Kupang (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) memprediksi prospek perekonomian NTT pada tahun 2024 diperkirakan tumbuh sebesar 3,68 hingga 4,48 persen year on year (yoy).
"Prosentase ini lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi pertumbuhan ekonomi NTT di tahun 2023 yang berada pada angka sebesar 4,14 persen year on year (yoy)," kata Kepala Perwakilan BI NTT Agus Sistyo Widjajati di Kupang, Senin, (29/7 dalam laporan perekonomian Provinsi NTT.
Dia menjelaskan bahwa dari sisi pengeluaran, menguatnya kinerja perekonomian NTT ditopang oleh meningkatnya konsumsi utamanya pada konsumsi pemerintah dalam pelaksanaan kegiatan Pesta Demokrasi sepanjang tahun 2024.
Sejalan dengan hal tersebut dari isi lapangan usaha (LU) pertumbuhan diperkirakan ditopang oleh administrasi pemerintahan dan perdagangan besar dan eceran.
Meskipun demikian, pertumbuhan yang lebih tinggi dapat tertahan oleh dampak dari El Nino pada tahun sebelumnya yang menyebabkan bergesernya musim tanam dan mengurangi hasil produksi tanaman pangan di Provinsi NTT.
Di sisi lain, ancaman wabah virus African Swine Fever (ASF) yang menjangkit ternak babi, menjadi faktor penahan pertumbuhan yang lebih tinggi.
Sementara itu terkait inflasi NTT pada tahun 2024 diperkirakan berada dalam rentang sasaran 2,5 plus minus yoy.
Dia mengatakan bahwa berdasarkan disagregasinya, melandainya tekanan inflasi diperkirakan terjadi pada keseluruhan komponen inflasi, yaitu volatile, food, administered prices, dan core.
Meredanya intensitas El Nino diprakirakan dapat menekan laju inflasi volatile food dengan hasil produksi yang kembali meningkat setelah dimulainya musim hujan pada awal tahun 2024.
Baca juga: Pj Gubernur NTT: Rupiah berdaulat perkokoh kedaulatan NKRI
Baca juga: BI catat realisasi belanja APBD-APBN NTT tumbuh 8,12 persen yoy
"Prosentase ini lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi pertumbuhan ekonomi NTT di tahun 2023 yang berada pada angka sebesar 4,14 persen year on year (yoy)," kata Kepala Perwakilan BI NTT Agus Sistyo Widjajati di Kupang, Senin, (29/7 dalam laporan perekonomian Provinsi NTT.
Dia menjelaskan bahwa dari sisi pengeluaran, menguatnya kinerja perekonomian NTT ditopang oleh meningkatnya konsumsi utamanya pada konsumsi pemerintah dalam pelaksanaan kegiatan Pesta Demokrasi sepanjang tahun 2024.
Sejalan dengan hal tersebut dari isi lapangan usaha (LU) pertumbuhan diperkirakan ditopang oleh administrasi pemerintahan dan perdagangan besar dan eceran.
Meskipun demikian, pertumbuhan yang lebih tinggi dapat tertahan oleh dampak dari El Nino pada tahun sebelumnya yang menyebabkan bergesernya musim tanam dan mengurangi hasil produksi tanaman pangan di Provinsi NTT.
Di sisi lain, ancaman wabah virus African Swine Fever (ASF) yang menjangkit ternak babi, menjadi faktor penahan pertumbuhan yang lebih tinggi.
Sementara itu terkait inflasi NTT pada tahun 2024 diperkirakan berada dalam rentang sasaran 2,5 plus minus yoy.
Dia mengatakan bahwa berdasarkan disagregasinya, melandainya tekanan inflasi diperkirakan terjadi pada keseluruhan komponen inflasi, yaitu volatile, food, administered prices, dan core.
Meredanya intensitas El Nino diprakirakan dapat menekan laju inflasi volatile food dengan hasil produksi yang kembali meningkat setelah dimulainya musim hujan pada awal tahun 2024.
Baca juga: Pj Gubernur NTT: Rupiah berdaulat perkokoh kedaulatan NKRI
Baca juga: BI catat realisasi belanja APBD-APBN NTT tumbuh 8,12 persen yoy