Kupang (ANTARA) - Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memfasilitasi pelatihan desain dan pengemasan produk, serta sosialisasi Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) bagi pelaku UMKM di Kota Kupang.
"DJPb fokus dalam pembinaan UMKM yang masih dalam tahap rintisan atau startup yang baru dibentuk, sehingga pelatihan ini harapannya mendorong produk akan dikenal, dipilih konsumen menjadi alternatif produk berkualitas untuk dikonsumsi masyarakat," kata Kepala Kantor Wilayah DJPb NTT Catur Ariyanto Widodo dalam kegiatan Pelatihan Desain dan Packaging Produk serta Sosialisasi SPP-IRT UMKM di Gedung Keuangan Kota Kupang, Rabu, (26/6/2024).
Ia menjelaskan, sebagian besar UMKM yang mendaftar untuk mengikuti kegiatan tersebut memiliki kebutuhan pengetahuan pada sisi desain dan pengemasan produk, serta sertifikasi produk.
Dengan pelatihan itu, peserta bisa mengetahui cara mendesain dan mengemas produk yang bisa menarik perhatian untuk dipasarkan di gerai-gerai. Tak hanya itu, peserta juga mendapatkan informasi cara untuk mendapatkan Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT).
"Harapannya produk dapat dipasarkan lebih luas lagi," ucapnya.
Tak hanya peningkatan kapasitas produk, Catur menyampaikan dukungan DJPb NTT juga berkaitan dengan pembinaan akses pembiayaan. Ia menjelaskan pemerintah telah menyediakan akses pembiayaan lewat Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pembiayaan Ultra Mikro (UMi). Dua pembiayaan itu memiliki bunga yang disubsidi oleh pemerintah atau berasal dari dana investasi pemerintah.
KUR sendiri biasanya disalurkan oleh lembaga perbankan, sedangkan UMi disalurkan oleh lembaga pembiayaan non perbankan seperti PT Permodalan Nasional Madani (PMN), PT Pegadaian, dan koperasi.
"Yang butuh pembiayaan bisa mengakses salah satu dari kedua hal tersebut, apa KUR atau UMi," kata Catur.
Dalam kesempatan itu, Fungsional Pengawas Koperasi Ahli Muda Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi NTT, Nelciana Soruh juga menyampaikan beberapa tantangan yang menjadi perhatian penting bagi pelaku UMKM.
Ia menyebut banyak produk UMKM harusnya memiliki harga yang murah, namun terkendala dengan pemesanan kemasan dari luar wilayah NTT sehingga harga produk pun menjadi mahal.
Selain itu, literasi keuangan dan bisnis dinilai masih kurang, belum ada perencanaan bisnis yang baik, pasar yang terbilang masih lokal, serta belum masuk dalam proses pemasaran digital.
"Sehingga kita upayakan banyak hal melalui pelatihan literasi keuangan dan soft skill," katanya.
Lebih lanjut ia menyoroti bahwa UMKM di NTT masih sulit bersaing di tingkat nasional dan internasional karena belum semua produk memenuhi sistem keamanan produk.
Untuk itu ia mengajak pelaku UMKM untuk meningkatkan kualitas dan memberi jaminan kepada konsumen dengan memenuhi kriteria keamanan produk pangan.
"Tantangannya adalah safety yakni prosedur pengolahannya dan langkah yang harus dilakukan," katanya menjelaskan.
Baca juga: UMKM Wolowio diikutkan dalam WoC 2024 di Denmark
Adapun pelatihan tentang desain dan pengemasan produk disampaikan oleh Praktisi Desain Kemasan dan Packaging, Leader Ismail.
Baca juga: Pelaku UMKM sebut POTHP di Parapuar Labuan Bajo jadi ajang promosi
Baca juga: PLN NTT promosikan UMKM binaannya di Sabu Raijua
Pelatihan itu diikuti oleh 100-an pelaku UMKM yang ada di Kota Kupang.
"DJPb fokus dalam pembinaan UMKM yang masih dalam tahap rintisan atau startup yang baru dibentuk, sehingga pelatihan ini harapannya mendorong produk akan dikenal, dipilih konsumen menjadi alternatif produk berkualitas untuk dikonsumsi masyarakat," kata Kepala Kantor Wilayah DJPb NTT Catur Ariyanto Widodo dalam kegiatan Pelatihan Desain dan Packaging Produk serta Sosialisasi SPP-IRT UMKM di Gedung Keuangan Kota Kupang, Rabu, (26/6/2024).
Ia menjelaskan, sebagian besar UMKM yang mendaftar untuk mengikuti kegiatan tersebut memiliki kebutuhan pengetahuan pada sisi desain dan pengemasan produk, serta sertifikasi produk.
Dengan pelatihan itu, peserta bisa mengetahui cara mendesain dan mengemas produk yang bisa menarik perhatian untuk dipasarkan di gerai-gerai. Tak hanya itu, peserta juga mendapatkan informasi cara untuk mendapatkan Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT).
"Harapannya produk dapat dipasarkan lebih luas lagi," ucapnya.
Tak hanya peningkatan kapasitas produk, Catur menyampaikan dukungan DJPb NTT juga berkaitan dengan pembinaan akses pembiayaan. Ia menjelaskan pemerintah telah menyediakan akses pembiayaan lewat Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pembiayaan Ultra Mikro (UMi). Dua pembiayaan itu memiliki bunga yang disubsidi oleh pemerintah atau berasal dari dana investasi pemerintah.
KUR sendiri biasanya disalurkan oleh lembaga perbankan, sedangkan UMi disalurkan oleh lembaga pembiayaan non perbankan seperti PT Permodalan Nasional Madani (PMN), PT Pegadaian, dan koperasi.
"Yang butuh pembiayaan bisa mengakses salah satu dari kedua hal tersebut, apa KUR atau UMi," kata Catur.
Dalam kesempatan itu, Fungsional Pengawas Koperasi Ahli Muda Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi NTT, Nelciana Soruh juga menyampaikan beberapa tantangan yang menjadi perhatian penting bagi pelaku UMKM.
Ia menyebut banyak produk UMKM harusnya memiliki harga yang murah, namun terkendala dengan pemesanan kemasan dari luar wilayah NTT sehingga harga produk pun menjadi mahal.
Selain itu, literasi keuangan dan bisnis dinilai masih kurang, belum ada perencanaan bisnis yang baik, pasar yang terbilang masih lokal, serta belum masuk dalam proses pemasaran digital.
"Sehingga kita upayakan banyak hal melalui pelatihan literasi keuangan dan soft skill," katanya.
Lebih lanjut ia menyoroti bahwa UMKM di NTT masih sulit bersaing di tingkat nasional dan internasional karena belum semua produk memenuhi sistem keamanan produk.
Untuk itu ia mengajak pelaku UMKM untuk meningkatkan kualitas dan memberi jaminan kepada konsumen dengan memenuhi kriteria keamanan produk pangan.
"Tantangannya adalah safety yakni prosedur pengolahannya dan langkah yang harus dilakukan," katanya menjelaskan.
Baca juga: UMKM Wolowio diikutkan dalam WoC 2024 di Denmark
Adapun pelatihan tentang desain dan pengemasan produk disampaikan oleh Praktisi Desain Kemasan dan Packaging, Leader Ismail.
Baca juga: Pelaku UMKM sebut POTHP di Parapuar Labuan Bajo jadi ajang promosi
Baca juga: PLN NTT promosikan UMKM binaannya di Sabu Raijua
Pelatihan itu diikuti oleh 100-an pelaku UMKM yang ada di Kota Kupang.