Usianya sudah menggapai63 tahun, namun wanita tua bernama Juliana Agustina Sina-Fatu itu tampak masih bersemangat ketika menaiki tangga menuju lantai-3 Gedung PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Tbk Kupang, Jumat (5/10).

Kehadirannya dalam ruang konferensi pers itu cukup mengejutkan para wartawan yang tengah mendengar penjelasan soal kiprah dan perjalanan bank tersebut di wilayah Nusa Tenggara Timur dari pimpinan PT Bank BTPN Tbk Dewi Arbiyani selaku Area Business Head.

"Ibu ini termasuk berhasil dalam menjalankan program daya nasabah `mass market` PT BTPN yang terdiri dari komunitas pensiunan, pelaku usaha mikro dan kecil (UMK) serta komunitas pra sejahtera produktif," katanya sambil mengarahkan tangannya kepada wanita tua yang tengah berjalan menuju ruang konferensi pers.

"Kami tidak hanya menyediakan solusi keuangan, namun juga memberikan program daya untuk membantu meningkatkan kapasitas nasabah," katanya sambil mencontohkan usaha mikro tenun ikat yang dilakukan Ny Juliana Agustina Sina-Fatu di Bilangan Oebobo Kupang.

Pensiunan guru SD GMIT Oebobo Kupang sejak September 2009 itu mengungkapkan dirinya meminjam uang di PT BTPN Tbk Cabang Kupang sebesar Rp36 juta untuk melanjutkan usaha tenun ikat yang dirintisnya sejak 1986.

"Saya hanya mendapat tambahan modal sekitar Rp50 juta dari PT Angkasa Pura (Persero) Cabang Kupang untuk meningkatkan usaha tersebut. Sekarang, semua pinjaman sudah saya lunasi dari usaha mikro tersebut, dan hanya tinggal memetik hasil dari jualan tenun ikat tersebut," katanya berbangga.

Wanita tua ini menampakkan sosoknya sebagai seorang manajer ulung dalam mengolah kain tenun ikat khas NTT, ketika para wartawan bertamu ke tempat kerjanya yang tidak terlalu istimewa itu untuk melihat karyanya bersama sejumlah pekerja di bawah asuhannya.

Ia merangkai motifnya dengan beraneka benang kemudian ditenun oleh para wanita yang menjadi pekerja setia di ladang usaha tersebut. Setiap tenunan yang dihasilkan disesuaikan dengan motif daerah masing-masing di wilayah provinsi kepulauan ini.

Setelah tenunan beraneka motif itu sudah membentuk kain, dimanfaatkanlah kain tersebut untuk membuat jas, semi jas, baju dan selendang dengan harga yang bervariasi.

Jas tenun ikat dijual dengan harga Rp1 juta per helai, sedang selendang tenun ikat dijual dengan harga Rp600.000 per helai.

"Harga disesuaikan dengan model dan ukuran," katanya sambil menunjuk sejumlah model pakaian serta selendang yang bahan dasarnya dari kain tenun ikat.

Juliana Agustina Sina-Fatu terus merenda hari tuanya dengan menenun setelah mendapat manfaat dari berbagai program pemberdayaan yang dilakukan PT BTPN Tbk Cabang Kupang.

Bank tersebut terus mengintegrasikan misi sosial dan bisnis dalam program pemberdayaan nasabah untuk meningkatkan kapasitas nasabah pensiunan sekaligus meningkatkan pertumbuhan kinerja PT BTPN Tbk.

"Program pemberdayaan nasabah ini terbagi dalam pilar daya sehat sejahtera, daya tumbuh usaha serta daya tumbuh komunitas," kata Dewi Arbiyani dan menambahkan secara nasional, program pemberdayaan tersebut hingga Juni 2012, telah menjangkau sekitar 948.269 penerima manfaat atau meningkat sekitar 61 persen dari periode tahun sebelumnya yang hanya mencapai 588.540 penerima manfaat.

"Penerima manfaat tersebut merupakan nasabah `mass market` yang terdiri dari para pelaku usaha mikro dan kecil, pensiunan serta komunitas prasejahtera produktif," katanya dan menambahkan dari jumlah tersebut, 43 ribu di antaranya adalah penerima manfaat dari Nusa Tenggara Timur.

Program daya sehat sejahtera merupakan bentuk informasi, konsultasi serta pemeriksaan kesehatan gratis bagi para nasabah pensiunan, program daya tumbuh sehat merupakan sentra informasi tumbuh usaha serta pelatihan praktis ketrampilan wirausaha.

Sedang, program daya tumbuh komunitas merupakan program diadopsi komunitas untuk meningkatkan ketrampilan, serta keberhasilan usaha dan kesehatan.

Ia menambahkan jumlah aktivitas dan kelas pelatihan untuk tiga pilar daya tersebut, meningkat sekitar 102 persen dari 18.187 aktivitas hingga Juni 2011 menjadi 36.669 aktivitas hingga posisi Juni 2012.

"Model bisnis yang kami terapkan cukup unik, karena mengintegrasikan komponen sosial dan bisnis dalam produk dan layanan serta kegiatan sehari-hari, yang kami sebuat `do good do well` atau peluang sekaligus panggilan," ujarnya.

Penerima manfaat program daya tersebut adalah nasabah `mass market` PT BTPN yang terdiri dari komunitas pensiunan, pelaku usaha mikro dan kecil (UMK) serta komunitas pra sejahtera produktif.

Juliana Agustina Sina-Fatu telah memanfaatkan program tersebut dengan baik, sehingga mampu merenda hari tuanya dengan menenun tanpa harus menggantungkan harapannya dari gaji pensiunan.

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024