Kupang (Antara NTT) - Alinasi Pemuda Nusa Tenggarara Timur yang terhimpun dalam delapan organisasi pemuda mahasiswa di Kota Kupang, Kamis, mendatangi kantor DPRD NTT untuk menyatakan sikap bertekad mengawal Pancasila dan tetap menjaga keutuhan NKRI.
Sejumlah organisasi pemuda itu terwakili dari Ikatan Mahasiswa Muhammadya (IMM), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), GPRMK Sumba, HIPMALIM RAYA, HIPMAR UMK, Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), dan HIMATIM.
"Kami menyadari bahwa saat ini bangsa kita seperti dikoyak-koyak oleh kepentingan segelintir orang yang tidak mencerminkan nilai-nilai Pancasila yang merupakan ideologi bangsa," kata koordinator Aliansi Pemuda NTT Pengawal Pancasila Muhamad Saleh saat menemui Komisi I DPRD NTT di Kupang, Kamis.
Dia mengatakan bahwa, semua organisasi pemuda yang terlibat dalam alinasi tersebut sudah sehati sepikiran untuk tetap menjaga nilai-nilai Pancasila yang saat ini sedang tergerus oleh berbagai kepentingan.
Hal itu, katanya, tercermin dari tindakan ormas-ormas tertentu yang dengan sewenang-wenang memainkan hukum demi kepentingan politiknya dan sudah menunjukan tindakan yang tidak sejalan dengan prinsip-prinsip Pancasila.
Untuk itu, Saleh mengatakan, pihaknya meminta agar DPRD setempat menyampaikan kepada pemerintah pusat untuk mengambil sikap berani membubarkan ormas atau organisasi yang bersifat premanisme di Indonesia karena bertentangan juga dengan Undang-Undang.
"Ormas-ormas yang mencoba mengganggu ideologi Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia harus dibubarkan. Kami pemuda di NTT akan terus menjaga dan mengawal Pancasila sampai titik darah penghabisan," katanya.
Mereka juga meminta agar DPRD setempat benar-benar berkomitmen menjaga toleransi guna terciptanya kerukunan, kedamaian, serta ketenteraman di provinsi kepulauan itu.
Menanggapi tuntutan tersebut, Ketua Komisi I DPRD NTT Yasintus Ebu Tho yang menangani bidang Pemerintahan, Hukum dan HAM mengatakan, pihak dewan juga memiliki spirit yang sama untuk menjaga dan mengawal Pancasila.
"Tidak hanya kita di NTT tapi seluruh masyarakat Indonesia meresahkan hal yang sama dengan berbagai gejolak persoalan yang mencoba melemahkan nilai-nilai Pancasila ini," kata politisi Partai Gerindera itu.
Dia mengatakan, saat ini sedang terjadi saling serang-menyerang pernyataan, teror-meneror lewat media, tarik menarik kepentingan dan sebagainya.
Komisi I juga segera berkoordinasi dengan gubernur serta pimpinan aparat keamanan dari Polda dan Korem setempat untuk membuka dialog bersama. "Kita ingin agar NTT ini tetap aman dan damai dari pengaruh kepentingan yang memecah belah bangsa," katanya.
Yasintuspun meminta, agar para pemuda tetap menjaga ketertiban dan secara elegan dalam menyampaikan aspirasinya.
Sejumlah organisasi pemuda itu terwakili dari Ikatan Mahasiswa Muhammadya (IMM), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), GPRMK Sumba, HIPMALIM RAYA, HIPMAR UMK, Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), dan HIMATIM.
"Kami menyadari bahwa saat ini bangsa kita seperti dikoyak-koyak oleh kepentingan segelintir orang yang tidak mencerminkan nilai-nilai Pancasila yang merupakan ideologi bangsa," kata koordinator Aliansi Pemuda NTT Pengawal Pancasila Muhamad Saleh saat menemui Komisi I DPRD NTT di Kupang, Kamis.
Dia mengatakan bahwa, semua organisasi pemuda yang terlibat dalam alinasi tersebut sudah sehati sepikiran untuk tetap menjaga nilai-nilai Pancasila yang saat ini sedang tergerus oleh berbagai kepentingan.
Hal itu, katanya, tercermin dari tindakan ormas-ormas tertentu yang dengan sewenang-wenang memainkan hukum demi kepentingan politiknya dan sudah menunjukan tindakan yang tidak sejalan dengan prinsip-prinsip Pancasila.
Untuk itu, Saleh mengatakan, pihaknya meminta agar DPRD setempat menyampaikan kepada pemerintah pusat untuk mengambil sikap berani membubarkan ormas atau organisasi yang bersifat premanisme di Indonesia karena bertentangan juga dengan Undang-Undang.
"Ormas-ormas yang mencoba mengganggu ideologi Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia harus dibubarkan. Kami pemuda di NTT akan terus menjaga dan mengawal Pancasila sampai titik darah penghabisan," katanya.
Mereka juga meminta agar DPRD setempat benar-benar berkomitmen menjaga toleransi guna terciptanya kerukunan, kedamaian, serta ketenteraman di provinsi kepulauan itu.
Menanggapi tuntutan tersebut, Ketua Komisi I DPRD NTT Yasintus Ebu Tho yang menangani bidang Pemerintahan, Hukum dan HAM mengatakan, pihak dewan juga memiliki spirit yang sama untuk menjaga dan mengawal Pancasila.
"Tidak hanya kita di NTT tapi seluruh masyarakat Indonesia meresahkan hal yang sama dengan berbagai gejolak persoalan yang mencoba melemahkan nilai-nilai Pancasila ini," kata politisi Partai Gerindera itu.
Dia mengatakan, saat ini sedang terjadi saling serang-menyerang pernyataan, teror-meneror lewat media, tarik menarik kepentingan dan sebagainya.
Komisi I juga segera berkoordinasi dengan gubernur serta pimpinan aparat keamanan dari Polda dan Korem setempat untuk membuka dialog bersama. "Kita ingin agar NTT ini tetap aman dan damai dari pengaruh kepentingan yang memecah belah bangsa," katanya.
Yasintuspun meminta, agar para pemuda tetap menjaga ketertiban dan secara elegan dalam menyampaikan aspirasinya.