Jakarta (ANTARA) - PT PLN (Persero) memperkuat pengembangan sistem kelistrikan hijau melalui kerja sama penerapan energy modelling system dengan perusahaan energy modelling asal Australia, Energy Exemplar.

Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Senin, bahwa dengan meningkatnya bauran energi baru dan terbarukan (EBT), sistem kelistrikan di masa mendatang semakin kompleks.

"Dulu, sistem kelistrikan kita (Indonesia) didominasi pembangkit batu bara yang bersifat baseload. Maka sistem kelistrikan kita pun lebih sederhana. Sedangkan ke depan, sistem akan didominasi pembangkit EBT dari surya dan angin yang bersifat intermiten. Maka sistem kelistrikan akan menjadi lebih kompleks," jelasnya.

Selain itu, ia menyampaikan bahwa peningkatan kapasitas EBT yang bersifat intermiten tersebut juga membutuhkan perubahan skenario pengembangan sektor kelistrikan.

"Dalam memperkuat sistem kelistrikan, kami pun mendesain pengembangan pembangkit fast-response dan battery energy storage system untuk menstabilkan pasokan listrik untuk pelanggan,” kata Darmawan.

Untuk memastikan kestabilan sistem kelistrikan secara end-to-end, ia menuturkan bahwa pihaknya mempersiapkan Smart Grid sebagai operasi kelistrikan terdigitalisasi.

Smart Grid tersebut terdiri dari smart power plant, smart transmission, smart dispatch center, smart distribution, sampai smart metering di lokasi pelanggan.

"Dengan kondisi ini, maka energy modelling yang dulunya simple (sederhana), ke depan akan tergantikan dengan energy modelling yang sophisticated (canggih)," ujarnya.

Darmawan menyampaikan bahwa pihaknya juga membutuhkan energy modelling baru untuk merancang jalur transmisi hijau sepanjang 70 ribu kilometer (km) dari Sumatera dan Kalimantan ke Jawa, serta sepanjang Sulawesi dan Nusa Tenggara.

"Diperlukan energy modelling yang juga berbasis spasial sebagai upaya balancing antara pasokan dan demand di seluruh Indonesia. Di mana jalur transmisi hijau tersebut nantinya menyalurkan daya dari lokasi pembangkit hydro dan geothermal yang sangat jauh menuju pusat-pusat demand," ucapnya.

Mempertimbangkan hal tersebut, ia mengatakan bahwa kerja sama dengan Energy Exemplar yang memiliki produk “Plexos energy modelling system” merupakan langkah yang strategis.

Pihaknya juga akan melakukan comparative study dan benchmarking berbagai sistem kelistrikan dengan negara-negara lain.

“Ini sebagai upaya untuk memperkuat perancangan sistem kelistrikan yang jauh lebih robust (tangguh)," imbuh Darmawan.


Baca juga: PLN terjunkan 81.591 personelnya jamin listrik aman selama Nataru

Baca juga: Artikel - Menyeimbangkan antara pemajuan ekonomi dan transisi energi


Pewarta : Uyu Septiyati Liman
Editor : Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2024