Kupang (ANTARA) - Bank Indonesia mencatat, tren ekspor ke luar negeri sepanjang tahun 2018 dari Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami penurunan, melanjutkan tren triwulan sebelumnya.

Ekspor luar negeri tercatat mengalami kontraksi sebesar 37,92 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan kontraksi triwulan sebelumnya sebesar 20, 90 persen (yoy). Demikian hasil kajian ekonomi dan keuangan regional Provinsi NTT oleh Bank Indonesia yang diterima Antara di Kupang, Senin (6/5).

Menurut catatan Bank Indonesia cabang NTT, kondis tersebut terjadi karena turunnya kinerja ekspor ke negara tetangga Timor Leste, serta melambatnya pertumbuhan ekspor ke Vietnam.

Menurut Bank Indonesia, pengiriman ekspor komoditas non-migas ke Timor Leste pada triwulan IV 2018 tercatat turun dari 4,76 juta dolar AS, dan pada triwulan IV 2017 menjadi 4,83 juta dolar atau turun sebesar 19,61 persen (yoy).

Secara umum, kondisi tersebut disebabkan oleh penurunan permintaan dari negara tetangga tersebut, terutama untuk komoditas semen, kendaraan serta makanan dan minuman.

Sementara itu, pengiriman ekspor ke Vietnam pada triwulan IV 2018 mengalami perlambatan pertumbuhan menjadi 8,82 persen (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar sebesar 120,77 persen (yoy). Kondisi tersebut lebih disebabkan oleh telah usainya panen raya perkebunan pada triwulan III 2018.

Di sisi lain, pengiriman ekspor ikan laut ke beberapa negara Asia secara umum juga turut mengalami penurunan kinerja sepanjang tahun 2018 disebabkan oleh faktor anomaly cuaca, yakni gelombang tinggi yang lebih sering terjadi dibandingkan tahun sebelumnya.

Secara keseluruhan tahun 2018, ekspor ikan laut tercatat sebesar 6,14 juta dolar dengan pertumbuhan terkontraksi sebesar 24,63 persen (yoy). 

Baca juga: HNSI NTT harapkan ekspor langsung dari Kupang segera terwujud
Baca juga: Menkes sedih dengar NTT ekspor daun kelor ke Australia

Pewarta : Bernadus Tokan
Editor : Laurensius Molan
Copyright © ANTARA 2024