Labuan Bajo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai Barat (Mabar) berkolaborasi dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) menggelar sosialisasi Program Pendidikan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Perkebunan, khususnya beasiswa sawit bagi daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
"Cara mengangkat derajat adalah dengan pendidikan setinggi-tingginya,” kata Wakil Bupati Manggarai Barat Yulianus Weng dalam keterangan yang diterima di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa.
Yulianus Weng memberikan apresiasi kepada BPDP yang membuka akses pendidikan yang lebih luas bagi putra-putri terbaik dari daerah 3T.
Ia menilai program tersebut tidak hanya memberikan kesempatan menempuh pendidikan tinggi, tetapi juga menciptakan kesetaraan dan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di sektor perkebunan kelapa sawit.
Program tersebut, lanjut dia, juga selaras dengan visi pembangunan SDM di Manggarai Barat dan beasiswa itu dinilai bukan sekadar bantuan biaya pendidikan, melainkan sarana untuk mewujudkan cita-cita dan membangun masa depan yang lebih baik.
"Kalau dulu pemuda berjuang dengan bambu runcing, tantangan kalian sekarang adalah melawan kemiskinan, kebodohan, dan radikalisme," katanya.
Ia juga menekankan pentingnya investasi pada pendidikan sebagai warisan yang tidak akan habis oleh waktu.
“Kekayaan alam suatu saat akan habis, tetapi kekayaan intelektual yang lahir dari pendidikan akan menjadi modal abadi untuk membangun daerah dan bangsa,” katanya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Direktur Hukum dan Kerjasama BPDP Zaid Burhan Ibrahim menjelaskan program beasiswa sawit merupakan wujud nyata komitmen industri kelapa sawit untuk 'memberi kembali' kepada masyarakat, khususnya anak-anak dari pekerja perkebunan.
“Kami mendapat informasi bahwa puluhan ribu warga NTT, termasuk dari Manggarai, bekerja di kebun-kebun sawit di Kalimantan, Papua, dan Sumatera dan melalui program ini, kami ingin anak-anak mereka naik kelas tidak hanya menjadi pekerja, tetapi menjadi manajer dan pemimpin di industri ini,” katanya.
Ia menambahkan beasiswa yang ditawarkan bersifat penuh (full scholarship) mencakup biaya pendidikan, biaya hidup, buku, dan transportasi termasuk tiket pesawat pulang-pergi untuk jenjang vokasi (D1-D4) hingga sarjana (S1). Tahun 2025, BPDP menargetkan 4.000 penerima beasiswa di seluruh Indonesia.
Untuk memperoleh beasiswa ini, lanjut dia, calon peserta wajib melalui proses seleksi yang ketat dan transparan yang dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian.
Ia juga mengajak sekolah-sekolah di Manggarai Barat dan sekitarnya untuk menyiapkan para calon peserta sejak dini.
“Kita masih punya waktu sekitar tujuh bulan hingga pendaftaran dibuka kembali pada Juni-Juli tahun depan, mari bantu mereka dengan bimbingan belajar,” ungkapnya.
Ia juga menjelaskan program beasiswa tersebut menekankan komitmen terhadap kesetaraan gender. BPDP memberikan perhatian khusus terhadap kuota penerima perempuan, bahkan dalam beberapa tahun terakhir jumlah penerima beasiswa perempuan justru lebih tinggi dibanding laki-laki.
“Kami di BPDP siap membantu membuka jalan melalui program beasiswa sawit agar masa depan perkebunan Indonesia dipimpin oleh anak-anak muda dari seluruh pelosok negeri, termasuk dari Nusa Tenggara Timur,” katanya.

