Kupang (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan jasa pelayaran dan nelayan untuk mewaspadai potensi gelombang setinggi 3,5 meter di wilayah perairan Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam dua hari ke depan.
Dalam peringatan dini gelombang yang dikeluarkan BMKG, Rabu (19/6) menyebutkan, potensi gelombang setinggi 3,5 meter terjadi di Laut Sawu, Samudera Hindia Selatan NTT, perairan selatan Kupang hingga Pulau Rote dan laut Timor, Selatan NTT. Potensi gelombang setinggi 2,5-3.0 meter terjadi di perairan selatan Pulau Sumba serta Selat Sumba dan Selat Sape.
Forecaster (peramal cuaca) dari BMKG Stasiun El Tari Kupang, Nanik Tresnawati menjelaskan, potensi gelombang tinggi yang terjadi di wilayah perairan laut NTT dipicu oleh perbedaan tekanan udara antara Australia dan Asia. Berdasarkan pantauan, saat ini tekanan di Australia berkisar 1029 mb dan tekanan di Asia berkisar 999 mb.
Perbedaan tekanan antara Australia-Asia yang signifikan inilah yang menyebabkan gradien tekanan yang rapat sehingga menimbulkan angin kencang. "Angin kencang meningkatkan tinggi gelombang di wilayah NTT karena posisinya yang berdekatan dengan wilayah Australia," katanya menjelaskan.
Mengenai bahaya, ia mengatakan, gelombang 2-3 meter berbahaya bagi perahu nelayan dan kapal Tongkong, dan 3-4 meter berbahaya bagi perahu nelayan, kapal tongkong, dan kapal ferry. Serta tinggi gelombang mencapai 4 meter membahayakan bagi semua kapal.
Nelayan menerobos ombak saat hendak menyelamatkan perahu yang diparkir di tengah laut. (ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo)
Dalam peringatan dini gelombang yang dikeluarkan BMKG, Rabu (19/6) menyebutkan, potensi gelombang setinggi 3,5 meter terjadi di Laut Sawu, Samudera Hindia Selatan NTT, perairan selatan Kupang hingga Pulau Rote dan laut Timor, Selatan NTT. Potensi gelombang setinggi 2,5-3.0 meter terjadi di perairan selatan Pulau Sumba serta Selat Sumba dan Selat Sape.
Forecaster (peramal cuaca) dari BMKG Stasiun El Tari Kupang, Nanik Tresnawati menjelaskan, potensi gelombang tinggi yang terjadi di wilayah perairan laut NTT dipicu oleh perbedaan tekanan udara antara Australia dan Asia. Berdasarkan pantauan, saat ini tekanan di Australia berkisar 1029 mb dan tekanan di Asia berkisar 999 mb.
Perbedaan tekanan antara Australia-Asia yang signifikan inilah yang menyebabkan gradien tekanan yang rapat sehingga menimbulkan angin kencang. "Angin kencang meningkatkan tinggi gelombang di wilayah NTT karena posisinya yang berdekatan dengan wilayah Australia," katanya menjelaskan.
Mengenai bahaya, ia mengatakan, gelombang 2-3 meter berbahaya bagi perahu nelayan dan kapal Tongkong, dan 3-4 meter berbahaya bagi perahu nelayan, kapal tongkong, dan kapal ferry. Serta tinggi gelombang mencapai 4 meter membahayakan bagi semua kapal.