Kupang, NTT (ANTARA) - Pemerintah Kota Kupang Nusa Tenggara Timur mendukung kegiatan “Mengukir Jejak-Jejak Perempuan GMIT” sebagai ruang reflektif dan inspiratif yang menegaskan kembali kontribusi strategis perempuan Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) Klasis Kota Kupang dalam pelayanan gereja serta pembangunan masyarakat.
Wakil Wali Kota Kupang Serena Francis dalam keterangannya di Kupang Jumat, menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang mendalam kepada seluruh perempuan Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) atas dedikasi dan kontribusi nyata dalam kehidupan sosial dan keagamaan.
“Hari ini kita dipertemukan dalam sebuah kegiatan yang bukan hanya mengenang, tetapi juga memberikan teladan dan inspirasi. Ini adalah bentuk penghormatan terhadap peran penting perempuan GMIT dalam kehidupan bergereja dan bermasyarakat,” ujar Serena.
Ia menambahkan bahwa kegiatan tersebut sejalan dengan visi Pemerintah Kota Kupang sebagai Kota Kasih: Rumah Bersama yang Maju, Mandiri, Sejahtera, dan Berkelanjutan.
Dalam konteks ini, wakil wali kota juga menyinggung pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental, khususnya di tengah meningkatnya kasus bunuh diri di Kota Kupang.
“Saya sangat mengapresiasi adanya materi tentang kesehatan mental, pemilihan obat yang tepat, hingga pelatihan kecantikan dan perawatan diri. Ini merupakan pendekatan yang menyentuh berbagai dimensi kehidupan perempuan,” ungkapnya.
Sebagai seorang perempuan dan pemimpin daerah, ia mendorong para perempuan GMIT untuk menjaga citra diri, merawat diri secara fisik dan emosional, serta menjadi pribadi yang percaya diri dan mandiri.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya menciptakan ruang yang ramah dan inklusif bagi penyandang disabilitas.
“Peran ibu-ibu dalam gereja sangat krusial dalam menciptakan lingkungan yang ramah dan inklusif bagi saudara-saudari kita penyandang disabilitas. Kita semua terpanggil untuk merangkul dengan hati dan mengayomi dengan kasih,” tegasnya.
Pada kesempatan tersebut, wakil wali kota juga memperkenalkan salah satu program unggulan Pemerintah Kota Kupang, yaitu SABOAK (Sunday Market Buat Orang Kupang), yang digelar setiap akhir pekan sebagai wadah pemberdayaan UMKM lokal.
“Pada minggu pertama pelaksanaan SABOAK, perputaran uang mencapai lebih dari 100 juta rupiah, dan meningkat menjadi 250 juta rupiah pada minggu kedua. Ini menunjukkan potensi besar UMKM dalam menopang ekonomi keluarga,” jelasnya.
Karena itu, ia mengajak para perempuan GMIT untuk turut berpartisipasi dengan mendaftarkan produk dan usaha mereka melalui tautan resmi yang telah disiapkan oleh pemerintah.
Ia juga menyampaikan harapan agar perempuan GMIT terus menjadi agen perubahan dan pelopor nilai-nilai kasih, toleransi, serta pelayanan yang tulus di tengah masyarakat.
“Kita butuh lebih banyak perempuan yang berani bersuara, melindungi sesama, melayani dengan kasih, dan memimpin dengan hati. Ketika perempuan maju, maka Kota Kupang pun akan ikut maju,” katanya.
Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana Ostin Leo Lede Maliogha dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran perempuan akan hak-haknya di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan politik serta memperkuat jaringan dan solidaritas antar perempuan melalui forum diskusi dan kegiatan kolaboratif,
Selain itu juga, untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan untuk menghadapi tantangan zaman, membekali perempuan agar mampu meneladani tokoh-tokoh perempuan hebat dalam Alkitab, khususnya Sang Gembala Agung, Yesus Kristus, serta menumbuhkan pemimpin-pemimpin perempuan yang mampu berbagi ilmu dan memberdayakan lingkungan sekitarnya.
Ia juga menjelaskan bahwa peserta kegiatan berasal dari 47 jemaat GMIT Klasis Kota Kupang yang terbagi dalam Rayon A hingga E. Setiap jemaat diharapkan mengirimkan minimal dua peserta. Dari target 94 orang, tercatat 78 peserta dari 37 gereja hadir mengikuti kegiatan ini.
“Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi pemantik semangat bagi perempuan GMIT untuk terus mengukir jejak, tidak hanya dalam sejarah pelayanan, tetapi juga dalam membangun masa depan Kota Kupang yang lebih inklusif, adil, dan penuh harapan,” katanya.