Kupang (ANTARA) - Ditjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berkomitmen untuk memperkuat pengawasan di pulau-pulau terluar Indonesia untuk mengantisipasi aktivitas ilegal kapal asing.
“Kami hadir di sini, di salah satu pulau terluar beranda Indonesia selatan untuk mengoptimalkan seluruh kemampuan pengawasan, termasuk kapal pengawas dan satelit pengintai, untuk memantau aksi pencurian sumber daya alam Indonesia," kata Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Pung Nugroho Saksono dalam keterangan yang diterima di Kupang, Sabtu, (17/8).
Hal ini dia sampaikan saat mendampingi Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono pada upacara peringatan Hari Ulang Tahun Ke-79 Republik Indonesia di Kabupaten Sabu-Raijua, Nusa Tenggara Timur.
Pria yang biasa dikenal dengan sebutan Ipunk itu menjelaskan salah satu isu yang perlu diperhatikan di Kabupaten Sabu Raijua adalah nelayan pelintas batas.
Menurut dia, letak geografi Sabu Raijua yang berdekatan dengan negara Australia menjadi magnet untuk kegiatan ilegal lintas negara.
“Beberapa bulan lalu kami mendapati dua unit kapal ikan yang diduga melakukan penyeludupan manusia (people smuggling) serta melakukan pelanggaran penangkapan ikan lintas negara tanpa dilengkapi dokumen perikanan di NTT. Untuk itu kami hadir untuk melakukan pengawasan agar hal-hal tersebut tidak terulang kembali.” ujarnya.
Belum lama ini, lanjut Ipunk, pihaknya bekerja sama dengan Australian Fisheries Management Authority (AFMA) Australia mengedukasi para nelayan di Kota Kupang dan Kabupaten Rote Ndao Provinsi Nusa Tenggara Timur melalui kegiatan Public Information Campaign (PIC) untuk tidak melakukan penangkapan ikan tanpa izin di wilayah perairan Australia dan agar memahami risiko yang dihadapi apabila tetap melakukan pelanggaran tersebut.
Pihaknya juga terus berkoordinasi dengan para stakeholder hingga pemerintah daerah dalam rangka mencegah nelayan melintas batas.
Salah satu solusinya adalah dengan mencarikan alternatif mata pencaharian. Sebab Kabupaten Sabu Raijua dianugerahi potensi sumber daya laut yang luar biasa.
“Baik berupa potensi penangkapan ikan, maupun potensi budidaya ikan, budi daya rumput laut dan tambak garam. Bahkan, boleh disebut kalau Kabupaten Sabu Raijua merupakan salah satu kabupaten penghasil rumput laut dan garam terbaik” ujar Ipunk.
Baca juga: KKP sebut Program Koralestari YKAN sejalan dengan program pemerintah
Baca juga: Artikel - Menjaga ekosistem laut dan pesisir Indonesia dengan ekonomi biru
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: KKP perkuat pengawasan di pulau terluar untuk pantau kapal asing
“Kami hadir di sini, di salah satu pulau terluar beranda Indonesia selatan untuk mengoptimalkan seluruh kemampuan pengawasan, termasuk kapal pengawas dan satelit pengintai, untuk memantau aksi pencurian sumber daya alam Indonesia," kata Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Pung Nugroho Saksono dalam keterangan yang diterima di Kupang, Sabtu, (17/8).
Hal ini dia sampaikan saat mendampingi Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono pada upacara peringatan Hari Ulang Tahun Ke-79 Republik Indonesia di Kabupaten Sabu-Raijua, Nusa Tenggara Timur.
Pria yang biasa dikenal dengan sebutan Ipunk itu menjelaskan salah satu isu yang perlu diperhatikan di Kabupaten Sabu Raijua adalah nelayan pelintas batas.
Menurut dia, letak geografi Sabu Raijua yang berdekatan dengan negara Australia menjadi magnet untuk kegiatan ilegal lintas negara.
“Beberapa bulan lalu kami mendapati dua unit kapal ikan yang diduga melakukan penyeludupan manusia (people smuggling) serta melakukan pelanggaran penangkapan ikan lintas negara tanpa dilengkapi dokumen perikanan di NTT. Untuk itu kami hadir untuk melakukan pengawasan agar hal-hal tersebut tidak terulang kembali.” ujarnya.
Belum lama ini, lanjut Ipunk, pihaknya bekerja sama dengan Australian Fisheries Management Authority (AFMA) Australia mengedukasi para nelayan di Kota Kupang dan Kabupaten Rote Ndao Provinsi Nusa Tenggara Timur melalui kegiatan Public Information Campaign (PIC) untuk tidak melakukan penangkapan ikan tanpa izin di wilayah perairan Australia dan agar memahami risiko yang dihadapi apabila tetap melakukan pelanggaran tersebut.
Pihaknya juga terus berkoordinasi dengan para stakeholder hingga pemerintah daerah dalam rangka mencegah nelayan melintas batas.
Salah satu solusinya adalah dengan mencarikan alternatif mata pencaharian. Sebab Kabupaten Sabu Raijua dianugerahi potensi sumber daya laut yang luar biasa.
“Baik berupa potensi penangkapan ikan, maupun potensi budidaya ikan, budi daya rumput laut dan tambak garam. Bahkan, boleh disebut kalau Kabupaten Sabu Raijua merupakan salah satu kabupaten penghasil rumput laut dan garam terbaik” ujar Ipunk.
Baca juga: KKP sebut Program Koralestari YKAN sejalan dengan program pemerintah
Baca juga: Artikel - Menjaga ekosistem laut dan pesisir Indonesia dengan ekonomi biru
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: KKP perkuat pengawasan di pulau terluar untuk pantau kapal asing