Kupang, NTT (ANTARA) - Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Provinsi Nusa Tenggara Timur (Disparekraf NTT) berupaya membangun kemitraan strategis dalam pengembangan sektor pariwisata.
“Melalui kemitraan strategis kita membuka ruang kolaborasi yang bertujuan menciptakan sinergi antar stakeholder di sektor pariwisata,” kata Kepala Disparekraf NTT Noldy Hosea Pellokila saat menjadi pembicara dalam Musda V DPD Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) NTT 2025 di Kupang, Selasa.
Ia mengatakan kolaborasi berperan penting demi menjawab tantangan dan problem pariwisata NTT, serta untuk terus beradaptasi dengan tren wisatawan yang senantiasa berkembang.
Ia menjabarkan skema kemitraan strategis tersebut melalui kolaborasi Pentahelix atau kerja sama antar lima unsur masyarakat yang meliputi pemerintah, swasta, akademisi, komunitas, dan media.
“Manfaat dari kolaborasi ini setiap pihak dapat saling melengkapi dan memperkuat satu sama lain. Serta dapat menciptakan pariwisata berkelanjutan yang fokus pada pelestarian lingkungan dan budaya lokal, sambil meningkatkan ekonomi daerah,” jelasnya.
Ia mengajak setiap elemen masyarakat untuk turut aktif berkolaborasi dalam sektor pariwisata NTT sesuai peran dan tugas masing-masing.
Secara khusus ia mengajak ASITA NTT untuk turut bersinergi dalam mengidentifikasi dan meningkatkan potensi wisata daerah.
Selain itu, berkolaborasi dalam mempromosikan destinasi wisata serta melatih dan menyiapkan pelaku pariwisata yang berkualitas.
Ia menambahkan kemitraan strategis lewat kolaborasi Pentahelix penting untuk dilaksanakan demi mendukung visi Gubernur dan Wakil Gubernur NTT (2025-2030).
Visi tersebut adalah “NTT Maju, Sehat, Cerdas, Sejahtera, dan Berkelanjutan”, melalui salah satu program unggulan yakni pariwisata sebagai penggerak ekonomi lokal.