Kupang (ANTARA) - Warga binaan di Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, memperoleh keterampilan baru mengolah limbah pembakaran batu bara atau fly ash bottom ash (FABA) menjadi produk bernilai ekonomi melalui program Nusakambangan Berdaya yang digagas PLN bersama Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (IMIPAS).
Kepala Lembaga Pemasyarakatan Khusus Kelas II A Karanganyar Nusakambangan, Riko Purnama Candra dalam keterangan yang diterima di Kupang, Senin mengatakan pelatihan yang diberikan PLN kepada warga binaan tidak hanya menambah keterampilan, tetapi juga menumbuhkan rasa percaya diri.
"Kita sudah melakukan pelatihan kepada 30 warga binaan dan mereka cepat sekali menangkap, antusias, dan bersemangat karena ini hal yang baru serta bisa menimbulkan rasa percaya diri nanti pada saat kembali ke masyarakat," katanya.
Sejumlah warga binaan mengaku bersyukur mendapat kesempatan mengikuti program tersebut. Hasanudin, warga binaan Lapas Terbuka Nusakambangan, menceritakan awal mula dirinya ikut pelatihan pengolahan FABA.
"Awalnya kami ditawari oleh Lapas siapa saja yang mau ikut pelatihan. Saya tertarik, akhirnya mendaftar. Kemudian kami mengikuti pelatihan selama kurang lebih satu bulan, mulai dari nol sampai bisa menjalankan mesin press batako ini," ujarnya.
Baca juga: PLN NTT sudah pulihkan 90 persen listrik di lokasi terdampak banjir Nagekeo
Baca juga: PLN NTT siagakan 350 MW dukung kelistrikan pada ajang Tour de EnTeTe 2025
Senada, Rizal, warga binaan Lapas Nirbaya, berharap keterampilan yang diperoleh bisa menjadi bekal untuk hidup mandiri setelah bebas. "Saya bersyukur bisa mengikuti program ini. Mudah-mudahan ilmu yang saya dapatkan bisa bermanfaat saat kembali ke masyarakat," katanya.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan pemanfaatan FABA menjadi produk bernilai tambah merupakan bentuk komitmen perusahaan dalam mengimplementasikan aspek Environmental, Social, and Governance (ESG).
“Produk FABA yang dihasilkan tidak hanya memperkuat industri konstruksi, tetapi juga membuka jalan kemandirian ekonomi bagi para warga binaan,” ujarnya.
Nusakambangan Berdaya menjadi program pemberdayaan warga binaan melalui pemanfaatan FABA untuk memproduksi batako, paving block, roaster, hingga buis beton. Selain mendukung konsep ekonomi sirkular, program ini diharapkan mampu menjadi bekal keterampilan dan kemandirian bagi warga binaan ketika kembali ke masyarakat.