Kupang (ANTARA) - Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Nusa Tenggara Timur Robert Sianipar mengemukakan bahwa kredit bermasalah atau nonperfoming loan (NPL) di NTT hanya 2,3 persen, atau lebih rendah jika dibandingkan dengan NPL provinsi lain di wilayah Indonesia bagian timur.
"Data untuk wilayah timur Indonesia menunjukkan, tingkat NPL di NTT lebih baik dibanding provinsi lain," katanya dalam pertemuan triwulanan OJK NTT, Bank Indonesia NTT, dengan awak media massa di Kupang, Senin (22/4).
Ia mengatakan, kredit bermasalah di provinsi setempat juga masih lebih rendah dibandingkan secara nasional sebesar 2,59 persen. "Data ini membuat para pelaku usaha lebih optimistis untuk berinvestasi terutama pada sektor perbankan di provinsi berbasis kepulauan itu," katanya.
Ia menyebutkan bahwa salah satu calon investor dari Jakarta yang segera berinvestasi yaitu Bank Multi Arta Sentosa (MAS) dengan membuka jaringan kantornya di NTT. "Saya sudah bertemu dengan direksi Bank MAS, salah satu aspek yang mendorong mereka untuk berinvestasi yaitu kualitas NPL yang masih lebih baik," katanya.
Ia mengatakan, investasi sektor perbankan seperti ini akan menambah fungsi perbankan sebagai lembaga intermediasi yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi. "Kondisi ini yang menurut kami positif sehingga terus mendorong pihak perbankan di NTT untuk terus menekan angka NPL dalam penyaluran kredit," pungkas Robert.
"Data untuk wilayah timur Indonesia menunjukkan, tingkat NPL di NTT lebih baik dibanding provinsi lain," katanya dalam pertemuan triwulanan OJK NTT, Bank Indonesia NTT, dengan awak media massa di Kupang, Senin (22/4).
Ia mengatakan, kredit bermasalah di provinsi setempat juga masih lebih rendah dibandingkan secara nasional sebesar 2,59 persen. "Data ini membuat para pelaku usaha lebih optimistis untuk berinvestasi terutama pada sektor perbankan di provinsi berbasis kepulauan itu," katanya.
Ia menyebutkan bahwa salah satu calon investor dari Jakarta yang segera berinvestasi yaitu Bank Multi Arta Sentosa (MAS) dengan membuka jaringan kantornya di NTT. "Saya sudah bertemu dengan direksi Bank MAS, salah satu aspek yang mendorong mereka untuk berinvestasi yaitu kualitas NPL yang masih lebih baik," katanya.
Ia mengatakan, investasi sektor perbankan seperti ini akan menambah fungsi perbankan sebagai lembaga intermediasi yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi. "Kondisi ini yang menurut kami positif sehingga terus mendorong pihak perbankan di NTT untuk terus menekan angka NPL dalam penyaluran kredit," pungkas Robert.