Labuan Bajo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) setempat mengoptimalkan program Keluarga Berencana  guna menekan laju pertumbuhan penduduk di daerah itu.

"Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Manggarai Barat ini sebesar 2,6 persen, artinya angka kelahiran total di angka 2-3 kelahiran atau setiap pasangan usia subur melahirkan 2-3 anak," kata Kepala DPPKB Manggarai Barat Rafael Guntur di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin, (7/10).
 
Ia menambahkan hingga Juni 2024 jumlah akseptor KB aktif di daerah itu mencapai 23.673 orang atau 60,1 persen dari total pasangan usia subur sebanyak 39.373 orang dan tersebar di 12 kecamatan di daerah itu.
 
Rafael menjelaskan laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Manggarai Barat masuk dalam kategori baik, walaupun pertumbuhan penduduk yang ideal sebesar 2,1 persen.
 
Faktor lain yang mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk angka kelahiran, kematian, migrasi dan emigrasi.
 
"Sudah bagus laju pertumbuhan penduduk karena jangan sampai dibawah 2 persen, sehingga harus kita jaga jangan sampai di bawah 2 persen, apalagi 1 persen," katanya.
 
Ia menjelaskan edukasi program KB bagi masyarakat yang dilakukan hingga ke pelosok desa merupakan satu langkah pemerintah guna menekan laju pertumbuhan penduduk dan meningkatkan kualitas keluarga.
 
Masyarakat, lanjut dia, diharapkan dapat mengatur usia perkawinan yakni harus diatas 21 tahun dan mengatur jarak kelahiran anak.
 
"Normal untuk perempuan melahirkan umur 21 tahun dan paling tinggi 35 tahun tidak boleh lebih tinggi karena risiko tinggi, sehingga paling banyak memiliki tiga anak, biasanya dua anak kalau sudah melahirkan sejak 21 tahun dan idealnya minimal 4 tahun untuk jarak kelahiran anak," katanya.

Baca juga: DPPKB Mabar catat akseptor KB aktif 60 persen dari PUS
 
Edukasi program KB, kata dia, sangat penting karena sebagai upaya mengsejahkterakan dan menurunkan angka stunting.

Baca juga: Pemkab Mabar optimalkan Kampung KB siapkan generasi unggul
 
"Karena dua tahun anak ini sudah tidak risiko stunting karena sudah lewat, jadi ibu dapat bekerja dengan baik sambil merawat diri sehingga dapat meningkatkan ekonomi keluarga," katanya.

Pewarta : Gecio Viana
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024