Kupang (Antara NTT) - Dewan Perwakilan Rakyat DaerahcNusa Tenggara Timur meminta PT PLN (Persero) setempat segera membangun jaringan listrik ke desa-desa sehingga masyarakat bisa menikmati salah satu infrastruktur dasar itu.
"Dari data masih sekitar 1.205 desa di Nusa Tenggara Timur belum dialiri listrik," kata Ketua DPRD NTT Anwar Pua Geno di Kupang, Selasa.
Dia mengatakan, hadirnya pembangkit dari kapal (marine vessel power plant-MVPP) dengan kapasitas 60 MW di Bolok, Kota Kupang, harus secepatnya menjawab kebutuhan listrik terutama desa-desa di Pulau Timor yang belum menikmati listrik.
Menurutnya, jika kebutuhan akan listrik di daerah perkotaan Pulau Timor seperti Kupang, Oelamasi, Soe, Kefamenanu, Betun, hingga Belu sudah terpenuhi atau surplus, maka jaringan listrik ke desa-desa harus segera dibangun.
"NTT bukan hanya Timor. Kalau di Timor sudah surplus terus bagaimana dengan daerah lain di Flores, Sumba, Alor, dan daerah lain? Ini yang kita juga minta perhatian dari PLN," katanya.
Politikus Partai Golkar itu mencontohkan, pemenuhan kebutuhan akan listrik di Pulau Flores saat ini juga belum memadai meskipun sudah adan pembangkit listrik panas bumi (geothermal), namun belum terkoneksi denga baik.
"Kita juga berharap pembangkit seperti kapal listrik ini juga melayani kelistrikan di Pulau Flores. Memang biayanya mahal, tapi kami berharap kehadiran kapal ini harus bisa mengatasi rasio elektrifikasi yang masih rendah," katanya pula.
Secara terpisah, General Manager PT PLN (Persero) Wilayah NTT Richard Safkaur mengatakan, pembangunan jaringan listrik di Pulau Timor akan dilakukan secara bertahap.
"Saat pembangunan jaringan kita sudah sampai ke Kota Kefamenanu, ibu kota Kabupaten Timor Tengah Utara," katanya di Kupang.
Pihaknya tengah berkoordinasi dengan pihak ketiga yang menangani pembangunan jaringan listrik dari Kefamenanu ke Kota Atambua, ibu kota Kabupaten Belu, yang ditargetkan selesai pada tahun ini.
Richard mengatakan, ketika pembangunan jaringan sudah sampai ke Atambua maka sistem kelistrikan untuk Pulau Timor akan dikontrol secara terpusat dari Kota Kupang.
"Sistem Kupang yang saat ini diperkuat dengan tambahan daya dari MVPP ditambah juga dari PLTU IPP Bolok 16,5x2 akan menjadi sistem Timor," katanya.
Dengan begitu, lanjutnya, listrik di Pulau Timor tidak lagi mengandalkan mesin pembangkit tenaga diesel di masing-masing kabupaten sehingga akan dipindahkan ke daerah lain seperti ke Flores, Sumba, dan lainnya.
"Mesin pembangkit yang dipakai selama ini akan dimatikan dan dipindahkan ke daerah lain yang kebutuhan listriknya masih pas-pasan," demikian Richard Safkaur.
"Dari data masih sekitar 1.205 desa di Nusa Tenggara Timur belum dialiri listrik," kata Ketua DPRD NTT Anwar Pua Geno di Kupang, Selasa.
Dia mengatakan, hadirnya pembangkit dari kapal (marine vessel power plant-MVPP) dengan kapasitas 60 MW di Bolok, Kota Kupang, harus secepatnya menjawab kebutuhan listrik terutama desa-desa di Pulau Timor yang belum menikmati listrik.
Menurutnya, jika kebutuhan akan listrik di daerah perkotaan Pulau Timor seperti Kupang, Oelamasi, Soe, Kefamenanu, Betun, hingga Belu sudah terpenuhi atau surplus, maka jaringan listrik ke desa-desa harus segera dibangun.
"NTT bukan hanya Timor. Kalau di Timor sudah surplus terus bagaimana dengan daerah lain di Flores, Sumba, Alor, dan daerah lain? Ini yang kita juga minta perhatian dari PLN," katanya.
Politikus Partai Golkar itu mencontohkan, pemenuhan kebutuhan akan listrik di Pulau Flores saat ini juga belum memadai meskipun sudah adan pembangkit listrik panas bumi (geothermal), namun belum terkoneksi denga baik.
"Kita juga berharap pembangkit seperti kapal listrik ini juga melayani kelistrikan di Pulau Flores. Memang biayanya mahal, tapi kami berharap kehadiran kapal ini harus bisa mengatasi rasio elektrifikasi yang masih rendah," katanya pula.
Secara terpisah, General Manager PT PLN (Persero) Wilayah NTT Richard Safkaur mengatakan, pembangunan jaringan listrik di Pulau Timor akan dilakukan secara bertahap.
"Saat pembangunan jaringan kita sudah sampai ke Kota Kefamenanu, ibu kota Kabupaten Timor Tengah Utara," katanya di Kupang.
Pihaknya tengah berkoordinasi dengan pihak ketiga yang menangani pembangunan jaringan listrik dari Kefamenanu ke Kota Atambua, ibu kota Kabupaten Belu, yang ditargetkan selesai pada tahun ini.
Richard mengatakan, ketika pembangunan jaringan sudah sampai ke Atambua maka sistem kelistrikan untuk Pulau Timor akan dikontrol secara terpusat dari Kota Kupang.
"Sistem Kupang yang saat ini diperkuat dengan tambahan daya dari MVPP ditambah juga dari PLTU IPP Bolok 16,5x2 akan menjadi sistem Timor," katanya.
Dengan begitu, lanjutnya, listrik di Pulau Timor tidak lagi mengandalkan mesin pembangkit tenaga diesel di masing-masing kabupaten sehingga akan dipindahkan ke daerah lain seperti ke Flores, Sumba, dan lainnya.
"Mesin pembangkit yang dipakai selama ini akan dimatikan dan dipindahkan ke daerah lain yang kebutuhan listriknya masih pas-pasan," demikian Richard Safkaur.