Kupang (ANTARA) - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengakui bahwa masih banyak daerah di wilayah 3T (tertinggal, terdepan dan terluar) di Provinsi Nusa Tenggara Timur belum terjangkau sinyal internet.
"Masih banyak desa 3T di NTT yang belum terjangkau internet. Nanti kita akan upayakan semuanya. Saya kan baru bekerja tahun ke lima, tetapi sudah banyak yang kita lakukan," katanya kepada Antara di Ende, Flores, Selasa (26/3).
Khusus untuk NTT, kata Rudiantara, pemerintah fokus membangun BTS (Base Transceiver Station) di wilayah perbatasan seperti di Kabupaten Belu, karena Presiden Jokowi menginginkan pelayanan internet pada pos lintas batas harus lebih bagus dari negara tetangga.
Menurut dia, yang sudah dilakukan pemerintah selama ini adalah membangun Palapa Ring. Hampir selesai, tetapi Kalimantan bagian barat dan Kalimantan bagian Timur belum terhubung.
Dua daerah perbatasan ini belum bisa dibangun karena untuk menyambung ke dua wilayah ini, harus melewati bawa laut dari Pulau Jawa.
"Dan kami berpikir untuk menghubungkan wilayah ini. Kalau sudah tersambung di sepanjang perbatasan, itu akan lebih bagus lagi," katanya.
"Tetapi yang saat ini belum selesai, harus kita lanjutkan karena fundamen sudah diletakkan dan lima tahun ke depan sudah harus selesai dibangun," katanya.
Dia menambahkan, apa yang sudah dilakukan pemerintah saat ini menunjukkan keberpihakan kepada masyarakat Indonesia untuk akses internet, yang dianggap tidak layak secara bisnis.
"Kalau operator mau masuk dia hitung dulu. Ada bisnisnya atau tidak, baik modal atau tidak. Pemerintah tidak bisa melakukan itu, dan ini hanya solusi yang dilakukan pemerintah sambil menunggu satelit kita sendiri," katanya.
Jikalau satelit sudah ada, kata Rudiantara, maka semua sekolah, kantor desa, polsek, koramil, puskemas, rumah sakit di seluruh Indonesia akan terhubung dengan internet dengan kecepatan tinggi dan biaya murah.
"Masih banyak desa 3T di NTT yang belum terjangkau internet. Nanti kita akan upayakan semuanya. Saya kan baru bekerja tahun ke lima, tetapi sudah banyak yang kita lakukan," katanya kepada Antara di Ende, Flores, Selasa (26/3).
Khusus untuk NTT, kata Rudiantara, pemerintah fokus membangun BTS (Base Transceiver Station) di wilayah perbatasan seperti di Kabupaten Belu, karena Presiden Jokowi menginginkan pelayanan internet pada pos lintas batas harus lebih bagus dari negara tetangga.
Menurut dia, yang sudah dilakukan pemerintah selama ini adalah membangun Palapa Ring. Hampir selesai, tetapi Kalimantan bagian barat dan Kalimantan bagian Timur belum terhubung.
Dua daerah perbatasan ini belum bisa dibangun karena untuk menyambung ke dua wilayah ini, harus melewati bawa laut dari Pulau Jawa.
"Dan kami berpikir untuk menghubungkan wilayah ini. Kalau sudah tersambung di sepanjang perbatasan, itu akan lebih bagus lagi," katanya.
"Tetapi yang saat ini belum selesai, harus kita lanjutkan karena fundamen sudah diletakkan dan lima tahun ke depan sudah harus selesai dibangun," katanya.
Dia menambahkan, apa yang sudah dilakukan pemerintah saat ini menunjukkan keberpihakan kepada masyarakat Indonesia untuk akses internet, yang dianggap tidak layak secara bisnis.
"Kalau operator mau masuk dia hitung dulu. Ada bisnisnya atau tidak, baik modal atau tidak. Pemerintah tidak bisa melakukan itu, dan ini hanya solusi yang dilakukan pemerintah sambil menunggu satelit kita sendiri," katanya.
Jikalau satelit sudah ada, kata Rudiantara, maka semua sekolah, kantor desa, polsek, koramil, puskemas, rumah sakit di seluruh Indonesia akan terhubung dengan internet dengan kecepatan tinggi dan biaya murah.