Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengimbau para peternak babi untuk mewaspadai penyakit African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika dengan melakukan berbagai langkah antisipasi.
"Tingkatkan biosekuriti yang mana hanya peternak atau petugas kandang saja yang boleh masuk ke area kandang," kata Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Nagekeo, Klementina Dawo, dari Mbay, Nagekeo, Sabtu, (3/2/2024).
Imbauan tersebut dikeluarkan sehubungan dengan kejadian kematian babi karena ASF di kabupaten tetangga, yakni di Kabupaten Sikka dan Manggarai.
Klementina mengatakan penyakit ASF dapat menyebabkan kematian ternak babi dan belum ada obatnya.
Oleh karena itu, ia menegaskan agar masyarakat khususnya peternak babi untuk meningkatkan kebersihan dan sanitasi kandang serta melakukan disinfeksi rutin.
Menurut dia kekebalan ternak babi juga perlu ditingkatkan dengan cara pemberian pakan yang baik dan vitamin, serta tidak memberikan makanan hasil limbah olahan babi ke ternak babi.
"Dilarang memotong dan edarkan ternak babi yang mati. Babi yang mati harus dikubur atau dibakar untuk mencegah penyebaran," ucapnya.
Penyakit ASF memiliki tanda klinis seperti demam tinggi, depresi, tidak mau makan, kemerahan pada telinga, perut, dan kaki, serta keguguran pada induk yang bunting, dan kematian dalam waktu 6-13 hari.
Meski penyakit ini tidak menular ke manusia, namun ia mengingatkan masyarakat untuk pentingnya menghindari konsumsi daging babi dari wilayah tertular.
Upaya penyebarluasan informasi ini juga telah dilakukan ke masyarakat terutama di pasar-pasar agar para peternak dapat meningkatkan kewaspadaan.
"Bagi desa atau kelurahan yang hendak melakukan pengadaan ternak lewat APBDes atau dana kelurahan harus mengambil ternak babi lokal di wilayah Kabupaten Nagekeo dan wajib lakukan uji PCR bebas ASF," katanya menegaskan.
Baca juga: Pemkab Sikka imbau peternak jalankan biosekuriti cegah ASF
Baca juga: Karantina musnahkan 70 kilogram daging babi ilegal
Baca juga: Disnak Nagekeo perketat lalu lintas ternak cegah ASF
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemkab Nagekeo imbau peternak babi waspada penyakit ASF
"Tingkatkan biosekuriti yang mana hanya peternak atau petugas kandang saja yang boleh masuk ke area kandang," kata Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Nagekeo, Klementina Dawo, dari Mbay, Nagekeo, Sabtu, (3/2/2024).
Imbauan tersebut dikeluarkan sehubungan dengan kejadian kematian babi karena ASF di kabupaten tetangga, yakni di Kabupaten Sikka dan Manggarai.
Klementina mengatakan penyakit ASF dapat menyebabkan kematian ternak babi dan belum ada obatnya.
Oleh karena itu, ia menegaskan agar masyarakat khususnya peternak babi untuk meningkatkan kebersihan dan sanitasi kandang serta melakukan disinfeksi rutin.
Menurut dia kekebalan ternak babi juga perlu ditingkatkan dengan cara pemberian pakan yang baik dan vitamin, serta tidak memberikan makanan hasil limbah olahan babi ke ternak babi.
"Dilarang memotong dan edarkan ternak babi yang mati. Babi yang mati harus dikubur atau dibakar untuk mencegah penyebaran," ucapnya.
Penyakit ASF memiliki tanda klinis seperti demam tinggi, depresi, tidak mau makan, kemerahan pada telinga, perut, dan kaki, serta keguguran pada induk yang bunting, dan kematian dalam waktu 6-13 hari.
Meski penyakit ini tidak menular ke manusia, namun ia mengingatkan masyarakat untuk pentingnya menghindari konsumsi daging babi dari wilayah tertular.
Upaya penyebarluasan informasi ini juga telah dilakukan ke masyarakat terutama di pasar-pasar agar para peternak dapat meningkatkan kewaspadaan.
"Bagi desa atau kelurahan yang hendak melakukan pengadaan ternak lewat APBDes atau dana kelurahan harus mengambil ternak babi lokal di wilayah Kabupaten Nagekeo dan wajib lakukan uji PCR bebas ASF," katanya menegaskan.
Baca juga: Pemkab Sikka imbau peternak jalankan biosekuriti cegah ASF
Baca juga: Karantina musnahkan 70 kilogram daging babi ilegal
Baca juga: Disnak Nagekeo perketat lalu lintas ternak cegah ASF
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemkab Nagekeo imbau peternak babi waspada penyakit ASF