Lewoleba (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) melakukan vaksinasi darurat pada anjing peliharaan milik warga di Kelurahan Lewoleba Timur untuk mencegah penularan rabies.
"Itu tindakan cepat melokalisir di wilayah kasus dengan pelaksanaan vaksinasi," kata Petugas Kesehatan Hewan DPKP Kabupaten Lembata Gregorius Dengaka di Lewoleba, Ibu Kota Kabupaten Lembata, Rabu, (5/6/2024).
Kelurahan Lewoleba Timur salah satu kelurahan di Kecamatan Nubatukan yang menjadi zona merah rabies. Vaksinasi darurat dilakukan dengan waktu dan areal yang terbatas.
Ia mengatakan jumlah anjing yang telah berhasil mendapatkan vaksin hari ini 46 ekor. Upaya "jemput bola" ini direncanakan berlangsung hingga Kamis (6/6). Namun, jumlah anjing yang akan divaksinasi bergantung dari situasi di lapangan.
"Karena kondisi di lapangan anjing dilepaskan bebas berkeliaran, pemilik tidak bisa pegang, jadi kami kesulitan," ucapnya.
Berdasarkan data DPKP Kabupaten Lembata, jumlah anjing di daerah itu 27.237 ekor tersebar di sembilan kecamatan. Dari jumlah tersebut, 1.897 ekor anjing telah mendapatkan vaksin rabies.
Ketersediaan vaksin masih menjadi salah satu kendala yang dialami dinas setempat dalam percepatan vaksinasi. Stok vaksin yang saat ini tersedia 201 vial, cukup untuk disuntikkan kepada 2.010 ekor anjing.
"Sehingga vaksinasi massal setelah persediaan vaksinnya cukup," ucapnya.
Pemerhati rabies yang juga Sekretaris Komite Rabies Flores dan Lembata dokter Asep Purnama mengatakan pertolongan pertama merupakan langkah penting yang harus diketahui untuk menolong korban gigitan anjing.
Luka gigitan anjing harus dicuci dengan air mengalir dan menggunakan sabun atau detergen selama 15 menit.
Selanjutnya, korban harus segera dibawa ke puskesmas atau rumah sakit untuk mendapatkan vaksin antirabies (VAR) atau serum antirabies (SAR) sesuai petunjuk petugas kesehatan.
Bagi pemilik anjing, ia menyarankan untuk membawa anjing peliharaan mendapatkan vaksinasi rabies serta mengikat atau mengandangkan anjing.
"Karena luka gigitan yang berisiko tinggi membuat perjalanan virus ke otak lebih cepat," kata dia.
Baca juga: Lembata imbau warga laporkan anjing yang belum tervaksin
Kabupaten Lembata telah berstatus Siaga Darurat Bencana Non Alam Kejadian Luar Biasa Rabies.
Baca juga: Distan Kota Kupang jemput bola layani vaksinasi rabies
Status siaga darurat itu terhitung sejak 1 April hingga 31 Desember 2024.
"Itu tindakan cepat melokalisir di wilayah kasus dengan pelaksanaan vaksinasi," kata Petugas Kesehatan Hewan DPKP Kabupaten Lembata Gregorius Dengaka di Lewoleba, Ibu Kota Kabupaten Lembata, Rabu, (5/6/2024).
Kelurahan Lewoleba Timur salah satu kelurahan di Kecamatan Nubatukan yang menjadi zona merah rabies. Vaksinasi darurat dilakukan dengan waktu dan areal yang terbatas.
Ia mengatakan jumlah anjing yang telah berhasil mendapatkan vaksin hari ini 46 ekor. Upaya "jemput bola" ini direncanakan berlangsung hingga Kamis (6/6). Namun, jumlah anjing yang akan divaksinasi bergantung dari situasi di lapangan.
"Karena kondisi di lapangan anjing dilepaskan bebas berkeliaran, pemilik tidak bisa pegang, jadi kami kesulitan," ucapnya.
Berdasarkan data DPKP Kabupaten Lembata, jumlah anjing di daerah itu 27.237 ekor tersebar di sembilan kecamatan. Dari jumlah tersebut, 1.897 ekor anjing telah mendapatkan vaksin rabies.
Ketersediaan vaksin masih menjadi salah satu kendala yang dialami dinas setempat dalam percepatan vaksinasi. Stok vaksin yang saat ini tersedia 201 vial, cukup untuk disuntikkan kepada 2.010 ekor anjing.
"Sehingga vaksinasi massal setelah persediaan vaksinnya cukup," ucapnya.
Pemerhati rabies yang juga Sekretaris Komite Rabies Flores dan Lembata dokter Asep Purnama mengatakan pertolongan pertama merupakan langkah penting yang harus diketahui untuk menolong korban gigitan anjing.
Luka gigitan anjing harus dicuci dengan air mengalir dan menggunakan sabun atau detergen selama 15 menit.
Selanjutnya, korban harus segera dibawa ke puskesmas atau rumah sakit untuk mendapatkan vaksin antirabies (VAR) atau serum antirabies (SAR) sesuai petunjuk petugas kesehatan.
Bagi pemilik anjing, ia menyarankan untuk membawa anjing peliharaan mendapatkan vaksinasi rabies serta mengikat atau mengandangkan anjing.
"Karena luka gigitan yang berisiko tinggi membuat perjalanan virus ke otak lebih cepat," kata dia.
Baca juga: Lembata imbau warga laporkan anjing yang belum tervaksin
Kabupaten Lembata telah berstatus Siaga Darurat Bencana Non Alam Kejadian Luar Biasa Rabies.
Baca juga: Distan Kota Kupang jemput bola layani vaksinasi rabies
Status siaga darurat itu terhitung sejak 1 April hingga 31 Desember 2024.