Atambua, NTT (ANTARA) - Para petani di Desa Fatuketi, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur berharap pemerintah tahun ini membangun jaringan irigasi dari Bendungan Rotiklot ke Desa Fatuketi dan dua desa lain di sekitarnya.
Kepala Desa Fatuketi Markus Taus ketika ditemui di Desa Fatuketi, Selasa (21/5), mengatakan tanpa jaringan irigasi para petani tidak bisa memanfaatkan sumber air dari Bendungan Rotiklot yang baru diresmikan Presiden Joko Widodo, Senin (20/5).
"Bendungan saat ini sudah jadi. Namun yang jadi masalah saat ini jaringan irigasi ke Desa Fatuketi dan dua desa lainnya belum dibangun. Kami harapkan tahun ini dibangun agar bisa mengairi areal persawahan kami," kata Markus.
Ia menambahkan keberadaan bendungan yang sudah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Senin (20/5) itu akan menjadi hadiah terindah bagi masyarakat sekitar kalau dilengkapi dengan jaringan irigasinya.
Keberadaan bendungan itu sudah mendatangkan kelegaan bagi kurang lebih 597 kepala keluarga di Desa Fatuketi yang selama puluhan tahun menghadapi kesulitan mendapatkan air bersih, apalagi air untuk mengairi sawah mereka.
"Saya yakin betul, jika jaringan irigasi sudah ada, area persawahan di Desa Fatuketi akan subur sekali. Karena itu, kami meminta pemerintah untuk membangun jaringan irigasinya," demikian Markus Taus.
Baca juga: Perlu disiapkan jaringan irigasi di Bendungan Rotiklot
Profil Bendungan Rotiklot di Kabupaten Belu, NTT yang telah diiresmikan penggunaannya oleh Presiden Joko Widodo, Senin (20/5/2019). Namun, bendungan ini belum memiliki jaringan irigasinya sehingga membuat Menteri PUPR Basuki Hadimuljono kecewa. (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono juga ingin pembangunan Bendungan Rotiklot di Kabupaten Belu diikuti dengan pembangunan jaringan irigasi.
"Pembangunan bendungan diikuti oleh pembangunan jaringan irigasinya. Dengan demikian bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat bermanfaat karena airnya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani," katanya.
Baca juga: Bendungan Rotiklot suplai 40 liter/detik untuk Atambua
Baca juga: Kunci kemakmuran NTT adalah air, kata Presiden Jokowi
Kepala Desa Fatuketi Markus Taus ketika ditemui di Desa Fatuketi, Selasa (21/5), mengatakan tanpa jaringan irigasi para petani tidak bisa memanfaatkan sumber air dari Bendungan Rotiklot yang baru diresmikan Presiden Joko Widodo, Senin (20/5).
"Bendungan saat ini sudah jadi. Namun yang jadi masalah saat ini jaringan irigasi ke Desa Fatuketi dan dua desa lainnya belum dibangun. Kami harapkan tahun ini dibangun agar bisa mengairi areal persawahan kami," kata Markus.
Ia menambahkan keberadaan bendungan yang sudah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Senin (20/5) itu akan menjadi hadiah terindah bagi masyarakat sekitar kalau dilengkapi dengan jaringan irigasinya.
Keberadaan bendungan itu sudah mendatangkan kelegaan bagi kurang lebih 597 kepala keluarga di Desa Fatuketi yang selama puluhan tahun menghadapi kesulitan mendapatkan air bersih, apalagi air untuk mengairi sawah mereka.
"Saya yakin betul, jika jaringan irigasi sudah ada, area persawahan di Desa Fatuketi akan subur sekali. Karena itu, kami meminta pemerintah untuk membangun jaringan irigasinya," demikian Markus Taus.
Baca juga: Perlu disiapkan jaringan irigasi di Bendungan Rotiklot
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono juga ingin pembangunan Bendungan Rotiklot di Kabupaten Belu diikuti dengan pembangunan jaringan irigasi.
"Pembangunan bendungan diikuti oleh pembangunan jaringan irigasinya. Dengan demikian bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat bermanfaat karena airnya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani," katanya.
Baca juga: Bendungan Rotiklot suplai 40 liter/detik untuk Atambua
Baca juga: Kunci kemakmuran NTT adalah air, kata Presiden Jokowi