Kupang, NTT (ANTARA) - Kantor Bank Indonesia Wilayah Perwakilan Nusa Tenggara Timur mencatat transaksi dengan menggunakan sistem pembayaran Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di wilayahnya pada Januari 2024 mengalami peningkatan 141 persen dibandingkan periode sama 2023.
"Tahun lalu (2023) di bulan Januari, jumlah nominal transaksi nontunai menggunakan QRIS mencapai Rp32 miliar, tetapi di Januari 2024 transaksi pembayaran nontunai dengan QRIS mencapai Rp77 miliar," kata Kepala Kantor Perwakilan BI NTT Agus Sistyo Widjajati di Kupang, NTT, Kamis, (7/3/2024).
Sementara, jumlah pengguna QRIS di NTT pada 2023 mencapai 2,97 juta orang.
Pada 2024, BI NTT menargetkan kenaikan pengguna QRIS menjadi 5,6 juta orang dengan nominal transaksi mencapai Rp505,43 miliar atau naik 237,68 persen secara year on year (yoy).
Lebih lanjut, kata dia, pihaknya terus menyosialisasikan penggunaan QRIS tersebut kepada masyarakat, sehingga masyarakat tahu bahwa sistem pembayaran nontunai, yang diluncurkan pada 2019 itu merupakan sistem pembayaran, yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal (cemumuah).
Baca juga: BI NTT kumpulkan 395 kantong darah dalam aksi donor darah
"Transaksi digital atau nontunai itu cepat, mudah dan aman serta lebih murah karena itu terus kita galakkan sosialisasi kepada masyarakat," ujar dia.
Baca juga: BI siapkan Rp197,6 triliun jelang Idul Fitri
Baca juga: BI NTT sebut harga beras stabil jelang Ramadhan
BI NTT terus berkomitmen untuk meningkatkan penggunaan QRIS melalui sisi supply (merchant QRIS) dan demand (pengguna QRIS) di provinsi kepulauan itu.
"Tahun lalu (2023) di bulan Januari, jumlah nominal transaksi nontunai menggunakan QRIS mencapai Rp32 miliar, tetapi di Januari 2024 transaksi pembayaran nontunai dengan QRIS mencapai Rp77 miliar," kata Kepala Kantor Perwakilan BI NTT Agus Sistyo Widjajati di Kupang, NTT, Kamis, (7/3/2024).
Sementara, jumlah pengguna QRIS di NTT pada 2023 mencapai 2,97 juta orang.
Pada 2024, BI NTT menargetkan kenaikan pengguna QRIS menjadi 5,6 juta orang dengan nominal transaksi mencapai Rp505,43 miliar atau naik 237,68 persen secara year on year (yoy).
Lebih lanjut, kata dia, pihaknya terus menyosialisasikan penggunaan QRIS tersebut kepada masyarakat, sehingga masyarakat tahu bahwa sistem pembayaran nontunai, yang diluncurkan pada 2019 itu merupakan sistem pembayaran, yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal (cemumuah).
Baca juga: BI NTT kumpulkan 395 kantong darah dalam aksi donor darah
"Transaksi digital atau nontunai itu cepat, mudah dan aman serta lebih murah karena itu terus kita galakkan sosialisasi kepada masyarakat," ujar dia.
Baca juga: BI siapkan Rp197,6 triliun jelang Idul Fitri
Baca juga: BI NTT sebut harga beras stabil jelang Ramadhan
BI NTT terus berkomitmen untuk meningkatkan penggunaan QRIS melalui sisi supply (merchant QRIS) dan demand (pengguna QRIS) di provinsi kepulauan itu.