Kupang (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur merujuk dua warga yang digigit anjing terinfeksi rabies ke Larantuka, Kabupaten Flores Timur untuk mendapatkan suntikan vaksin antirabies.
"Keduanya sudah dibawa ke Larantuka untuk ditangani dan mendapatkan VAR walaupun belum ada gejala-gejala yang menunjukkan keduanya terinfeksi virus rabies," kata Kepala Dinas Pertanian dan Kesehatan Hewan Sikka Yohanes Emil Satriawan Sadipun di Kupang, Kamis, (16/5/2024).
Dia mengatakan alasan dirujuknya kedua korban gigitan anjing itu ke Larantuka karena stok VAR yang dimiliki dinas terkait setempat telah habis atau kosong.
Sehingga kata dia, setelah kedua korban digit anjing terkena rabies itu hingga saat ini belum mendapatkan VAR.
"Jika sudah dibawa ke sana, kami pastikan akan ditangani dengan baik sehingga tidak ada lagi korban jiwa," ujar dia.
Dia menjelaskan bahwa warga Sikka bernama Yohanes Yubensius Hoba (33) digigit anjing pada tanggal 9 Mei 2024, dan seorang anak berusia lima tahun digigit anjing pada Selasa (14/5) lalu.
Yohanes Hoba digigit anjing di bagian lehernya saat dirinya terjatuh. Pihaknya menduga korban sedang mabuk akibat mengonsumsi minuman keras.
Anjing yang menggigitnya belum divaksin dan masih berumur lima bulan. Sementara bocah berusia lima tahun, digigit anjing tetangganya saat sedang main di di halaman rumahnya.
"Anjing yang menggigit anak itu berusia lima tahun dan sedang beranak, serta sudah divaksin pada Mei 2023 lalu," ujar dia.
Baca juga: Sekda Nagekeo minta kepala desa proaktif bantu vaksinasi rabies
Saat ini kata dia, pihaknya masih mengobservasi kedua anjing yang menggigit warga Sikka tersebut dalam waktu 14 hari. Jika dalam waktu tersebut anjing itu tidak mati maka sudah pasti anjing itu bebas dari rabies.
Baca juga: Kepala BNPB tinjau vaksinasi antisipasi rabies di NTT
Dia menambahkan bahwa untuk pengadaan VAR pihaknya sudah meminta dan sudah ditangani oleh Dinas Kesehatan Sikka agar segera dikirim dalam waktu dekat.
"Keduanya sudah dibawa ke Larantuka untuk ditangani dan mendapatkan VAR walaupun belum ada gejala-gejala yang menunjukkan keduanya terinfeksi virus rabies," kata Kepala Dinas Pertanian dan Kesehatan Hewan Sikka Yohanes Emil Satriawan Sadipun di Kupang, Kamis, (16/5/2024).
Dia mengatakan alasan dirujuknya kedua korban gigitan anjing itu ke Larantuka karena stok VAR yang dimiliki dinas terkait setempat telah habis atau kosong.
Sehingga kata dia, setelah kedua korban digit anjing terkena rabies itu hingga saat ini belum mendapatkan VAR.
"Jika sudah dibawa ke sana, kami pastikan akan ditangani dengan baik sehingga tidak ada lagi korban jiwa," ujar dia.
Dia menjelaskan bahwa warga Sikka bernama Yohanes Yubensius Hoba (33) digigit anjing pada tanggal 9 Mei 2024, dan seorang anak berusia lima tahun digigit anjing pada Selasa (14/5) lalu.
Yohanes Hoba digigit anjing di bagian lehernya saat dirinya terjatuh. Pihaknya menduga korban sedang mabuk akibat mengonsumsi minuman keras.
Anjing yang menggigitnya belum divaksin dan masih berumur lima bulan. Sementara bocah berusia lima tahun, digigit anjing tetangganya saat sedang main di di halaman rumahnya.
"Anjing yang menggigit anak itu berusia lima tahun dan sedang beranak, serta sudah divaksin pada Mei 2023 lalu," ujar dia.
Baca juga: Sekda Nagekeo minta kepala desa proaktif bantu vaksinasi rabies
Saat ini kata dia, pihaknya masih mengobservasi kedua anjing yang menggigit warga Sikka tersebut dalam waktu 14 hari. Jika dalam waktu tersebut anjing itu tidak mati maka sudah pasti anjing itu bebas dari rabies.
Baca juga: Kepala BNPB tinjau vaksinasi antisipasi rabies di NTT
Dia menambahkan bahwa untuk pengadaan VAR pihaknya sudah meminta dan sudah ditangani oleh Dinas Kesehatan Sikka agar segera dikirim dalam waktu dekat.