Kupang (ANTARA) - Gubernur Nusa Tenggara Timur Melki Laka Lena menekankan agar pelaku UMKM diberdayakan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) di provinsi berbasis kepulauan itu.
“Pelaku UMKM harus diberdayakan agar manfaat program tidak hanya dirasakan anak sekolah dan ibu hamil, tetapi juga menggerakkan ekonomi daerah,” katanya di Kupang, Kamis.
Hal ini disampaikan saat menggelar Rapat Validasi Titik Satuan Penyelenggara Program Gizi (SPPG) di daerah terpencil dalam rangka percepatan penyelenggaraan program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Hal ini menurutnya penting, karena MBG tidak melulu tentang gizi, tetapi juga dia menginginkan agar masyarakat menjadi pelaku utama, bukan sekedar penonton.
Melki mengatakan beras, sayur-sayuran, daging, dan ikan harus diusahakan dari daerah setempat, sehingga program nasional juga memperkuat ekonomi masyarakat.
Gubernur menyatakan, dengan melibatkan UMKM lokal dalam rantai pasok MBG, ekosistem produksi, distribusi, hingga pengolahan pangan dapat tumbuh berkelanjutan.
Ia menilai, regulasi yang jelas perlu segera disiapkan agar penyelenggara SPPG mengutamakan penggunaan bahan pangan lokal dalam setiap pelaksanaan program.
Menurut dia, pemberdayaan kelompok masyarakat akan menjadikan program MBG lebih dari sekadar intervensi gizi, melainkan strategi pembangunan ekonomi kerakyatan.
“Program ini akan berdampak ganda, yakni menyehatkan anak-anak sekaligus menghidupkan usaha masyarakat sekitar,” ujarnya.
Saat ini, di NTT baru terealisasi 139 unit SPPG dari target 800 SPPG.Gubernur Melki membandingkannya dengan SPPG yang dibangun di NTB dimana telah mendirikan 300 dari 600–700 SPPG.
Perbandingan ini, menurut dia, menjadi pelajaran sekaligus tantangan bagi kita untuk mempercepat pencapaian target.