Kupang (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Nusa Tenggara Timur melaporkan selama kurang lebih lima tahun terakhir telah membina  42 pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk bisa berkembang sendiri dan mandiri.

"Terhitung dari 2020 sampai dengan Februari 2025 ini, kami sudah membina 42 pelaku UMKM, agar bisa berkembang terus," kata Analis BI Perwakilan NTT Reyza Lisembina di Kupang, Kamis.

Ia mengatakan hal ini dalam Sante Sante duduk dan berbincang dengan media yang digelar di Kantor BI Perwakilan Nusa Tenggara Timur.

Reyza menambahkan bahwa 42 pelaku UMKM tersebut tersebar di seluruh wilayah Nusa Tenggara Timur, dan dari jumlah itu juga dari berbagai produk UMKM.

"Tujuan dari pembinaan puluhan pelaku UMKM itu adalah agar mereka setelah lima tahun bisa mandiri atau berdiri sendiri," ujar dia.

Ia menambahkan bahwa setiap tahun jumlah pelaku UMKM yang dibina oleh BI NTT mengalami pertumbuhan.

DI tahun 2025 ini saja terdapat lima pelaku UMKM yang bergabung untuk kemudian mendapatkan pembinaan dari Bank Indonesia agar bisa berkembang ke tingkat yang lebih tinggi lagi.

Sejumlah UMKM yang dibina itu juga adalah UMKM yang berpengaruh pada inflasi di wilayah NTT. Namun juga ada UMKM lainnya seperti Kopi dan beberapa lainnya.

Secara umum ujar dia BI NTT saat ini sedang mendorong agar pelaku UMKM binaan BI tersebut bisa memiliki sertifikat halal sehingga menjadi penjualan produknya semakin luas.

"Belum semuanya, tetapi ada beberapa yang sudah, sisanya masih dalam proses," ujarnya.

Namun ia sendiri belum bisa menyebutkan lebih lanjut berapa banyak yang berproses dan berapa banyak yang sudah dinyatakan halal.


Pewarta : Kornelis Kaha
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2025