya berkaitan dengan upaya peningkatan keamanan di wilayah NTT mengingat NTT berbatasan dengan Timor Leste secara darat, laut dan udara serta dengan Australia dengan dibatasi oleh perbatasan laut dan udara.
Dia menjelaskan bahwa menjadi lokasi FOB artinya pangkalan udara EL tari menjadi pangkalan operasi terdepan yang disiapkan untuk menjembatani pelaksanaan operasi udara ke depan.
Komandan berbintang satu itu menambahkan bahwa pangkalan utama pesawat tempur akan tetap di Lanud Iswahyudi Makassar, tetapi satu penerbangan akan disiagakan di Lanud El Tari untuk siaga terus.
Djoko juga menambahkan bahwa saat ini dukungan alutsista untuk TNI AU sangat tinggi dan anggaran alutsista ujar dia kemungkinan lebih tinggi dari angkatan yang lain di Indonesia.
Karena ujar dia di tahun 2026 nanti akan ada sekitar 42 unit pesawat tempur jenis Rafale akan mulai beroperasi di Indonesia.
Menurut dia dengan tambahan 42 pesawat tempur itu maka, jumlah pesawat tempur Indonesia semakin banyak, mulai dari F-16 serta Sukhoi dan beberapa pesawat tempur lagi.
Karena itu menurut dia, sangat memungkinkan jika Lanud El Tari menjadi lokasi ditempatkannya pesawat tempur yang dimiliki TNI AU itu.
Lanud El Tari, kata dia, menjadi titik penting di wilayah perbatasan. Pertahanan udara di wilayah perbatasan seperti itu memegang peranan penting dalam menjaga wilayah perbatasan.
Dia bahkan juga mengatakan bahwa secara umum Lanud El Tari sudah siap jika ada pesawat tempur yang ditempatkan di hanggar yang sudah siap itu.