Kupang (ANTARA) - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) mendorong UMKM untuk naik kelas dan mampu bersaing lewat acara Gebyar UMKM dan Sawit NTT yang dilaksanakan mulai tanggal 5 hingga 7 Juli di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Ini kolaborasi untuk mendorong UMKM di NTT agar dapat naik level atau naik kelas," kata Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi NTT Catur Ariyanto Widodo dalam sambutannya pada acara Gebyar UMKM dan Sawit NTT di Kota Kupang, Jumat, (5/7).
Gebyar UMKM dan Sawit NTT menghadirkan pameran 22 UMKM binaan Kemenkeu Satu, serta Dekranasda Provinsi NTT dan Kota Kupang.
Selain pameran, ada pula sesi dialog tentang dukungan pembiayaan bagi UMKM serta promosi produk sawit.
Catur menjelaskan Kemenkeu juga mengambil andil dalam melakukan pemberdayaan UMKM, salah satunya dukungan agar UMKM naik kelas lewat digitalisasi dan globalisasi.
Program pemberdayaan untuk mendukung UMKM tumbuh melalui digitalisasi dan globalisasi mencakup beberapa dukungan.
Pertama, mendorong UMKM untuk bergabung dalam ekosistem Digipay dan e-katalog, yang mana pemerintah telah menyediakan marketplace yang bisa digunakan untuk pengadaan barang dan jasa di lingkungan instansi pemerintah.
Selanjutnya, pemerintah telah mendorong UMKM untuk memahami proses pelaporan pajak dan sertifikasi produk serta pelatihan ekspor untuk mendukung UMKM Siap Go Internasional.
Ketiga, optimalisasi situs lelang.go.id yang membantu penjualan produk UMKM. Keempat, perluasan akses pembiayaan atau digitalisasi pembayaran bagi UMKM serta meningkatkan kapasitas usaha.
"Terakhir, peningkatan kerja sama, sinergi, dan kolaborasi dengan instansi pemerintah lainnya, serta pihak swasta," ucapnya.
Pada kesempatan itu, DJPb NTT memberikan apresiasi atas kerja sama untuk mempromosikan sawit di NTT.
Ia mengatakan ada beberapa narasumber dari asosiasi kelapa sawit yang akan hadir untuk menyebarluaskan edukasi tentang sawit di NTT.
"Tujuannya mendorong atau mengamplifikasi edukasi kelapa sawit," kata Catur.
Ia pun berharap acara Gebyar UMKM dan Sawit NTT dapat menjadi momen baik untuk UMKM dan masyarakat.
"Harapannya dengan acara ini, sawit di NTT mendapatkan persepsi positif dan pertumbuhan UMKM juga berkembang baik," katanya berharap.
Yasinta Muti (36) dari salah satu UMKM binaan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) memberikan apresiasi atas dukungan Kemenkeu bagi para pelaku usaha.
Baca juga: DJPb NTT fasilitasi pelatihan desain kemasan dan sosialisasi SPP-IRT bagi UMKM
Lewat pameran dalam acara itu, ia berharap semakin banyak orang yang tertarik untuk membeli produk UMKM, khususnya tenun dari Pulau Timor.
Baca juga: UMKM Wolowio diikutkan dalam WoC 2024 di Denmark
"Dari pagi jam 10 sudah ada yang beli sampai Rp3,5 juta, semoga lebih banyak lagi sehingga selesai pameran ada berkat yang kami bawa pulang," katanya optimis.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenkeu hadirkan Gebyar UMKM dan Sawit NTT agar naik kelas
"Ini kolaborasi untuk mendorong UMKM di NTT agar dapat naik level atau naik kelas," kata Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi NTT Catur Ariyanto Widodo dalam sambutannya pada acara Gebyar UMKM dan Sawit NTT di Kota Kupang, Jumat, (5/7).
Gebyar UMKM dan Sawit NTT menghadirkan pameran 22 UMKM binaan Kemenkeu Satu, serta Dekranasda Provinsi NTT dan Kota Kupang.
Selain pameran, ada pula sesi dialog tentang dukungan pembiayaan bagi UMKM serta promosi produk sawit.
Catur menjelaskan Kemenkeu juga mengambil andil dalam melakukan pemberdayaan UMKM, salah satunya dukungan agar UMKM naik kelas lewat digitalisasi dan globalisasi.
Program pemberdayaan untuk mendukung UMKM tumbuh melalui digitalisasi dan globalisasi mencakup beberapa dukungan.
Pertama, mendorong UMKM untuk bergabung dalam ekosistem Digipay dan e-katalog, yang mana pemerintah telah menyediakan marketplace yang bisa digunakan untuk pengadaan barang dan jasa di lingkungan instansi pemerintah.
Selanjutnya, pemerintah telah mendorong UMKM untuk memahami proses pelaporan pajak dan sertifikasi produk serta pelatihan ekspor untuk mendukung UMKM Siap Go Internasional.
Ketiga, optimalisasi situs lelang.go.id yang membantu penjualan produk UMKM. Keempat, perluasan akses pembiayaan atau digitalisasi pembayaran bagi UMKM serta meningkatkan kapasitas usaha.
"Terakhir, peningkatan kerja sama, sinergi, dan kolaborasi dengan instansi pemerintah lainnya, serta pihak swasta," ucapnya.
Pada kesempatan itu, DJPb NTT memberikan apresiasi atas kerja sama untuk mempromosikan sawit di NTT.
Ia mengatakan ada beberapa narasumber dari asosiasi kelapa sawit yang akan hadir untuk menyebarluaskan edukasi tentang sawit di NTT.
"Tujuannya mendorong atau mengamplifikasi edukasi kelapa sawit," kata Catur.
Ia pun berharap acara Gebyar UMKM dan Sawit NTT dapat menjadi momen baik untuk UMKM dan masyarakat.
"Harapannya dengan acara ini, sawit di NTT mendapatkan persepsi positif dan pertumbuhan UMKM juga berkembang baik," katanya berharap.
Yasinta Muti (36) dari salah satu UMKM binaan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) memberikan apresiasi atas dukungan Kemenkeu bagi para pelaku usaha.
Baca juga: DJPb NTT fasilitasi pelatihan desain kemasan dan sosialisasi SPP-IRT bagi UMKM
Lewat pameran dalam acara itu, ia berharap semakin banyak orang yang tertarik untuk membeli produk UMKM, khususnya tenun dari Pulau Timor.
Baca juga: UMKM Wolowio diikutkan dalam WoC 2024 di Denmark
"Dari pagi jam 10 sudah ada yang beli sampai Rp3,5 juta, semoga lebih banyak lagi sehingga selesai pameran ada berkat yang kami bawa pulang," katanya optimis.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenkeu hadirkan Gebyar UMKM dan Sawit NTT agar naik kelas