Kupang, (AntaraNews) - DPD Real Estat Indonesia (REI) Nusa Tenggara Timur menargetkan penjualan rumah bersubsidi di provinsi berbasis kepulauan itu naik menjadi 3.500 unit rumah pada 2019.
"Jika dibandingkan tahun lalu, hanya 3.000 unit rumah yang terjual. Tetapi tahun ini kami akan tingkatkan lagi menjadi 3.500 unit," kata Ketua DPD REI NTT Bobby Pitoby kepada Antara di Kupang, Jumat, (1/2).
Ia mengatakan bahwa pada 2018, dari target 3.000 unit rumah, hanya 2.864 unit rumah yang terjual, sedangkan sisanya tidak terjual.
Menurutnya banyak kendala yang masih dihadapi untuk penjualan rumah di NTT ini, di antaranya tingginya biaya perolehan atas hak tanah dan bangunan (BPHTB).
Baca juga: REI NTT minta PLN dukung pembangunan perumahan
Baca juga: REI NTT: BPHTB penyebab minimnya penyerapan rumah
Baca juga: REI targetkan bangun 3.000 rumah pada 2018
Bobby Pitoby mengatakan, dengan biaya BPHTB yang tinggi, membuat masyarakat dengan ekonomi lemah menjadi kesulitan untuk memiliki rumah.
"Sudah sering kami sampaikan kepada Pemerintah Kota Kupang, hanya mengiyakan saja tetapi realisasinya belum ada sampai sekarang," ujar dia.
Ia optimistis target itu akan tercapai. Berbagai cara akan dilakukan oleh REI NTT agar penjualan rumah di NTT baik untuk MBR dan rumah komersial dapat tercapai target
REI NTT pada Maret akan mengelar kembali Expo yang besar, dengan tujuan agar semakin banyak warga yang membeli rumah. Saat ini kata dia ada 74 anggota REI NTT yang akan membangun rumah di NTT dan akan dijual pada tahun 2019 ini.
Ia mengatakan bahwa sampai saat ini dominasi penjualan rumah di NTT yang tertinggi adalah rumah bersubsidi karena selain harganya murah, masyarakat juga mamsih bisa mencicilnya setiap bulan.
Ia juga mengusulkan agar mulai sekarang masyarakat secepatnya membeli rumah subsidi karena pemerintah berencana menaikkan harga rumah bersubsidi NTT pada 2019.
"Sebenarnya mulai 1 Januari sudah ditetapkan harganya dari Rp148 jutaan per unit menjadi Rp158 juta per unit. Namun hingga saat ini masih dalam pengodokan sehingga kemungkinan awal ?Maret sudah ditetapkan harga baru," tambah dia.
"Jika dibandingkan tahun lalu, hanya 3.000 unit rumah yang terjual. Tetapi tahun ini kami akan tingkatkan lagi menjadi 3.500 unit," kata Ketua DPD REI NTT Bobby Pitoby kepada Antara di Kupang, Jumat, (1/2).
Ia mengatakan bahwa pada 2018, dari target 3.000 unit rumah, hanya 2.864 unit rumah yang terjual, sedangkan sisanya tidak terjual.
Menurutnya banyak kendala yang masih dihadapi untuk penjualan rumah di NTT ini, di antaranya tingginya biaya perolehan atas hak tanah dan bangunan (BPHTB).
Baca juga: REI NTT minta PLN dukung pembangunan perumahan
Baca juga: REI NTT: BPHTB penyebab minimnya penyerapan rumah
Baca juga: REI targetkan bangun 3.000 rumah pada 2018
Bobby Pitoby mengatakan, dengan biaya BPHTB yang tinggi, membuat masyarakat dengan ekonomi lemah menjadi kesulitan untuk memiliki rumah.
"Sudah sering kami sampaikan kepada Pemerintah Kota Kupang, hanya mengiyakan saja tetapi realisasinya belum ada sampai sekarang," ujar dia.
Ia optimistis target itu akan tercapai. Berbagai cara akan dilakukan oleh REI NTT agar penjualan rumah di NTT baik untuk MBR dan rumah komersial dapat tercapai target
REI NTT pada Maret akan mengelar kembali Expo yang besar, dengan tujuan agar semakin banyak warga yang membeli rumah. Saat ini kata dia ada 74 anggota REI NTT yang akan membangun rumah di NTT dan akan dijual pada tahun 2019 ini.
Ia mengatakan bahwa sampai saat ini dominasi penjualan rumah di NTT yang tertinggi adalah rumah bersubsidi karena selain harganya murah, masyarakat juga mamsih bisa mencicilnya setiap bulan.
Ia juga mengusulkan agar mulai sekarang masyarakat secepatnya membeli rumah subsidi karena pemerintah berencana menaikkan harga rumah bersubsidi NTT pada 2019.
"Sebenarnya mulai 1 Januari sudah ditetapkan harganya dari Rp148 jutaan per unit menjadi Rp158 juta per unit. Namun hingga saat ini masih dalam pengodokan sehingga kemungkinan awal ?Maret sudah ditetapkan harga baru," tambah dia.