Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) melakukan vaksinasi darurat rabies di Desa Pululera, Kecamatan Wulanggitang menyusul ditemukannya kasus positif rabies di daerah itu.
"Vaksinasi darurat dilakukan di daerah yang memiliki sampel positif, sehingga dilakukan di Desa Pululera, Kecamatan Wulanggitang," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan pada Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Flores Timur drh Vianey Kiti Tokan ketika dihubungi dari Kupang, Kamis, (1/8).
Ia menjelaskan dua kasus positif rabies ditemukan di desa tersebut. Oleh karena itu petugas pun melakukan vaksinasi darurat yang menyasar semua hewan penular rabies (HPR) seperti anjing dan kucing di wilayah tersebut.
Dalam vaksinasi darurat itu petugas berhasil memvaksinasi 159 ekor anjing dan 27 ekor kucing di Desa Pululera. Upaya vaksinasi dilakukan dengan menyasar rumah-rumah warga desa.
Sembari melakukan vaksinasi darurat, petugas juga memberikan edukasi dan sosialisasi pencegahan rabies pada warga.
Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Flores Timur pun berencana melakukan vaksinasi lanjutan di desa lainnya mulai Senin (5/8). "Sebanyak 10.000 dosis vaksin sudah tersedia sehingga kami siap untuk lakukan vaksinasi mulai minggu depan," ucapnya.
Lebih lanjut ia menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat untuk mencegah penyebaran virus rabies. Kini pemerintah daerah telah melarang lalu lintas anjing dari dan ke Flores Timur.
Baca juga: Pemkab Flotim awasi lalu lintas anjing cegah penyebaran rabies
Pengawasan lalu lintas anjing diperketat di pintu-pintu masuk perbatasan seperti di wilayah Boru, Adabang, Larantuka, dan Deri.
Baca juga: Pj Bupati Kupang instruksikan pengendalian HPR cegah rabies
"Kami tegaskan anjing dari daerah tertular tidak boleh masuk ke Flores Timur," katanya menegaskan.
"Vaksinasi darurat dilakukan di daerah yang memiliki sampel positif, sehingga dilakukan di Desa Pululera, Kecamatan Wulanggitang," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan pada Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Flores Timur drh Vianey Kiti Tokan ketika dihubungi dari Kupang, Kamis, (1/8).
Ia menjelaskan dua kasus positif rabies ditemukan di desa tersebut. Oleh karena itu petugas pun melakukan vaksinasi darurat yang menyasar semua hewan penular rabies (HPR) seperti anjing dan kucing di wilayah tersebut.
Dalam vaksinasi darurat itu petugas berhasil memvaksinasi 159 ekor anjing dan 27 ekor kucing di Desa Pululera. Upaya vaksinasi dilakukan dengan menyasar rumah-rumah warga desa.
Sembari melakukan vaksinasi darurat, petugas juga memberikan edukasi dan sosialisasi pencegahan rabies pada warga.
Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Flores Timur pun berencana melakukan vaksinasi lanjutan di desa lainnya mulai Senin (5/8). "Sebanyak 10.000 dosis vaksin sudah tersedia sehingga kami siap untuk lakukan vaksinasi mulai minggu depan," ucapnya.
Lebih lanjut ia menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat untuk mencegah penyebaran virus rabies. Kini pemerintah daerah telah melarang lalu lintas anjing dari dan ke Flores Timur.
Baca juga: Pemkab Flotim awasi lalu lintas anjing cegah penyebaran rabies
Pengawasan lalu lintas anjing diperketat di pintu-pintu masuk perbatasan seperti di wilayah Boru, Adabang, Larantuka, dan Deri.
Baca juga: Pj Bupati Kupang instruksikan pengendalian HPR cegah rabies
"Kami tegaskan anjing dari daerah tertular tidak boleh masuk ke Flores Timur," katanya menegaskan.