Labuan Bajo (ANTARA) - Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) menggelar pelatihan jurnalistik guna mendorong jurnalis di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) berperspektif kesetaraan gender, disabilitas, dan inklusi sosial (GEDSI) dalam menghasilkan karya jurnalistik.
Perwakilan KPI Focal Point Labuan Bajo Mershinta Rahmadani mengatakan peran media massa sangat penting guna menyuarakan hak perempuan, anak-anak, kaum disabilitas serta kelompok lainnya di Labuan Bajo.
Baca juga: 52 Jurnalis ditahan sejak agresi Israel di Jalur Gaza
Baca juga: Menkominfo catat 486 jurnalis liput Indonesia-Africa Forum
Baca juga: Koalisi organisasi wartawan ingatkan peran jurnalis menjaga demokrasi
"Harapan kami adalah setelah pelatihan ini kawan-kawan jurnalis tentunya akan menggunakan hasil dari pelatihan ini menuliskan atau membuat produk jurnalisme yang memakai atau menggunakan perspektif GEDSI di semua pemberitaan yang ada," kata Staf Reformasi Kebijakan Publik Setnas KPI Eka Ernawati di Labuan Bajo, Sabtu (28/9).
Sebanyak 12 jurnalis dari berbagai media massa mengikuti pelatihan jurnalistik yang digelar pada 27-28 September 2024. Para jurnalis mendapatkan berbagai materi dan keterampilan sehingga dapat melaporkan berita secara adil dan bebas dari bias gender serta teknik untuk menghindari bias gender, dan mendorong penggunaan bahasa yang inklusif.
Eka Ernawati menjelaskan dengan mengarusutamakan GEDSI dalam pemberitaan para jurnalis diharapkan juga lahir kebijakan atau aturan yang berpihak kepada pemenuhan hak perempuan, anak dan kaum disabilitas serta kelompok rentan lainnya di Labuan Bajo, Flores.
"Dari pemberitaan berperspektif GEDSI lahir suatu hal baik atau kebijakan berperspektif terhadap perempuan, anak, mengutamakan perempuan dan anak sebagai orang yang masuk ranah kelompok rentan," ujarnya.
Ia juga menambahkan dengan bekal pengetahuan yang dimiliki dari pelatihan jurnalistik berperspektif gender, maka para jurnalis dapat berkolaborasi dalam mengadvokasikan berbagai persoalan berbasis gender di Labuan Bajo.
"Tadi ada cerita soal upah yang masih rendah, kaum disabilitas yang masih belum terlalu diperhatikan, harapan kami dengan pelatihan ini kawan-kawan bisa memberitakan itu dari kacamata pandangnya secara itu GEDSI," katanya.
Perwakilan KPI Focal Point Labuan Bajo Mershinta Rahmadani mengatakan peran media massa sangat penting guna menyuarakan hak perempuan, anak-anak, kaum disabilitas serta kelompok lainnya di Labuan Bajo.
"Media bagi kami adalah sebuah corong yang luar biasa besar yang bisa melakukan advokasi, baik itu advokasi kasus maupun advokasi kebijakan ke ranah yang lebih baik dan menjadi adil dan inklusif tadi, tidak ada satupun yang tertinggal," katanya.
Media massa, lanjut dia, dapat menjadi instrumen membentuk kesadaran dan perubahan sosial ke arah tatanan masyarakat yang lebih baik dan adil.
"Kami berusaha untuk mengajak belajar bersama tentang bagaimana membentuk atau memproduksi produk jurnalisme yang lebih ramah terhadap perempuan terhadap anak dan disabilitas juga, karena kita tidak bisa memisah-misahkan ini berita untuk siapa tapi ini paling tidak bisa adil terhadap gender," katanya.
Seorang jurnalis media daring di Labuan Bajo Abdul Hamid mengungkapkan terima kasih atas dukungan KPI karena telah melakukan pelatihan yang dinilai dalam meningkatkan kapasitas internal jurnalis terkait perspektif gender dalam menghasilkan karya jurnalistik.
"Adanya pelatihan jurnalistik ini sebagai asupan nutrisi bagi kami jurnalis sehingga lebih peka, lebih akurat dan lebih berperspektif pada keadilan terlebih kelompok rentan sehingga hak-hak mereka terpenuhi, kami harap dapat terus berkolaborasi dengan KPI," katanya.
Baca juga: 52 Jurnalis ditahan sejak agresi Israel di Jalur Gaza
Baca juga: Menkominfo catat 486 jurnalis liput Indonesia-Africa Forum
Baca juga: Koalisi organisasi wartawan ingatkan peran jurnalis menjaga demokrasi