Labuan Bajo (ANTARA) - Pemerintah Daerah (Pemda) Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) akan memiliki dua Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang baru yakni di Desa Warloka Pesisir dan Desa Rangko untuk menggerakkan, meningkatkan perdagangan, usaha dan kesejahteraan nelayan di Labuan Bajo.
"Sekarang baru melakukan survei di Rangko Kecamatan Boleng, jadi nanti ada dua di Warloka Pesisir Kecamatan Komodo dan Rangko," kata kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Manggarai Barat, Fatinci Reynilda di Labuan Bajo, Selasa, (4/6/2024).
Ia menjelaskan TPI di Warloka Pesisir nantinya berbentuk selter yang juga memiliki fungsi sebagai tempat dan pemasaran ikan hasil tangkapan nelayan.
Pembangunan selter perikanan di Warloka Pesisir akan dilaksanakan pada Juni 2024 ini oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan melalui Program Kampung Nelayan Modern (Kalamo).
"Namanya bukan TPI tapi hanya selter, kalau kita menggunakan TPI itu proses perizinannya panjang jadi lama baru kita bisa membangun lagi di Warloka pesisir, jadi nanti selter TPI tempatnya kecil saja nanti hanya ikan masuk langsung pelelangan setelah itu dibawa keluar sehingga tidak terlalu butuh tempat yang luas," katanya.
Untuk rencana pembangunan TPI Rangko, kata dia, pemerintah daerah telah melakukan pengukuran lahan, menghitung kebutuhan anggaran pembangunan dan desain TPI.
"Semua sudah ada dan dalam bentuk proposal, kita sudah kirimkan juga ke Kementerian Kelautan dan Perikanan karena mereka yang punya tupoksi untuk membangun TPI di sana juga, mudah-mudahan ada anggarannya," ungkapnya.
Ia juga menjelaskan pembangunan dua TPI baru di Labuan Bajo lebih khusus untuk membantu petani untuk menekan biaya operasional untuk menangkap ikan dan meningkatkan usaha perdagangan nelayan.
Sebab, lanjut dia, selama ini para nelayan yang melaut di wilayah perairan Manggarai Barat seperti di Kecamatan Komodo dan Boleng mengeluarkan biaya operasional bahan bakar yang cukup tinggi jika menjual hasil tangkapan di TPI Kampung Ujung.
"Wilayah tangkapan ikan nelayan justru lebih dekat ke Warloka pesisir atau bahkan kalau nelayan yang lain di Bari dan Boleng lebih dekat dengan Rangko, bayangkan kalau mereka harus membawanya ke TPI Kampung Ujung biaya bahan bakar yang mereka keluarkan itu lebih besar begitu," jelasnya.
Baca juga: Pemda Manggarai Barat adakan drone sprayer kendalikan hama tanaman
Di lain sisi, kata dia, aktivitas TPI Labuan Bajo yang berada di Kelurahan Labuan Bajo dinilai cukup terganggu karena perkembangan Labuan Bajo sebagai kota pariwisata.
Baca juga: Pemda Mabar-Penertibkan pedagang pasar untuk kenyamanan wisatawan
"Juga kita ingin menjaga kebersihan kota dan laut di dalam Kota Labuan Bajo," katanya.
"Sekarang baru melakukan survei di Rangko Kecamatan Boleng, jadi nanti ada dua di Warloka Pesisir Kecamatan Komodo dan Rangko," kata kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Manggarai Barat, Fatinci Reynilda di Labuan Bajo, Selasa, (4/6/2024).
Ia menjelaskan TPI di Warloka Pesisir nantinya berbentuk selter yang juga memiliki fungsi sebagai tempat dan pemasaran ikan hasil tangkapan nelayan.
Pembangunan selter perikanan di Warloka Pesisir akan dilaksanakan pada Juni 2024 ini oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan melalui Program Kampung Nelayan Modern (Kalamo).
"Namanya bukan TPI tapi hanya selter, kalau kita menggunakan TPI itu proses perizinannya panjang jadi lama baru kita bisa membangun lagi di Warloka pesisir, jadi nanti selter TPI tempatnya kecil saja nanti hanya ikan masuk langsung pelelangan setelah itu dibawa keluar sehingga tidak terlalu butuh tempat yang luas," katanya.
Untuk rencana pembangunan TPI Rangko, kata dia, pemerintah daerah telah melakukan pengukuran lahan, menghitung kebutuhan anggaran pembangunan dan desain TPI.
"Semua sudah ada dan dalam bentuk proposal, kita sudah kirimkan juga ke Kementerian Kelautan dan Perikanan karena mereka yang punya tupoksi untuk membangun TPI di sana juga, mudah-mudahan ada anggarannya," ungkapnya.
Ia juga menjelaskan pembangunan dua TPI baru di Labuan Bajo lebih khusus untuk membantu petani untuk menekan biaya operasional untuk menangkap ikan dan meningkatkan usaha perdagangan nelayan.
Sebab, lanjut dia, selama ini para nelayan yang melaut di wilayah perairan Manggarai Barat seperti di Kecamatan Komodo dan Boleng mengeluarkan biaya operasional bahan bakar yang cukup tinggi jika menjual hasil tangkapan di TPI Kampung Ujung.
"Wilayah tangkapan ikan nelayan justru lebih dekat ke Warloka pesisir atau bahkan kalau nelayan yang lain di Bari dan Boleng lebih dekat dengan Rangko, bayangkan kalau mereka harus membawanya ke TPI Kampung Ujung biaya bahan bakar yang mereka keluarkan itu lebih besar begitu," jelasnya.
Baca juga: Pemda Manggarai Barat adakan drone sprayer kendalikan hama tanaman
Di lain sisi, kata dia, aktivitas TPI Labuan Bajo yang berada di Kelurahan Labuan Bajo dinilai cukup terganggu karena perkembangan Labuan Bajo sebagai kota pariwisata.
Baca juga: Pemda Mabar-Penertibkan pedagang pasar untuk kenyamanan wisatawan
"Juga kita ingin menjaga kebersihan kota dan laut di dalam Kota Labuan Bajo," katanya.