Kupang (ANTARA) - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) juga ikut prihatin terhadap kekurangan logistik Pemilu 2019, namun mengharapkan kepada lembaga penyelenggara pemilu itu untuk segera melengkapi kekurangan tersebut.
"Waktu sudah tinggal dua pekan dan kami berharap, KPU NTT segera berkoodinasi dengan KPU RI untuk menambah logistik yang masih kurang," kata Koordinator Divisi Hubungan Kelembagaan dan Hubungan Lembaga Bawaslu Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Jemris Fointuna di Kupang, Jumat (5/4).
Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan masih ada kekurangan lebih dari empat juta lebih surat suara untuk pemilihan umum serentak 2019 di NTT pada 17 April mendatang.
Selain itu, logistik lain seperti kotak suara dan bilik suara serta formulir dan perlengkapan pemilu lainpun belum semua lengkap, padahal pemilu sudah tinggal menghitung hari.
Menurut dia, KPU NTT harus memberikan perhatian serius pada masalah logistik surat suara, mengingat waktu yang semakin singkat, di samping topografi NTT yang terdiri dari pulau-pulau yang membutuhkan waktu untuk distribusi logistik.
"Kalau logistik-logistik ini baru terpenuhi diatas tanggal 10 April, kapan dilakukan penyortiran dan kapan baru didistribusi. Lagi pula, logistik yang dikirim belum tentu sudah tidak ada lagi yang kurang ataupun rusak," tuturnya.
Juru Bicara KPU NTT, Yosafat Koli mengatakan, daerah itu masih membutuhkan tambahan sekitar empat juta lebih surat suara untuk pemilu presiden, legislatif dan DPD.
Baca juga: Kekurangan logistik pemilu sangat mengganggu jalannya pesta demokrasi
Jumlah ini terdiri dari 822.047 surat suara rusak saat dilakukan penyortiran, dan sisanya lebih dari tiga juta adalah kekurangan saat dilakukan pengiriman oleh penyedia barang.
"Sampai hari ini, masih ada kekurangan logistik surat suara lebih dari 4 juta. Kami sudah laporkan untuk segera dilakukan pergantian," tambah Juru Bicara KPU NTT, Yosafat Koli.
Dia berharap, dalam proses pergantian ini dilakukan secara hati-hati dan teliti agar tidak ada lagi yang rusak, dan logistik yang dikirim sesuai dengan kebutuhan.
"Jangan sampai, setelah dikirim dan dilakukan sortir masih ada yang kurang atau rusak dan membutuhkan pergantian lagi karena sudah tinggal dua minggu," ucapnya.
Selain itu, dalam proses pengirimkan ke satker masing-masing juga tidak boleh lagi menggunakan kapal laut, karena akan memakan waktu lebih lama untuk sampai ke daerah.
"Dalam situasi darurat seperti saat ini, kami minta penyedia barang, untuk tidak lagi menggunakan transportasi serupa (kapal laut). Sebaiknya menggunakan pesawat udara saja," kata Thomas Dohu.
Thomas Dohu berharap, paling lambat 5-6 April, kekurangan logistik itu sudah bisa dipenuhi atau minimal sudah sampai di daerah, sehingga bisa dilakukan sortir ulang.
Baca juga: NTT minta pengiriman logistik pemilu gunakan pesawat
Baca juga: 367.678 surat suara untuk NTT rusak
"Waktu sudah tinggal dua pekan dan kami berharap, KPU NTT segera berkoodinasi dengan KPU RI untuk menambah logistik yang masih kurang," kata Koordinator Divisi Hubungan Kelembagaan dan Hubungan Lembaga Bawaslu Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Jemris Fointuna di Kupang, Jumat (5/4).
Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan masih ada kekurangan lebih dari empat juta lebih surat suara untuk pemilihan umum serentak 2019 di NTT pada 17 April mendatang.
Selain itu, logistik lain seperti kotak suara dan bilik suara serta formulir dan perlengkapan pemilu lainpun belum semua lengkap, padahal pemilu sudah tinggal menghitung hari.
Menurut dia, KPU NTT harus memberikan perhatian serius pada masalah logistik surat suara, mengingat waktu yang semakin singkat, di samping topografi NTT yang terdiri dari pulau-pulau yang membutuhkan waktu untuk distribusi logistik.
"Kalau logistik-logistik ini baru terpenuhi diatas tanggal 10 April, kapan dilakukan penyortiran dan kapan baru didistribusi. Lagi pula, logistik yang dikirim belum tentu sudah tidak ada lagi yang kurang ataupun rusak," tuturnya.
Juru Bicara KPU NTT, Yosafat Koli mengatakan, daerah itu masih membutuhkan tambahan sekitar empat juta lebih surat suara untuk pemilu presiden, legislatif dan DPD.
Baca juga: Kekurangan logistik pemilu sangat mengganggu jalannya pesta demokrasi
Jumlah ini terdiri dari 822.047 surat suara rusak saat dilakukan penyortiran, dan sisanya lebih dari tiga juta adalah kekurangan saat dilakukan pengiriman oleh penyedia barang.
"Sampai hari ini, masih ada kekurangan logistik surat suara lebih dari 4 juta. Kami sudah laporkan untuk segera dilakukan pergantian," tambah Juru Bicara KPU NTT, Yosafat Koli.
Dia berharap, dalam proses pergantian ini dilakukan secara hati-hati dan teliti agar tidak ada lagi yang rusak, dan logistik yang dikirim sesuai dengan kebutuhan.
"Jangan sampai, setelah dikirim dan dilakukan sortir masih ada yang kurang atau rusak dan membutuhkan pergantian lagi karena sudah tinggal dua minggu," ucapnya.
Selain itu, dalam proses pengirimkan ke satker masing-masing juga tidak boleh lagi menggunakan kapal laut, karena akan memakan waktu lebih lama untuk sampai ke daerah.
"Dalam situasi darurat seperti saat ini, kami minta penyedia barang, untuk tidak lagi menggunakan transportasi serupa (kapal laut). Sebaiknya menggunakan pesawat udara saja," kata Thomas Dohu.
Thomas Dohu berharap, paling lambat 5-6 April, kekurangan logistik itu sudah bisa dipenuhi atau minimal sudah sampai di daerah, sehingga bisa dilakukan sortir ulang.
Baca juga: NTT minta pengiriman logistik pemilu gunakan pesawat
Baca juga: 367.678 surat suara untuk NTT rusak