Kupang, NTT (ANTARA) - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat jumlah realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) per Mei 2025 mencapai total Rp1,14 triliun kepada 26.805 debitur.
“Total penyaluran KUR selama Januari hingga Mei 2025 adalah sebesar Rp1,14 triliun bagi 26.805 debitur di wilayah NTT,” kata Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi NTT Kemenkeu Adi Setiawan dalam jumpa pers di Kupang, Rabu.
Ia mengatakan dari total Rp1,14 triliun penyaluran terbesar adalah melalui Bank BRI dengan jumlah Rp932,99 miliar.
Lalu, diikuti oleh penyalur terbesar kedua yaitu Bank Mandiri dengan jumlah Rp97,86 miliar dan posisi ketiga Bank Negara Indonesia (BNI) sebesar 96,53 triliun.
Menurutnya kondisi di NTT ada salah satu penyalur yang lebih mendominasi tetapi, hal ini bukanlah masalah sebenarnya.
“Hal ini bukanlah masalah karena yang terpenting dari sisi penyaluran per wilayah sedapat mungkin semuanya sudah bisa memperoleh fasilitas layanan KUR,” katanya.
Namun, ia ingin agar sebaiknya ke depan dibangun koordinasi supaya potensi penyaluran KUR bisa merata bagi penyedia yang lain .
Ia juga menyampaikan bahwa skema mikro menjadi skema dengan penyaluran terbesar hingga mencapai Rp807,56 miliar kepada Rp1.627 debitur.
Sementara menurut wilayah, penyaluran terbesar adalah di Kota Kupang dengan total penyaluran Rp126,37 miliar untuk 1.627 debitur.
Selanjutnya, diikuti oleh Kabupaten Ende sebesar Rp94,57 miliar dan Kabupaten Ngada sebesar Rp79,87 miliar.
“Kota Kupang masih menjadi wilayah dengan penyaluran KUR tertinggi, karena itu perlu kita dorong lewat forum koordinasi demi menciptakan akses ibadah yang lebih merata bagi seluruh pihak yang turut,” katanya.