Kupang, NTT (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat jumlah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di wilayah tersebut mencapai 366.473 unit pada 2025.
“Hingga Agustus 2025, total UMKM di NTT sebanyak 366.473 unit, dan didominasi oleh jenis usaha mikro,” kata Plt. Kepala Bidang Pemberdayaan UKM Dinas Koperasi UKM Provinsi NTT Richard Ovelibrianus di Kupang, Senin.
Ia merinci dari total tersebut, usaha mikro sebanyak 365.059 unit, usaha kecil 1.184 unit, dan usaha menengah 230 unit.
“Kabupaten Sikka menjadi wilayah dengan UMKM terbanyak yakni 48.627 unit,” kata dia.
Selanjutnya diikuti Kota Kupang dengan jumlah 34.434 UMKM dan Kabupaten Manggarai dengan jumlah 28.113 UMKM.
“Secara keseluruhan terdapat tiga subsektor terbesar yaitu kriya, kuliner, dan fesyen,” katanya menambahkan.
Richard menjelaskan bahwa secara nasional UMKM berkontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) serta mampu menyerap sebagian besar tenaga kerja lokal.
Oleh karena itu, Pemprov NTT terus membangun koordinasi dengan pemerintah daerah dalam upaya pengembangan dan peningkatan kapasitas para pelaku UMKM, khususnya di era transformasi digital.
“Hal ini sejalan dengan Gerakan Beli Produk NTT dan One Village One Product (OVOP) yang menjadi program unggulan Gubernur dan Wakil Gubernur NTT,” katanya.
Ia turut menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam pengembangan UMKM secara efektif di wilayah berbasis kepulauan tersebut. Dalam hal ini, sinergi bersama dari hulu ke hilir sehingga bisa mempersempit rantai pasok distribusi sekaligus menghasilkan produk lokal yang bermutu.
Sebelumnya, pada 21-23 Agustus 2025, Dinas Koperasi UKM Provinsi NTT menggelar pelatihan pemasaran digital (digital marketing) bagi 40 pelaku UKM di Kota Kupang sebagai upaya memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan ekonomi daerah.

