Labuan Bajo, NTT (ANTARA) - Pos Basarnas Labuan Bajo melatih puluhan kru kapal wisata dan agen perjalanan wisata untuk menangani korban patah leher dalam kondisi darurat yang menjadi korban kecelakaan kapal.
 
"Dengan pelatihan ini bisa meminimalisasi risiko terhadap korban jika terjadi kecelakaan kapal," kata Kepala Pos Basarnas Labuan Bajo, Edy Suryono di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis, (24/10).
 
Edy Suryono melakukan pelatihan dibantu sejumlah staf dalam penyuluhan keselamatan berlayar serta simulasi pemadaman kebakaran di Dermaga Pelabuhan Marina Labuan Bajo.
 
Sebagai instruktur, Edy Suryono menjelaskan penanganan terhadap korban dalam kondisi kedaruratan harus dilakukan secara hati-hati menggunakan papan atau tandu dan alat penyangga leher.
 
"Kalau tidak ada papan spinal alternatif lain kalau di kapal pasti ada papan yang rata, ukurannya kurang lebih 1,60 meter sesuai tinggi korban lalu kita balut leher korban dengan handuk atau busa jaket biar tidak goyang dan mengangkat korban harus secara serempak," katanya.
 
Edy menekankan kondisi korban harus dipastikan dalam keadaan sadar sehingga dapat berkomunikasi dan memberitahu bagian tubuh mana yang mengalami sakit atau diduga mengalami patah tulang.
 
"Kalau korban pingsan penanganan sama kayak tadi, kalau bisa kita sadarkan dulu, lalu tanya, kita tangani untuk sadar, kalau tidak ada nafas kita lakukan nafas buatan, jika tidak ada nadi dan nafas kita lakukan resusitasi jantung paru (RJP) sampai tim medis dari rumah sakit tiba," katanya.
 
Ia berharap materi yang diberikan dapat dipahami peserta kegiatan dan dapat dipraktikkan dalam kondisi kedaruratan saat berlayar di perairan Labuan Bajo.

Kegiatan penyuluhan keselamatan berlayar serta simulasi pemadaman kebakaran diselenggarakan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo guna meningkatkan keselamatan pelayaran saat berlayar di perairan Kabupaten Manggarai Barat.

"Kami lakukan penyuluhan keselamatan pelayaran sebagai bukti kehadiran pemerintah, bukan hanya KSOP tetapi juga Polres Manggarai Barat, Basarnas, TNI, pemerintah daerah, asosiasi, Forum Keagenan Kapal (Fokal) Gabungan Pengusaha Wisata Bahari dan Tirta Indonesia (Gahawisri) Labuan Bajo," kata Kepala KSOP Kelas III Labuan Bajo Stephanus Risdiyanto.

Ia menjelaskan keterlibatan berbagai pihak dalam penyuluhan keselamatan pelayaran merupakan wujud kolaborasi untuk meminimalisasi dampak keadaan darurat dalam pelayaran sekaligus melakukan fungsi pembinaan keselamatan pelayaran.

Penyuluhan keselamatan pelayaran bagi pelaku pelayaran bukan hanya sebagai upaya mengantisipasi kecelakaan kapal, namun menyiapkan para pelaku pariwisata untuk menghadapi cuaca buruk.

Baca juga: Tim SAR temukan suami-istri terombang-ambing di Laut Sikka

Baca juga: Kapal rombongan Calon Gubernur Malut terbakar, lima tewas

Pewarta : Gecio Viana
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024