Kupang (ANTARA) - Prakirawan bidang penganalisaan dan prakiraan cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun El Tari Kupang, Nanik Tresnawati mengatakan, gelombang tinggi yang terjadi di sejumlah wilayah perairan laut Nusa Tenggara Timur (NTT) saat ini, dipicu oleh perbedaan tekanan udara antara Australia-NTT.
"Angin kencang dan gelombang tinggi saat ini disebabkan adanya perbedaan tekanan udara yang cukup signifikan antara Australia berkisar 1035 mb dan wilayah NTT berkisar 1012 mb," kata Nanik Tresnawati kepada Antara di Kupang, Sabtu (1/6).
Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan penyebab terjadinya angin kencang dan gelombang tinggi yang terjadi di wilayah perairan laut NTT selama dua hari terakhir ini.
Menurut dia, semakin besar perbedaan tekanan udara tersebut, maka "gradien" tekanan akan semakin rapat sehingga menimbulkan dampak angin kencang.
"Dan semakin kencang anginnya akan mempengaruhi kenaikan dari tinggi gelombang laut," kata Nanik menjelaskan.
Gelombang setinggi 2,5 meter berpotensi terjadi di Selat Sape, gelombang setinggi 2,0 meter berpotensi terjadi di Selat Sumba dan gelombang setinggi 4.0 meter berpotensi terjadi perairan Laut Sawu.
Sementara gelombang setinggi 5.0 meter terjadi di perairan laut selatan Pulau Sumba, Samudera Hindia Selatan NTT, perairan selatan Kupang Pulau Rote dan Laut Timor selatan NTT.
Menurut dia, kondisi angin dan gelombang tinggi yang terjadi ini akan berlangsung selama tiga hari ke depan.
Baca juga: Gelombang laut belum mengganggu pelayaran antarpulau di NTT
Baca juga: Waspadai gelombang 7 meter di Laut Timor
"Angin kencang dan gelombang tinggi saat ini disebabkan adanya perbedaan tekanan udara yang cukup signifikan antara Australia berkisar 1035 mb dan wilayah NTT berkisar 1012 mb," kata Nanik Tresnawati kepada Antara di Kupang, Sabtu (1/6).
Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan penyebab terjadinya angin kencang dan gelombang tinggi yang terjadi di wilayah perairan laut NTT selama dua hari terakhir ini.
Menurut dia, semakin besar perbedaan tekanan udara tersebut, maka "gradien" tekanan akan semakin rapat sehingga menimbulkan dampak angin kencang.
"Dan semakin kencang anginnya akan mempengaruhi kenaikan dari tinggi gelombang laut," kata Nanik menjelaskan.
Gelombang setinggi 2,5 meter berpotensi terjadi di Selat Sape, gelombang setinggi 2,0 meter berpotensi terjadi di Selat Sumba dan gelombang setinggi 4.0 meter berpotensi terjadi perairan Laut Sawu.
Sementara gelombang setinggi 5.0 meter terjadi di perairan laut selatan Pulau Sumba, Samudera Hindia Selatan NTT, perairan selatan Kupang Pulau Rote dan Laut Timor selatan NTT.
Menurut dia, kondisi angin dan gelombang tinggi yang terjadi ini akan berlangsung selama tiga hari ke depan.
Baca juga: Gelombang laut belum mengganggu pelayaran antarpulau di NTT
Baca juga: Waspadai gelombang 7 meter di Laut Timor