Kupang (ANTARA) - Pemerintah akan berupaya maksimal untuk mempertahankan Manggarai Barat di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur sebagai satu-satunya habitat Komodo (varanus Komodoensis) di dunia, meski binatang purba itu sedang berada dalam ancaman.

"Kasus perdagangan bayi Komodo ini memang bisa mengganggu, tetapi pemerintah akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk tetap mempertahankan Manggarai Barat, sebagai satu-satunya habitat Komodo di dunia," kata Sekretaris Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT Benny Wahon kepada Antara di Kupang, Minggu (31/3).

Ia menjelaskan, langkah-langkah yang perlu diambil misalnya, dari aspek pengelolaan, serta perlu ada kolaborasi yang sinergis antara Kementerian LHK dan Pemprov NTT serta Pemkab Manggarai Barat.

Sinergi ini, terutama dalam konteks pengawasan terhadap lingkungan di sekitar kawasan Taman Nasional Komodo (TNK), agar kasus pencurian Komodo tidak terulang lagi.

Langkah lain, adalah meningkatkan promosi yang lebih intens terkait keunikan Komodo sebaga binatang purba yang punya habitat khusus di Pulau Komodo dan bukan di wilayah lainnya di dunia.

Dalam promosi, kata dia, perlu dikemas secara profesional tentang Komodo, yakni para pengunjung bukan hanya sekedar datang untuk melihat fisik Komodo tapi memahami bagamana kehidupan Komodo sebagai binatang purba dengan segala aktifitas hidupnya.

"Jadi pengunjung yang datang mendapat suguhan yang utuh tentang kehidupan Komodo dan tentunya bisa membawa kepuasan tersendiri bagi para wisatawan," kata Benny Wahon.

Upaya ini diharapkan tetap menjadikan pulau-pulau di ujung barat Pulau Flores sebagai satu-satunya habitat biawak raksasa komodo, dan tetap menarik bagi wisatawan, katanya.

Baca juga: Minat wisatawan ke TN Komodo bisa menurun
Baca juga: Akankah bayi Komodo dikembalikan ke habitatnya di TNK?

 
Close

Pewarta : Bernadus Tokan
Editor : Laurensius Molan
Copyright © ANTARA 2024