Labuan Bajo (ANTARA) - Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) menyatakan terdapat dua catatan penting dalam evaluasi kecelakaan yang dialami wisatawan saat melakukan aktivitas wisata di destinasi wisata yang berada di Taman Nasional Komodo (TNK) dan wisata bahari di Labuan Bajo.
"Ada dua catatan yakni pengelolaan destinasinya dan wisatawannya," kata Pelaksana Tugas Direktur Utama BPOLBF Frans Teguh di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa.
Ia menyampaikan hal tersebut menyikapi beberapa kasus kecelakaan kapal dan wisatawan yang terjadi beberapa waktu terakhir di Labuan Bajo.
Frans Teguh mengatakan core product (produk inti) pariwisata di Labuan Bajo adalah TNK dan wisata bahari yang dinilai masuk dalam kategori wisata berisiko tinggi.
Sehingga, lanjut dia, diperlukan manajemen destinasi yang lebih apik dan terkontrol yang lebih bagus seperti penanganan terhadap pelayanan kapal wisata, verifikasi kapal yang layak berlayar dan penerapan standar operasional prosedur (SOP) yang ketat sesuai aturan serta panduan berwisata yang aman dan nyaman.
"Tapi alhamdulillah, puji Tuhan sekarang ini sudah semakin ketat prosedur, misalnya KSOP sudah punya sistem dengan pengembang easybook.com ada verifikasi, audit serta teman-teman operasi, saya kira soal SOP, prosedur, panduan termasuk apa yang boleh dan tidak boleh," katanya.
Ia juga mengapresiasi kesigapan seluruh stakeholder di Labuan Bajo yang dinilai sangat tanggap dalam penanganan kedaruratan serta kecelakaan kapal dan wisatawan di Labuan Bajo.
"Kelihatan teruji, kompak dan cepat penanganan," ujarnya.
Lebih lanjut, kepada para wisatawan diharapkan untuk mencari informasi dari sumber yang dapat dipercaya agar memperkaya diri dengan pengetahuan bagaimana berwisata di destinasi wisata beresiko tinggi di Labuan Bajo serta menyiapkan fisik dan stamina yang baik sebelum berwisata.
"Ini penting edukasi kepada pengunjung dan kami sebetulnya dalam laman resmi kami sudah ada beberapa informasi terkait apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan pengunjung," katanya.
Wisatawan diharapkan tidak hanya mendapatkan informasi dan pengetahuan dari media sosial tapi dapat mengunjungi laman resmi pemerintah yang menyajikan informasi secara utuh.
"Wisatawan China berbeda dengan wisatawan Eropa, teman-teman dari Timur Asia ini lebih suka mendapatkan informasi dari media sosial sebagai sumber informasi tapi kalau wisatawan Eropa, wisatawan yang lebih advance itu dari official website, ini perilaku pengunjung," katanya.
Ia juga mengimbau agar para wisatawan untuk memilih biro perjalanan wisata yang resmi dan memastikan fasilitas layanan wisata telah sesuai standar keamanan demi kenyamanan wisatawan.
"Kami juga mengkomunikasikan kepada agen yang menjual paket wisata supaya lebih banyak memberikan informasi yang lebih utuh mengenai aktivitas diving, snorkeling, di mana aktivitas yang lebih aman arusnya, cuaca dan sebagainya," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BPOLBF sampaikan dua catatan evaluasi kecelakaan di destinasi wisata