Labuan Bajo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai Barat (Mabar), Nusa Tenggara Timur (NTT) mendorong para pemuda untuk mengembangkan berbagai produk kerajinan anyaman berbahan baku bambu, guna memenuhi kebutuhan industri pariwisata di destinasi pariwisata super prioritas (DPSP) Labuan Bajo.
"Potensi bambu sangat besar di Manggarai Barat dan saat kami tanya produk anyaman bambu ternyata di Labuan Bajo ini semua dari luar daerah," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi Koperasi dan UKM (Disnakertranskop UKM) Manggarai Barat Theresia P Asmon di Labuan Bajo, Rabu.
Ia menambahkan telah melatih sebanyak 15 pemuda selama tiga hari sejak 1-3 Desember 2025 di Balai Latihan Kerja (BLK) Manggarai Barat. Mereka dilatih oleh instruktur anyaman bambu dari Bali.
Para peserta, lanjut dia, merupakan pemuda yang berasal dari berbagai kecamatan di Manggarai Barat dan terpilih melalui seleksi yang ketat dan memiliki komitmen untuk mengembangkan produk kerajinan anyaman bambu.
"Kami sudah punya rumah produksi bersama (RPB) di Labuan Bajo namun untuk bambu kelas tertentu, tapi untuk bambu jenis lain yang melimpah tidak jadi apa-apa, sedangkan di sisi lain sangat dibutuhkan oleh industri pariwisata sehingga para pemuda ini kami siapkan untuk menjawab kebutuhan industri pariwisata," katanya.
Kegiatan pelatihan berkolaborasi dengan Yayasan Kehati dan organisasi Indonesian Waste Platform (IWP).
Para peserta dilatih untuk menghasilkan berbagai produk anyaman seperti parsel untuk natal dan tahun baru dan pelindung botol kemasan hingga pelindung botol isi ulang ramah lingkungan (tumbler)
"Mereka dilatih untuk bagaimana membuat, mengkreasikan dari produk bambu untuk bikin keranjang parsel yang unik dan lucu serta pelindung botol kemasan yang dapat digunakan untuk melindungi botol untuk madu atau minuman tradisional, jadi itu nanti bisa dipromosikan ke mitra-mitra yang ada di Labuan Bajo," katanya.
Tidak sampai di pelatihan, lanjut dia, pemerintah daerah akan terus memantau perkembangan usaha kreatif dari anyaman bambu itu dan menghubungkan para peserta yang secara konsisten mengembangkan produk kerajinan bambu kepada pelatihan tahap lanjut dan membantu penjualan produk yang dihasilkan.
"Pendampingan lanjutan pasti kami lakukan, mereka ini tergabung dalam grup dengan pelatih karena teknik dasar mereka sudah bisa, terus nanti secara virtual akan didampingi," katanya.
Ia berharap para peserta dapat memanfaatkan pelatihan itu untuk menimba pengalaman dan pengetahuan terkait produk kerajinan anyaman bambu, sehingga dapat meningkatkan ekonomi dan mengambil bagian dalam perkembangan sektor pariwisata di Labuan Bajo.
"Sebagai langkah awal usai pelatihan ini kami mendorong para peserta agar menggunakan media sosial mereka sebagai media pemasaran, kami ingin sovenir tidak hanya patung Komodo atau kain tenun songke, tapi produk kerajinan ekonomi kreatif yang berasal dari potensi daerah dan para pemuda Labuan Bajo," katanya.
Seorang peserta kegiatan, Robertus Viser (37) menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada Pemkab Manggarai Barat yang telah melakukan pelatihan anyaman bambu tersebut.
"Pelatihan ini sangat bermanfaat dan punya potensi untuk dikembangkan di Labuan Bajo," katanya.
Ia mengaku melalui kegiatan tersebut semakin meningkatkan kemampuan para pemuda untuk mengolah bambu menjadi produk turunan yang dapat dijual di Labuan Bajo sekaligus mengoptimalkan potensi bambu yang ada di wilayah tersebut.
"Saya akan teruskan untuk membuat sampul botol dan gelas, peluang saya karena di kampung saya di Desa Repi, Kecamatan Lembor Selatan memiliki potensi bambu yang besar dan belum dioptimalkan," katanya.

