Manggarai Barat, NTT (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadikan daerah itu tidak hanya dikenal sebagai daerah pariwisata namun juga menjadi daerah penghasil bambu.
“Bambu manfaatnya banyak, nilai ekonominya tinggi, karena itu saya mengimbau seluruh masyarakat Manggarai Barat khususnya di Kecamatan Ndoso ini, ayo tanam bambu. Pemerintah telah membangun pabriknya di Labuan Bajo yaitu Rumah Produksi Bambu (RPB). Bahan bakunya harus dari Manggarai Barat, jika kurang, baru kita datangkan dari Kabupaten tetangga," kata Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi dalam keterangan di Labuan Bajo, Selasa, (6/2/2024).
Bupati yang akrab disapa Edi Endi itu menyampaikan hal tersebut saat melakukan kunjungan kerja di Kecamatan Ndoso, Kabupaten Manggarai Barat.
Dia menjelaskan RPB di Labuan Bajo memproduksi kusen, meja, kursi, lantai bambu dan berbagai peralatan lainnya berbahan dasar bambu.
Dia menambahkan bentuk konkret program ketahanan pangan adalah gerakan menanam bambu.
Selain untuk ketahanan pangan, lanjut dia, menanam bambu mempunyai keuntungan ekonomis, melindungi sumber mata air dan bahkan sebagai solusi krisis iklim yang saat ini melanda dunia, sebab bambu dapat menghasilkan oksigen dalam jumlah yang banyak.
“Menanam bambu sebagai bentuk konkret program ketahanan pangan. Tunas bambu atau rebung, menjadi alternatif pangan yang mempunyai nilai gizi yang tinggi yang bisa dimakan dalam rangka pemenuhan gizi keluarga, terutama anak-anak usia pertumbuhan sebagai makanan pendamping Air Susu Ibu," katanya.
Menurut dia, generasi penerus perlu disiapkan sejak dari kandungan sampai usia dua tahun, dengan pangan yang cukup selain ASI dalam rangka mempersiapkan generasi emas dan bonus demografi tahun 2045.
Melihat banyaknya manfaat bambu, lanjut dia, maka dalam petunjuk teknis (juknis) Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) dicantumkan menanam bambu sebagai bentuk aksi nyata keterlibatan desa yang berkontribusi dalam memberikan solusi masalah ketahanan pangan, masalah iklim dan masalah ekonomi.
Baca juga: Bupati Mabar ajak Menparekraf tanam bambu
Baca juga: Bupati Endi janji tambah ADD bagi desa yang sukses tanam bambu
Dia juga mengimbau seluruh kepala desa di Kecamatan Ndoso untuk berinovasi menyiapkan strategi baru meningkatkan perekonomian masyarakat desa.
Baca juga: Menparekraf Sandiaga apresiasi Kampus Bambu Komodo untuk ekraf berkelanjutan
Baca juga: Yayasan Bambu sebut 10 kabupaten di NTT berpotensi kembangkan agroekologi
“Harus optimis dan punya komitmen. Kita harus menjadi subyek untuk kemajuan, menjadi raja di tanah sendiri. Belum terlambat kita mulai mendorong ekonomi rakyat yang produktif, mengurangi ketergantungan terhadap semua jenis bantuan-bantuan pemerintah. Tugas pemimpin mencari strategi untuk wujudkan itu, harus menyiapkan instrumen yang inovatif," katanya.
“Bambu manfaatnya banyak, nilai ekonominya tinggi, karena itu saya mengimbau seluruh masyarakat Manggarai Barat khususnya di Kecamatan Ndoso ini, ayo tanam bambu. Pemerintah telah membangun pabriknya di Labuan Bajo yaitu Rumah Produksi Bambu (RPB). Bahan bakunya harus dari Manggarai Barat, jika kurang, baru kita datangkan dari Kabupaten tetangga," kata Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi dalam keterangan di Labuan Bajo, Selasa, (6/2/2024).
Bupati yang akrab disapa Edi Endi itu menyampaikan hal tersebut saat melakukan kunjungan kerja di Kecamatan Ndoso, Kabupaten Manggarai Barat.
Dia menjelaskan RPB di Labuan Bajo memproduksi kusen, meja, kursi, lantai bambu dan berbagai peralatan lainnya berbahan dasar bambu.
Dia menambahkan bentuk konkret program ketahanan pangan adalah gerakan menanam bambu.
Selain untuk ketahanan pangan, lanjut dia, menanam bambu mempunyai keuntungan ekonomis, melindungi sumber mata air dan bahkan sebagai solusi krisis iklim yang saat ini melanda dunia, sebab bambu dapat menghasilkan oksigen dalam jumlah yang banyak.
“Menanam bambu sebagai bentuk konkret program ketahanan pangan. Tunas bambu atau rebung, menjadi alternatif pangan yang mempunyai nilai gizi yang tinggi yang bisa dimakan dalam rangka pemenuhan gizi keluarga, terutama anak-anak usia pertumbuhan sebagai makanan pendamping Air Susu Ibu," katanya.
Menurut dia, generasi penerus perlu disiapkan sejak dari kandungan sampai usia dua tahun, dengan pangan yang cukup selain ASI dalam rangka mempersiapkan generasi emas dan bonus demografi tahun 2045.
Melihat banyaknya manfaat bambu, lanjut dia, maka dalam petunjuk teknis (juknis) Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) dicantumkan menanam bambu sebagai bentuk aksi nyata keterlibatan desa yang berkontribusi dalam memberikan solusi masalah ketahanan pangan, masalah iklim dan masalah ekonomi.
Baca juga: Bupati Mabar ajak Menparekraf tanam bambu
Baca juga: Bupati Endi janji tambah ADD bagi desa yang sukses tanam bambu
Dia juga mengimbau seluruh kepala desa di Kecamatan Ndoso untuk berinovasi menyiapkan strategi baru meningkatkan perekonomian masyarakat desa.
Baca juga: Menparekraf Sandiaga apresiasi Kampus Bambu Komodo untuk ekraf berkelanjutan
Baca juga: Yayasan Bambu sebut 10 kabupaten di NTT berpotensi kembangkan agroekologi
“Harus optimis dan punya komitmen. Kita harus menjadi subyek untuk kemajuan, menjadi raja di tanah sendiri. Belum terlambat kita mulai mendorong ekonomi rakyat yang produktif, mengurangi ketergantungan terhadap semua jenis bantuan-bantuan pemerintah. Tugas pemimpin mencari strategi untuk wujudkan itu, harus menyiapkan instrumen yang inovatif," katanya.