"Kami telah menahan lebih dari 1.200 penjahat. Mereka telah dilatih selama beberapa waktu di Texas, Kolombia, Peru, Chile. Mereka dilatih agar datang dan menyerang serta membakar," kata Maduro, ketika berbicara kepada detasemen penjaga nasional di jalanan Caracas.
"Mereka mencoba membakar rumah sakit keliling itu, tetapi Anda dan warga setempat menyelamatkannya. Apakah ini protes atau perjuangan politik? Membakar rumah sakit?" kata Maduro melanjutkan.
Video tersebut diunggah di akun X milik presiden tersebut.Pemilihan presiden di Venezuela diadakan pada 28 Juli lalu. Keesokan harinya, Dewan Pemilihan Nasional menyatakan Maduro terpilih sebagai presiden untuk periode 2025-2031.
Menurut Dewan Pemilihan, Maduro menerima 51 persen suara.
Pada 29 Juli, protes dimulai di Venezuela. Bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa terjadi di Caracas.
Para pengunjuk rasa melemparkan batu dan bom molotov kepada petugas penegak hukum.
Menurut Kantor Kejaksaan Agung, sebanyak 77 petugas penegak hukum terluka. Mereka yang ditahan didakwa dengan penghancuran infrastruktur negara, penghasutan kebencian, dan terorisme.
Pemerintah Venezuela mengatakan sejumlah negara campur tangan dalam pemilihan dan hak rakyat untuk menentukan nasib sendiri.
Moskow mengatakan bahwa oposisi Venezuela harus mengakui kekalahan dalam pemilihan.
Selain itu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov memperingatkan negara-negara ketiga untuk tidak mendukung upaya mendestabilisasi situasi di dalam Venezuela.
Sumber: Sputnik-OANA
Baca juga: Buntut hasil Pilpres, Polisi Venezuela bentrok dengan demonstran
Baca juga: Pemerintah Venezuela: Oposisi harus akui salah untuk melanjutkan dialog
Baca juga: Kata Presiden Maduro surat Vatikan sebagai "ringkasan kebencian"
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: 1.200 orang ditahan terkait unjuk rasa pilpres di Venezuela