Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS di akhir perdagangan Rabu, tergelincir setelah Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan atau BI-Rate di level 6 persen.

Pada penutupan perdagangan, rupiah melemah 50 poin atau 0,32 persen menjadi Rp15.643 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.593 per dolar AS.

"Suku bunga BI ditahan tetap 6 persen guna menahan capital outflow lebih besar lagi," kata analis Bank Woori Saudara Rully Nova kepada ANTARA di Jakarta, Rabu, (17/1/2024).

Rully mengatakan jika suku bunga diturunkan maka spread dengan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed menjadi menipis dan rupiah menjadi tidak menarik lagi bagi investor asing.

Bank Indonesia (BI) melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 16-17 Januari 2024 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI-Rate tetap di level 6 persen.

Suku bunga deposit facility dipertahankan di posisi 5,25 persen, dan suku bunga lending facility juga tetap sebesar 6,75 persen.

Keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6 persen tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability yaitu untuk penguatan stabilisasi nilai tukar rupiah serta langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5 plus minus satu persen pada 2024.

Rully menuturkan pelemahan rupiah juga dipengaruhi oleh kenaikan indeks dolar AS. Indeks dolar AS naik menjadi 102,6. Selain itu, pasar menantikan pidato pejabat The Fed mengenai arah kebijakan suku bunga acuan ke depan.

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu, juga menurun ke posisi Rp15.639 per dolar AS dari posisi sebelumnya Rp15.592 per dolar AS.


Baca juga: Rupiah anjlok karena kekhawatiran terhadap risiko geopolitik

Baca juga: Rupiah awal pekan turun tipis di tengah surplus neraca perdagangan

Baca juga: Rupiah melemah jadi Rp15.430 per dolar AS









Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rupiah tergelincir ke Rp15.643 per dolar AS usai BI tahan suku bunga

Pewarta : Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024