Labuan Bajo (ANTARA) - Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo berkolaborasi dengan Politeknik Pelayaran Surabaya menggelar pendidikan dan latihan pemberdayaan masyarakat (DPM) secara gratis bagi masyarakat di Labuan Bajo dan sekitarnya secara gratis guna meningkatkan keterampilan dalam pelayaran laut.
Kepala KSOP Kelas III Labuan Bajo Stephanus Risdiyanto di Labuan Bajo, Kamis mengatakan, kegiatan tersebut diikuti sebanyak 163 warga yang berasal dari Labuan Bajo dan sekitarnya hingga warga Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Khusus untuk DPM ini dipersiapkan untuk mereka yang akan bekerja di kapal niaga seperti kapal-kapal wisata," katanya.
Ia menjelaskan selama 12 hari ke depan peserta kegiatan akan mengikuti kelas teori dan praktik pelayaran hingga praktik keselamatan.
"Kami berikan pendidikan, pelatihan gratis dan diberikan sertifikat gratis yaitu sertifikat Diklat Basic Safety Training (BST), Diklat Advance Fire Fighting (AFF) dan Diklat Security Awareness Training (SAT)," katanya.
Ia mengharapkan, melalui diklat tersebut masyarakat yang nantinya bekerja di kapal wisata dapat meningkatkan keselamatan sebagai pelaku pariwisata di Labuan Bajo dan meningkatkan keselamatan bagi para penumpangnya
"Tidak kalah penting memberikan kesejahteraan apabila sudah bekerja di kapal niaga," ujarnya.
Upaya peningkatan sumber daya manusia (SDM) para pelaku pariwisata di bidang kapal wisata itu, lanjut dia, sebagai upaya dari pemerintah untuk meminimalisir dampak kecelakaan laut sebab pelaku pariwisata memiliki kecakapan yang cukup bilamana terjadi kecelakaan kapal.
Ia menambahkan kecelakaan kapal yang terjadi di Labuan Bajo paling utama diakibatkan karena faktor alam dimana perairan Labuan Bajo memiliki pasang surut yang tinggi sekitar dua meter dan apabila terjadi pasang surut dengan waktu yang cepat akan membuat pusaran-pusaran air.
"Tetapi hal tersebut dapat dilihat, hanya kecakapan dari pelautnya lah yang perlu ditingkatkan, nah program ini merupakan salah satu langkah KSOP dan Kementerian Perhubungan untuk meningkatkan keselamatan dari sisi SDM atau kecakapan pelaut sehingga mereka bisa mengantisipasi faktor alam tadi bagaimana caranya membaca prakiraan cuaca dari BMKG baca pasang surut, mengantisipasi dan melakukan kegiatan rescue apabila ada kejadian marabahaya," katanya.
Baca juga: KSOP Labuan Bajo terapkan sistem e-ticketing untuk kapal wisata
Penyiapan SDM yang berkualitas dan profesional di bidang pelayaran, kata dia, sangat diperlukan karena sektor pariwisata di Labuan Bajo yang terus meningkat dari tahun ke tahun.
Baca juga: Emergency Response Team evakuasi penumpang kapal tenggelam
"Tahun lalu saat peak session per hari bisa 120 kapal berangkat, tahun ini bisa hampir 300 kapal satu hari pemberangkatan, artinya di situ membutuhkan SDM lebih banyak dari sebelumnya untuk mengelola," katanya.
Kepala KSOP Kelas III Labuan Bajo Stephanus Risdiyanto di Labuan Bajo, Kamis mengatakan, kegiatan tersebut diikuti sebanyak 163 warga yang berasal dari Labuan Bajo dan sekitarnya hingga warga Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Khusus untuk DPM ini dipersiapkan untuk mereka yang akan bekerja di kapal niaga seperti kapal-kapal wisata," katanya.
Ia menjelaskan selama 12 hari ke depan peserta kegiatan akan mengikuti kelas teori dan praktik pelayaran hingga praktik keselamatan.
"Kami berikan pendidikan, pelatihan gratis dan diberikan sertifikat gratis yaitu sertifikat Diklat Basic Safety Training (BST), Diklat Advance Fire Fighting (AFF) dan Diklat Security Awareness Training (SAT)," katanya.
Ia mengharapkan, melalui diklat tersebut masyarakat yang nantinya bekerja di kapal wisata dapat meningkatkan keselamatan sebagai pelaku pariwisata di Labuan Bajo dan meningkatkan keselamatan bagi para penumpangnya
"Tidak kalah penting memberikan kesejahteraan apabila sudah bekerja di kapal niaga," ujarnya.
Upaya peningkatan sumber daya manusia (SDM) para pelaku pariwisata di bidang kapal wisata itu, lanjut dia, sebagai upaya dari pemerintah untuk meminimalisir dampak kecelakaan laut sebab pelaku pariwisata memiliki kecakapan yang cukup bilamana terjadi kecelakaan kapal.
Ia menambahkan kecelakaan kapal yang terjadi di Labuan Bajo paling utama diakibatkan karena faktor alam dimana perairan Labuan Bajo memiliki pasang surut yang tinggi sekitar dua meter dan apabila terjadi pasang surut dengan waktu yang cepat akan membuat pusaran-pusaran air.
"Tetapi hal tersebut dapat dilihat, hanya kecakapan dari pelautnya lah yang perlu ditingkatkan, nah program ini merupakan salah satu langkah KSOP dan Kementerian Perhubungan untuk meningkatkan keselamatan dari sisi SDM atau kecakapan pelaut sehingga mereka bisa mengantisipasi faktor alam tadi bagaimana caranya membaca prakiraan cuaca dari BMKG baca pasang surut, mengantisipasi dan melakukan kegiatan rescue apabila ada kejadian marabahaya," katanya.
Baca juga: KSOP Labuan Bajo terapkan sistem e-ticketing untuk kapal wisata
Penyiapan SDM yang berkualitas dan profesional di bidang pelayaran, kata dia, sangat diperlukan karena sektor pariwisata di Labuan Bajo yang terus meningkat dari tahun ke tahun.
Baca juga: Emergency Response Team evakuasi penumpang kapal tenggelam
"Tahun lalu saat peak session per hari bisa 120 kapal berangkat, tahun ini bisa hampir 300 kapal satu hari pemberangkatan, artinya di situ membutuhkan SDM lebih banyak dari sebelumnya untuk mengelola," katanya.