Labuan Bajo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai Barat mengimbau peternak babi untuk mewaspadai penyakit African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika dengan melakukan berbagai langkah antisipasi.

"Saya punya petugas setiap waktu pasti melakukan komunikasi, informasi dan edukasi agar masalah kebersihan dan pemeliharaan ternak dan kandang dijaga dengan baik," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Manggarai Barat Abidin dihubungi di Labuan Bajo, Senin malam.

Hal tersebut disampaikan guna menanggapi merebaknya penyebaran penyakit ASF di beberapa wilayah di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Selain meminta peternak hewan babi untuk melakukan disinfeksi rutin, peternak juga diminta untuk meningkatkan kekebalan ternak babi melalui pemberian pakan yang baik dan vitamin, serta tidak memberikan makanan hasil limbah olahan babi ke ternak babi.

Ia meminta warga juga menghindari Julu daging, lebih khusus Julu daging babi. Julu daging dikenal sebagai tradisi membagi daging secara merata di kalangan masyarakat Manggarai.

"Sejak awal Februari tahun ini sudah jalan komunikasi, informasi dan edukasi ke gereja termasuk sekolah-sekolah, saya sampaikan melalui edaran kepada seluruh masyarakat agar waspada masuknya penyakit ASF ini," ujarnya.

Ia menambahkan pemerintah daerah berkomitmen untuk mencegah penyebaran penyakit ASF di daerah itu, terlebih diketahui sejumlah ternak di kabupaten tetangga telah mati diduga terpapar virus ASF.

"Ada kejadian, baru-baru ini di bulan Februari ada jual beli anak babi dari Kabupaten Manggarai dan Kabupaten Manggarai Timur di Kecamatan Sano Nggoang dan saya suruh pulang," katanya.

Ia juga meminta warga dan peternak melaporkan ternak babi yang sakit ke petugas kesehatan ternak untuk mencegah penyebaran penularan penyakit ASF di daerah itu.


Pewarta : Gecio Viana
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2025