Labuan Bajo (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengimbau warga di daerah itu agar mewaspadai dampak hujan seperti banjir.
 
"Kami sudah mengimbau kepada seluruh kepala desa di Kabupaten Nagekeo untuk mewaspadai anomali iklim yang tidak menentu karena hampir semua wilayah di Kabupaten Nagekeo di bagian selatan berada di topografi yang berbukit dan curam," kata Kepala Pelaksana BPBD Nagekeo Agustinus Pone yang dihubungi dari Labuan Bajo, Sabtu, (8/6/2024).
 
Ia menjelaskan wilayah yang berpotensi terjadi bencana banjir berada di bagian selatan Kabupaten Nagekeo seperti di Kecamatan Nangaroro, Kecamatan Keo Tengah dan Kecamatan Mauponggo.
 
"Waspadai hujan dengan intensitas tinggi dan jika menemukan gejala-gejala tidak lazim akibat intensitas hujan yang tinggi diharapkan untuk segera mengungsi ke wilayah yang lebih aman," katanya.
 
Ia juga menyebutkan hujan deras telah mengakibatkan beberapa desa di Kecamatan Nangaroro dilanda banjir pada Jumat (7/6) lalu.
 
"Di Desa Ulupulu Kecamatan Nangaroro terjadi banjir yang masif. Luapan air melintasi badan jalan negara dengan membawa sedimen berupa bebatuan dan tanah yang menutupi area lubang jembatan atau deker, sehingga air meluber melewati jalan yang mengakibatkan beberapa rumah juga terdampak banjir," katanya.
 
Di Desa Ulupulu terdapat dua rumah rusak akibat terdampak banjir dan satu keluarga terpaksa mengungsi.
 
"Kami sudah melakukan pembersihan baik sedimen yang menutupi rumah warga dan juga bebatuan kecil yang menutupi jalan. Sedangkan untuk bebatuan besar kami sudah berkoordinasi dengan Satker PU Provinsi Cabang Ende," katanya.

Baca juga: BPBD Ngada tangani bencana banjir dan longsor di 7 kecamatan
 
Ada juga satu warga Desa Lokalaba, Kecamatan Mauponggo yang dilaporkan meninggal karena tertimpa batu longsoran.

Baca juga: PLN NTT ingatkan warga mitigasi bencana kelistrikan saat terjadi angin kencang
 
"Korban sedang melakukan pekerjaannya di kebun dan saat hujan terjadi tidak menyadari ada longsoran batu yang mengarah ke pondoknya sehingga ia menjadi korban dari bencana tersebut," katanya.

Pewarta : Gecio Viana
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024