Kupang (ANTARA News NTT) - Kepala Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II (BWSNT II) Agus Sosiawan mengatakan, bendungan Raknamo di Kabupaten Kupang dan Rotiklot di Kabupaten Belu, masih dalam tahap pengisian air (impounding).
"Dua bendungan besar ini sudah selesai dibangun oleh pemerintah pusat dan saat ini masih dalam tahap pengisian air. Belum bisa digunakan," katanya kepada Antara di Kupang, Kamis (21/2).
Dia menambahkan, ada beberapa tahapan yang harus dilalui sebelum digunakan untuk pengairan maupun kebutuhan air baku, seperti bendungan harus sudah penuh terisi air, setelah itu dilakukan audit oleh Komisi Keamanan Bendungan (KKB).
"Kalau proses itu selesai, baru akan diberikan rekomendasi untuk izin pengelolaan bendungan, tetapi digunakan sesuai kebutuhan," ujarnya.
Agus berharap, masih ada sisa hujan pada musim hujan tahun ini untuk ditampung pada dua bendungan yang sudah selesai dibangun ini.
Bendungan Raknamo di Kabupaten Kupang mampu menampung 14 juta meter kubik air dengan kebutuhan luas lahan kurang lebih 197,34 Ha.
Bendungan ini melayani kebutuhan air baku bagi warga Kabupaten Kupang 100 liter/detik, kebutuhan air untuk lahan irigasi seluas 1.250 ha, mengurangi genangan air pada daerah hilir sungai Puames dan sekitar Kota dan Kabupaten Kupang serta untuk pengembangan pariwisata.?
Sementara Bendungan Rotiklot di Kabupaten Belu memiliki kapasitas tampung 3,2 juta M3. Bendungan ini bermanfaat untuk penyediaan air untuk lahan irigasi seluas 139 hektare padi dan 500 hektare palawija.
Manfaat lainnya sebagai pengendalian banjir daerah hilir kawasan Ainiba serta suplai air baku untuk masyarakat dan pelabuhan Atapupu sebesar 40 liter/detik.
Baca juga: Progres Bendungan Napung Gete 58,35 persen
Baca juga: Studi kelayakan Bendungan Welikis di Belu segera dilakukan
"Dua bendungan besar ini sudah selesai dibangun oleh pemerintah pusat dan saat ini masih dalam tahap pengisian air. Belum bisa digunakan," katanya kepada Antara di Kupang, Kamis (21/2).
Dia menambahkan, ada beberapa tahapan yang harus dilalui sebelum digunakan untuk pengairan maupun kebutuhan air baku, seperti bendungan harus sudah penuh terisi air, setelah itu dilakukan audit oleh Komisi Keamanan Bendungan (KKB).
"Kalau proses itu selesai, baru akan diberikan rekomendasi untuk izin pengelolaan bendungan, tetapi digunakan sesuai kebutuhan," ujarnya.
Agus berharap, masih ada sisa hujan pada musim hujan tahun ini untuk ditampung pada dua bendungan yang sudah selesai dibangun ini.
Bendungan Raknamo di Kabupaten Kupang mampu menampung 14 juta meter kubik air dengan kebutuhan luas lahan kurang lebih 197,34 Ha.
Bendungan ini melayani kebutuhan air baku bagi warga Kabupaten Kupang 100 liter/detik, kebutuhan air untuk lahan irigasi seluas 1.250 ha, mengurangi genangan air pada daerah hilir sungai Puames dan sekitar Kota dan Kabupaten Kupang serta untuk pengembangan pariwisata.?
Sementara Bendungan Rotiklot di Kabupaten Belu memiliki kapasitas tampung 3,2 juta M3. Bendungan ini bermanfaat untuk penyediaan air untuk lahan irigasi seluas 139 hektare padi dan 500 hektare palawija.
Manfaat lainnya sebagai pengendalian banjir daerah hilir kawasan Ainiba serta suplai air baku untuk masyarakat dan pelabuhan Atapupu sebesar 40 liter/detik.
Baca juga: Progres Bendungan Napung Gete 58,35 persen
Baca juga: Studi kelayakan Bendungan Welikis di Belu segera dilakukan