Darwin, Australia (ANTARA) - Tim sepak bola Akademi Bintang Timur Atambua (BTA) terpaksa harus gugur di fase awal turnamen Arafura Games 2019 di Darwin, Australia Utara, karena pihak Kedubes Australia terlambat mengeluarkan Visa bagi para pemain asal Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur itu.
"Kami datang ke Darwin untuk memenuhi undangan dari panitia Arafura Games 2019, meski harus gugur di fase awal karena masalah Visa yang terlambat datang dari Kedutaan Besar Australia," kata Manager BTA Joao Fransisco kepada Antara di Darwin, Australia, Minggu (5/5).
BTA sendiri sesuai dengan undangan dari panitia Arafura Games harus berada di Darwin Australia tanggal 25 April, agar pada 26 April bisa menghadiri acara pembukaan turnamen dua tahunan itu di Australia Utara.
Berdasarkan surat undangan yang diberikan, pihak panitia menjanjikan pembuatan paspor paling cepat hanya satu hari dan bebas biaya, karena hal itu menjadi tanggung jawab dari panitia.
Namun, kata Joao yang juga direktur BTA itu timnya harus bertahan di Denpasar, Bali, selama kurang lebih satu pekan karena visa yang ditunggu tak kunjung datang.
"Padahal sesuai dengan jadwal kami harus bertanding pada tanggal 28, 29 dan 30 April melawan kurang lebih tiga negara peserta dalam turnamen tersebut," ujarnya.
Baca juga: BTA diharapkan menjaga ritme permainan jelang laga melawan Timor Leste
Visa sendiri baru keluar pada tanggal 29 April sore, sehingga tiket keberangkatan tim baru dibeli pada hari itu juga untuk jadwal keberangkatan Kamis (2/5) dini hari, sebab pada sore harinya akan bertanding melawan tim dari Australia yang diatur ulang oleh panitia.
Hasilnya memuaskan, karena tim yang diasuh oleh pelatih Ludovikus Mau itu mampu menampilkan permainan yang apik, dan mengalahkan tim dari Australia Middle Asis FC dengan skor telak 3-0.
"Jadi selama berada di Darwin, kami hanya lakukan pertandingan persahabatan saja. Pada Sabtu (4/5) pagi, kami melawan Timor Leste dan pada Minggu (5/5) sore akan melawan Garuda, klub sepak bola bentukan orang-orang Indonesia yang ada di Darwin," katanya.
Baca juga: Bintang Timur Atambua sudah tampil maksimal
Baca juga: Bintang Timur Atambua tahan imbang Timnas Timor Leste, 2-2
"Kami datang ke Darwin untuk memenuhi undangan dari panitia Arafura Games 2019, meski harus gugur di fase awal karena masalah Visa yang terlambat datang dari Kedutaan Besar Australia," kata Manager BTA Joao Fransisco kepada Antara di Darwin, Australia, Minggu (5/5).
BTA sendiri sesuai dengan undangan dari panitia Arafura Games harus berada di Darwin Australia tanggal 25 April, agar pada 26 April bisa menghadiri acara pembukaan turnamen dua tahunan itu di Australia Utara.
Berdasarkan surat undangan yang diberikan, pihak panitia menjanjikan pembuatan paspor paling cepat hanya satu hari dan bebas biaya, karena hal itu menjadi tanggung jawab dari panitia.
Namun, kata Joao yang juga direktur BTA itu timnya harus bertahan di Denpasar, Bali, selama kurang lebih satu pekan karena visa yang ditunggu tak kunjung datang.
"Padahal sesuai dengan jadwal kami harus bertanding pada tanggal 28, 29 dan 30 April melawan kurang lebih tiga negara peserta dalam turnamen tersebut," ujarnya.
Baca juga: BTA diharapkan menjaga ritme permainan jelang laga melawan Timor Leste
Visa sendiri baru keluar pada tanggal 29 April sore, sehingga tiket keberangkatan tim baru dibeli pada hari itu juga untuk jadwal keberangkatan Kamis (2/5) dini hari, sebab pada sore harinya akan bertanding melawan tim dari Australia yang diatur ulang oleh panitia.
Hasilnya memuaskan, karena tim yang diasuh oleh pelatih Ludovikus Mau itu mampu menampilkan permainan yang apik, dan mengalahkan tim dari Australia Middle Asis FC dengan skor telak 3-0.
"Jadi selama berada di Darwin, kami hanya lakukan pertandingan persahabatan saja. Pada Sabtu (4/5) pagi, kami melawan Timor Leste dan pada Minggu (5/5) sore akan melawan Garuda, klub sepak bola bentukan orang-orang Indonesia yang ada di Darwin," katanya.
Baca juga: Bintang Timur Atambua sudah tampil maksimal
Baca juga: Bintang Timur Atambua tahan imbang Timnas Timor Leste, 2-2