Labuan Bajo (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga agar mewaspadai potensi dampak peralihan musim kemarau ke musim hujan di wilayah Kabupaten Manggarai Barat , Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Saat ini wilayah Manggarai Barat telah memasuki masa pancaroba yaitu periode peralihan dari musim kemarau ke musim hujan," kata Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Maria Patricia Christin Seran dihubungi di Labuan Bajo, Selasa, (29/10).
Ia menambahkan cuaca di wilayah Manggarai Barat umumnya cerah berawan pada pagi hari, namun pada siang hingga sore hari langit cenderung berawan dengan potensi hujan disertai petir, yang sering kali diikuti oleh angin kencang dalam durasi singkat.
"Fenomena cuaca seperti ini adalah hal yang normal selama masa pancaroba, tetapi tetap perlu diwaspadai," ungkapnya.
Lebih lanjut wilayah Manggarai Barat bagian timur, yang berdekatan dengan Kabupaten Manggarai sudah mulai memasuki musim hujan. Oleh karena itu kesiapsiagaan dari pemerintah daerah (pemda) dan masyarakat sangatlah penting untuk menghadapi potensi bencana yang mungkin terjadi.
"Cuaca ekstrem yang biasa terjadi adalah hujan petir, angin kencang berdurasi singkat yang sifatnya merusak seperti puting beliung," katanya.
Ia juga mengimbau warga dan para pemangku kepentingan untuk terus memantau prakiraan cuaca dari BMKG untuk mengetahui perkembangan cuaca.
"Bersihkan saluran drainase agar air hujan tidak menggenang dan lakukan pemangkasan pohon yang berpotensi tumbang, pastikan bangunan kokoh dan sesuai standar untuk menghadapi cuaca ekstrem," katanya.
Baca juga: BMKG: Kota-kota besar waspadai hujan petir
Baca juga: BMKG : Waspadai gelombang 2 meter di perairan NTT
Baca juga: BMKG: Kota-kota besar waspadai hujan petir
Baca juga: BMKG : Waspadai gelombang 2 meter di perairan NTT
Ia juga menjelaskan dengan lebih mempersiapkan diri menghadapi cuaca pada masa pancaroba dan musim hujan, maka dapat meminimalkan risiko dan dampak dari fenomena cuaca yang tidak terduga.