Kupang (ANTARA) - Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Nusa Tenggara Timur mencatat penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) dari perbankan di daerah ini baru mencapai sekitar 26 persen atau sekitar Rp421,5 miliar dalam periode Januari-Maret 2019.
"KUR yang disalurkan ini baru mencapai 26 persen dari target untuk tahun 2019 sebesar Rp1,61 triliun," kata Kepala Sub Bagian Pengawasan Bank OJK NTT, Suryanto Nur Bagus di Kupang, Rabu (24/4).
Ia mengatakan, KUR tersebut disalurkan oleh delapan perbankan di antaranya Bank BRI, Bank BNI, Bank Mandiri, Bank BCA, Bank BTN, Bank Bukopin, Bank NTT, dan Bank Arta Graha.
Selain itu, lanjutnya, terdapat satu koperasi penyalur KUR yaitu Koperasi Obor Mas di Maumere, Flores, namun koperasi bukan merupakan lembaga yang diawasi OJK karena diatur oleh Undang-Undang tersendiri.
Ia mengatakan, secara umum peruntukkan penyaluran KUR di provinsi setempat masih didominasi untuk kebutuhan konsumsi rumah tangga. "Kami terus mendorong pihak perbankan untuk memaksimalkan penyaluran KUR untuk sektor usaha produktif dengan porsi 60 persen guna mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat," katanya.
"Meskipun memang tidak terlepas dari kondisi marketnya atau permintaannya seperti apa, tapi kami tetap mengimbau dan membuat aturannya agar kualitas KUR tetap terjaga," katanya.
Baca juga: OJK mengakui penyaluran KUR di NTT tidak mencapai target
Baca juga: Petani garam Bipolo terbantu dengan KUR
Penyaluran KUR di NTT baru mencapai 26 persen
Kepala Sub Bagian Pengawasan Bank, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Nusa Tenggara Timur, Suryanto Nur Bagus menyampaikan penjelasan terkait penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) dalam pertemuan bersama BI NTT dan awak media massa di Kupang, Senin (22/4/2019). (Antara foto/Aloysius Lewokeda)