Labuan Bajo (ANTARA) -
Mengenakan songke, tenun khas Manggarai, Adrianus Taur (42) menawarkan segelas minuman herbal pada setiap tamu yang bertandang ke rumahnya di Kampung Kaper, Desa Golo Bilas, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Silahkan minum Ite (bahasa Manggarai yang berarti kamu)," ujar Ardi (sapaan akrab Adrianus Taur), menawarkan minuman kepada ANTARA di kediamannya.
Ardi merupakan seorang guru kontrak yang telah mengabdi kurang lebih 15 tahun di Manggarai, sekaligus pelaku UMKM di Labuan Bajo yang mengembangkan produk unggulan minuman herbal dari tanaman obat keluarga (toga), seperti jahe merah, temulawak, kunyit, kayu manis, gula aren, daun pandan, dan daun serai, menjadi tepung atau bubuk siap saji tanpa bahan pengawet.
Awalnya, minuman herbal itu diproduksi istrinya Emerlinda Flaviana Haya untuk kebutuhan dalam rumah, setelah melihat Presiden Joko Widodo membocorkan resep jamu yang biasa diminumnya, yakni jahe merah, temulawak, sereh, kunyit, yang semuanya dicampur menjadi satu pada masa pandemi COVID-19 tahun 2020.
Minuman herbal itu mampu menambah stamina dan imunitas tubuh, bahkan sebanyak tujuh orang rekan Adrianus Taur yang terpapar COVID-19 pada tahun 2020 dinyatakan sembuh setelah dua hari secara rutin meminum racikan rempah-rempah itu.
Berbekal pengalaman, pria yang menjabat sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMKN 3 Komodo itu melihat ada peluang usaha, terlebih ia berada di Kota Labuan Bajo yang dikenal sebagai destinasi pariwisata super prioritas (DPSP) yang memiliki potensi besar untuk pengembangan UMKM.
Bagi Ardi mengembangkan usaha minuman herbal itu tidak sekadar meraup pundi-pundi rupiah, tapi ada misi kemanusiaan yang ia jalankan, yakni menyehatkan masyarakat melalui minuman herbal dan terus melestarikan kekayaan bumi di Labuan Bajo, Flores melalui produk yang aman, berkualitas, dan berkelanjutan serta membantu para petani lokal.
Meskipun demikian, usaha ayah tiga anak ini pada awalnya tidak berjalan mulus, ia memulai usaha dengan modal Rp250 ribu untuk membeli bahan baku di pasar tradisional, kemudian diolah menjadi bubuk.
Ia membungkus beberapa kilogram produk bubuk minuman itu dengan plastik seadanya, lalu mulai menawarkan kepada keluarga, kolega dan para tetangga dari rumah ke rumah serta memasarkan produk melalui platform media sosial.
Ardi mengisahkan penolakan secara halus kerap ia terima saat menawarkan produknya, namun ia menjawab penolakan itu dengan meminta calon pelanggannya mencoba produk herbal tersebut. Dari mencoba itu ia mendapatkan umpan balik mengenai manfaat yang dirasakan oleh yang mengonsumsi.
Ia menganggap semua tantangan itu sebagai peluang untuk sukses. Melalui kerja keras, testimoni banyak pelanggan dan informasi produk melalui media massa dan media sosial, perlahan produk herbal itu mulai diterima masyarakat.
Pelan tapi pasti, usaha Ardi terus berkembang, baginya semua orang adalah guru dan alam raya adalah sekolah. Sejak tahun 2021 ia rutin berdiskusi dan berbagi pengalaman dengan sesama pelaku UMKM, lalu mengikuti berbagai pelatihan dan pendidikan bagi pelaku UMKM yang diselenggarakan pemerintah pusat melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Kementerian Koperasi dan UMKM, Bank Indonesia serta Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat.
Berkat ketekunan, kesabaran, komitmen dan konsistensi untuk meningkatkan kualitas produk, Ardi saat ini telah membangun gudang penyimpanan, galeri jualan dan dapur produksi. Ia dibantu dalam kepengurusan izin usaha oleh pemerintah dan telah mendapatkan sertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) dan sertifikat halal. Saat ini sedang menunggu sertifikasi oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Bagi Ardi usaha haruslah berdampak bagi orang lain. Karena itu, saat ini ia juga merekrut tiga pekerja dari warga sekitar dan menjadikan tempat usahanya sebagai wadah bagi siswa tingkat SMK untuk menjalankan praktik kerja lapangan (PKL) selama dua tahun terakhir.
Seiring berjalannya waktu, produk minuman herbal milik Ardi semakin dikenal di Labuan Bajo. Ia kemudian banyak mengikuti pameran dan festival di Labuan Bajo, bahkan lolos kurasi sebagai pelaku UMKM dalam berbagai kegiatan nasional dan internasional, seperti IFG Labuan Bajo Marathon dan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN 2023.
Melalui media sosial, marketplace dan pemberitaan media massa, produk minuman herbal Ardi telah menembus pasar nasional, seperti Jakarta, Surabaya, Papua, Kalimantan, Sulawesi dan Bali. Kini, Ardi memiliki 86 reseller di seluruh wilayah Indonesia. Dalam satu bulan Adrianus dapat memproduksi sekitar 144 kilogram bubuk minuman herbal untuk melayani seluruh pelanggannya.
Guru bahasa Inggris ini juga telah mempersiapkan dokumen dan berbagai persyaratan lainnya karena melirik potensi pasar internasional untuk penjualan produk miliknya. Pada awal September 2024 telah dibuka penerbangan internasional di Bandara Komodo dengan rute Kuala Lumpur-Labuan Bajo, sehingga produk minuman herbal milik Ardi dapat menjadi salah satu oleh-oleh khas Labuan Bajo bagi wisatawan asing.
Bantu petani
Perjalanan usaha Adrianus Taur tidak hanya berfokus pada peningkatan profit usaha, namun produk minuman herbal itu juga menjadi salah satu strategi dalam keberlanjutan ekonomi masyarakat lokal, yakni memanfaatkan produk para petani, sekaligus menjaga lingkungan.
Jika dulunya penyediaan bahan baku produk dari pasar tradisional setempat, Ardi saat ini membeli bahan baku langsung dari petani lokal yang berada di Kampung Ketang di Kabupaten Manggarai dan petani di tiga kecamatan di Kabupaten Manggarai Barat, yakni Komodo, Mbeliling, dan Kecamatan Sano Nggoang.
Sebanyak 20 petani lokal telah bermitra dengan Ardi untuk menyediakan bahan baku jahe merah, temulawak, kunyit, kayu manis, gula aren, daun pandan, dan serai.
Ardi sering mengunjungi para petani untuk memastikan ketersediaan bahan baku yang organik dan memastikan keberlanjutan lingkungan.
Ia menekankan lewat kerja sama yang baik dengan para petani akan menciptakan ekosistem bisnis yang saling menguntungkan. Kehadiran usaha Ardi dengan kebutuhan bahan baku mampu menjawab keluhan para petani yang sulit mendapatkan pasar hasil pertanian mereka setelah panen dan harga komoditi yang merosot karena bahan baku yang melimpah, sedangkan pasar terbatas.
Ardi menilai dengan mendukung perekonomian petani secara berkelanjutan, usaha miliknya memberikan semangat bagi petani agar terus menanam, sehingga secara kolektif tetap menjaga kelestarian kekayaan rempah-rempah dan nilai-nilai lokal di Labuan Bajo, Flores.
Sektor pariwisata di Labuan Bajo, pascapandemi COVID-19 terus berkembang pesat. Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat mencatat kunjungan wisatawan sepanjang 2023 mencapai 423.87 orang, meningkat dibanding dengan 2022 yang mencapai 170.354 orang. Ardi menilai perkembangan kunjungan wisatawan ini tidak saja dinikmati pelaku UMKM, namun juga dapat dinikmati sektor lain, seperti petani.
Dengan demikian, kemajuan pariwisata di suatu daerah betul-betul berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat, terlebih masyarakat lokal.
Setelah mengusung konsep membangun usaha yang tidak hanya menguntungkan secara finansial, tetapi juga memberi manfaat bagi petani dan menjaga kelestarian lingkungan, mengantarkan Ardi merengkuh juara pertama dalam program Floratama Academy 5.0 yang diselenggarakan oleh Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF). BPOLBF adalah badan di bawah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk pengembangan wisata di wilayah NTT dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Program ini merupakan upaya lanjutan untuk mencapai target pengembangan bisnis dan mendorong unit usaha pariwisata dan ekonomi kreatif di kawasan Flores, Alor, Lembata, dan Bima (Floratama) untuk mengembangkan bisnisnya berbasis kearifan lokal dan pemanfaatan sumber daya yang berkelanjutan.
Adrianus menilai pencapaian dalam kompetisi itu merupakan hasil kerja keras, ketekunan dan kolaborasi bersama seluruh pihak, termasuk para petani. Ia berpesan kepada para pelaku UMKM di Labuan Bajo agar melihat potensi usaha yang dapat digeluti menyambut perkembangan pariwisata, sekaligus tetap mengedepankan ekosistem bisnis yang juga memberdayakan sektor lainnya secara adil dan memperhatikan keseimbangan alam.
Pengembangan UMKM sebagai bagian integral sektor pariwisata terus digenjot pemerintah untuk mendukung Labuan Bajo sebagai DPSP. Pemerintah hadir melalui BPOLBF, misalnya, selama empat tahun terakhir menyelenggarakan program "Floratama Academy" guna pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif, sekaligus meningkatkan kompetensi sumber daya manusia serta pengembangan produk pariwisata dan ekonomi kreatif yang berbasis people (masyarakat), planet (lingkungan), dan prosperity (kesejahteraan).
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama BPOLBF Frans Teguh mengharapkan program Floratama Academy dapat melahirkan mencetak pahlawan lokal yang mampu berkontribusi pada pengembangan pariwisata berkelanjutan di Labuan Bajo.
Baca juga: Artikel - Menyiapkan SDM berkecakapan khusus sambut pariwisata
Floratama Academy 5.0 bukan sekadar kompetisi, tetapi juga platform untuk berbagi pengetahuan, inovasi, dan praktik terbaik dalam pengelolaan sumber daya alam dan pariwisata berkelanjutan dan lembaga itu berharap inisiatif ini dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk berpartisipasi dan berkontribusi dalam pengembangan daerah.
Baca juga: Artikel - Meramu budaya dari Kampung Tradisional Bena
Karenanya, lembaga itu terus mendukung program-program yang sejalan dengan visi untuk menjadikan Labuan Bajo sebagai tujuan wisata yang berkelanjutan dan inklusif.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Memanfaatkan potensi alam dan kemajuan wisata Labuan Bajo
Mengenakan songke, tenun khas Manggarai, Adrianus Taur (42) menawarkan segelas minuman herbal pada setiap tamu yang bertandang ke rumahnya di Kampung Kaper, Desa Golo Bilas, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Silahkan minum Ite (bahasa Manggarai yang berarti kamu)," ujar Ardi (sapaan akrab Adrianus Taur), menawarkan minuman kepada ANTARA di kediamannya.
Ardi merupakan seorang guru kontrak yang telah mengabdi kurang lebih 15 tahun di Manggarai, sekaligus pelaku UMKM di Labuan Bajo yang mengembangkan produk unggulan minuman herbal dari tanaman obat keluarga (toga), seperti jahe merah, temulawak, kunyit, kayu manis, gula aren, daun pandan, dan daun serai, menjadi tepung atau bubuk siap saji tanpa bahan pengawet.
Awalnya, minuman herbal itu diproduksi istrinya Emerlinda Flaviana Haya untuk kebutuhan dalam rumah, setelah melihat Presiden Joko Widodo membocorkan resep jamu yang biasa diminumnya, yakni jahe merah, temulawak, sereh, kunyit, yang semuanya dicampur menjadi satu pada masa pandemi COVID-19 tahun 2020.
Minuman herbal itu mampu menambah stamina dan imunitas tubuh, bahkan sebanyak tujuh orang rekan Adrianus Taur yang terpapar COVID-19 pada tahun 2020 dinyatakan sembuh setelah dua hari secara rutin meminum racikan rempah-rempah itu.
Berbekal pengalaman, pria yang menjabat sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMKN 3 Komodo itu melihat ada peluang usaha, terlebih ia berada di Kota Labuan Bajo yang dikenal sebagai destinasi pariwisata super prioritas (DPSP) yang memiliki potensi besar untuk pengembangan UMKM.
Bagi Ardi mengembangkan usaha minuman herbal itu tidak sekadar meraup pundi-pundi rupiah, tapi ada misi kemanusiaan yang ia jalankan, yakni menyehatkan masyarakat melalui minuman herbal dan terus melestarikan kekayaan bumi di Labuan Bajo, Flores melalui produk yang aman, berkualitas, dan berkelanjutan serta membantu para petani lokal.
Meskipun demikian, usaha ayah tiga anak ini pada awalnya tidak berjalan mulus, ia memulai usaha dengan modal Rp250 ribu untuk membeli bahan baku di pasar tradisional, kemudian diolah menjadi bubuk.
Ia membungkus beberapa kilogram produk bubuk minuman itu dengan plastik seadanya, lalu mulai menawarkan kepada keluarga, kolega dan para tetangga dari rumah ke rumah serta memasarkan produk melalui platform media sosial.
Ardi mengisahkan penolakan secara halus kerap ia terima saat menawarkan produknya, namun ia menjawab penolakan itu dengan meminta calon pelanggannya mencoba produk herbal tersebut. Dari mencoba itu ia mendapatkan umpan balik mengenai manfaat yang dirasakan oleh yang mengonsumsi.
Ia menganggap semua tantangan itu sebagai peluang untuk sukses. Melalui kerja keras, testimoni banyak pelanggan dan informasi produk melalui media massa dan media sosial, perlahan produk herbal itu mulai diterima masyarakat.
Pelan tapi pasti, usaha Ardi terus berkembang, baginya semua orang adalah guru dan alam raya adalah sekolah. Sejak tahun 2021 ia rutin berdiskusi dan berbagi pengalaman dengan sesama pelaku UMKM, lalu mengikuti berbagai pelatihan dan pendidikan bagi pelaku UMKM yang diselenggarakan pemerintah pusat melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Kementerian Koperasi dan UMKM, Bank Indonesia serta Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat.
Berkat ketekunan, kesabaran, komitmen dan konsistensi untuk meningkatkan kualitas produk, Ardi saat ini telah membangun gudang penyimpanan, galeri jualan dan dapur produksi. Ia dibantu dalam kepengurusan izin usaha oleh pemerintah dan telah mendapatkan sertifikat Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) dan sertifikat halal. Saat ini sedang menunggu sertifikasi oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Bagi Ardi usaha haruslah berdampak bagi orang lain. Karena itu, saat ini ia juga merekrut tiga pekerja dari warga sekitar dan menjadikan tempat usahanya sebagai wadah bagi siswa tingkat SMK untuk menjalankan praktik kerja lapangan (PKL) selama dua tahun terakhir.
Seiring berjalannya waktu, produk minuman herbal milik Ardi semakin dikenal di Labuan Bajo. Ia kemudian banyak mengikuti pameran dan festival di Labuan Bajo, bahkan lolos kurasi sebagai pelaku UMKM dalam berbagai kegiatan nasional dan internasional, seperti IFG Labuan Bajo Marathon dan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN 2023.
Melalui media sosial, marketplace dan pemberitaan media massa, produk minuman herbal Ardi telah menembus pasar nasional, seperti Jakarta, Surabaya, Papua, Kalimantan, Sulawesi dan Bali. Kini, Ardi memiliki 86 reseller di seluruh wilayah Indonesia. Dalam satu bulan Adrianus dapat memproduksi sekitar 144 kilogram bubuk minuman herbal untuk melayani seluruh pelanggannya.
Guru bahasa Inggris ini juga telah mempersiapkan dokumen dan berbagai persyaratan lainnya karena melirik potensi pasar internasional untuk penjualan produk miliknya. Pada awal September 2024 telah dibuka penerbangan internasional di Bandara Komodo dengan rute Kuala Lumpur-Labuan Bajo, sehingga produk minuman herbal milik Ardi dapat menjadi salah satu oleh-oleh khas Labuan Bajo bagi wisatawan asing.
Bantu petani
Perjalanan usaha Adrianus Taur tidak hanya berfokus pada peningkatan profit usaha, namun produk minuman herbal itu juga menjadi salah satu strategi dalam keberlanjutan ekonomi masyarakat lokal, yakni memanfaatkan produk para petani, sekaligus menjaga lingkungan.
Jika dulunya penyediaan bahan baku produk dari pasar tradisional setempat, Ardi saat ini membeli bahan baku langsung dari petani lokal yang berada di Kampung Ketang di Kabupaten Manggarai dan petani di tiga kecamatan di Kabupaten Manggarai Barat, yakni Komodo, Mbeliling, dan Kecamatan Sano Nggoang.
Sebanyak 20 petani lokal telah bermitra dengan Ardi untuk menyediakan bahan baku jahe merah, temulawak, kunyit, kayu manis, gula aren, daun pandan, dan serai.
Ardi sering mengunjungi para petani untuk memastikan ketersediaan bahan baku yang organik dan memastikan keberlanjutan lingkungan.
Ia menekankan lewat kerja sama yang baik dengan para petani akan menciptakan ekosistem bisnis yang saling menguntungkan. Kehadiran usaha Ardi dengan kebutuhan bahan baku mampu menjawab keluhan para petani yang sulit mendapatkan pasar hasil pertanian mereka setelah panen dan harga komoditi yang merosot karena bahan baku yang melimpah, sedangkan pasar terbatas.
Ardi menilai dengan mendukung perekonomian petani secara berkelanjutan, usaha miliknya memberikan semangat bagi petani agar terus menanam, sehingga secara kolektif tetap menjaga kelestarian kekayaan rempah-rempah dan nilai-nilai lokal di Labuan Bajo, Flores.
Sektor pariwisata di Labuan Bajo, pascapandemi COVID-19 terus berkembang pesat. Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat mencatat kunjungan wisatawan sepanjang 2023 mencapai 423.87 orang, meningkat dibanding dengan 2022 yang mencapai 170.354 orang. Ardi menilai perkembangan kunjungan wisatawan ini tidak saja dinikmati pelaku UMKM, namun juga dapat dinikmati sektor lain, seperti petani.
Dengan demikian, kemajuan pariwisata di suatu daerah betul-betul berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat, terlebih masyarakat lokal.
Setelah mengusung konsep membangun usaha yang tidak hanya menguntungkan secara finansial, tetapi juga memberi manfaat bagi petani dan menjaga kelestarian lingkungan, mengantarkan Ardi merengkuh juara pertama dalam program Floratama Academy 5.0 yang diselenggarakan oleh Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF). BPOLBF adalah badan di bawah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk pengembangan wisata di wilayah NTT dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Program ini merupakan upaya lanjutan untuk mencapai target pengembangan bisnis dan mendorong unit usaha pariwisata dan ekonomi kreatif di kawasan Flores, Alor, Lembata, dan Bima (Floratama) untuk mengembangkan bisnisnya berbasis kearifan lokal dan pemanfaatan sumber daya yang berkelanjutan.
Adrianus menilai pencapaian dalam kompetisi itu merupakan hasil kerja keras, ketekunan dan kolaborasi bersama seluruh pihak, termasuk para petani. Ia berpesan kepada para pelaku UMKM di Labuan Bajo agar melihat potensi usaha yang dapat digeluti menyambut perkembangan pariwisata, sekaligus tetap mengedepankan ekosistem bisnis yang juga memberdayakan sektor lainnya secara adil dan memperhatikan keseimbangan alam.
Pengembangan UMKM sebagai bagian integral sektor pariwisata terus digenjot pemerintah untuk mendukung Labuan Bajo sebagai DPSP. Pemerintah hadir melalui BPOLBF, misalnya, selama empat tahun terakhir menyelenggarakan program "Floratama Academy" guna pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif, sekaligus meningkatkan kompetensi sumber daya manusia serta pengembangan produk pariwisata dan ekonomi kreatif yang berbasis people (masyarakat), planet (lingkungan), dan prosperity (kesejahteraan).
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama BPOLBF Frans Teguh mengharapkan program Floratama Academy dapat melahirkan mencetak pahlawan lokal yang mampu berkontribusi pada pengembangan pariwisata berkelanjutan di Labuan Bajo.
Baca juga: Artikel - Menyiapkan SDM berkecakapan khusus sambut pariwisata
Floratama Academy 5.0 bukan sekadar kompetisi, tetapi juga platform untuk berbagi pengetahuan, inovasi, dan praktik terbaik dalam pengelolaan sumber daya alam dan pariwisata berkelanjutan dan lembaga itu berharap inisiatif ini dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk berpartisipasi dan berkontribusi dalam pengembangan daerah.
Baca juga: Artikel - Meramu budaya dari Kampung Tradisional Bena
Karenanya, lembaga itu terus mendukung program-program yang sejalan dengan visi untuk menjadikan Labuan Bajo sebagai tujuan wisata yang berkelanjutan dan inklusif.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Memanfaatkan potensi alam dan kemajuan wisata Labuan Bajo