KSOP Labuan Bajo: Satu unit kapal pinisi rusak akibat diterjang gelombang

id KSOP Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, kapal pinisi, kapal wisata, rusak, gelombang

KSOP Labuan Bajo: Satu unit kapal pinisi rusak akibat diterjang gelombang

Kepala KSOP Kelas III Labuan Bajo, Stephanus Risdiyanto. ANTARA/Gecio Viana

Labuan Bajo (ANTARA) - Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo Stephanus Risdiyanto mengatakan satu unit kapal pinisi mengalami kerusakan hingga tenggelam akibat diterjang gelombang yang disertai hujan dan angin kencang pada Jumat (31/1).

"Kapal itu memang tidak beroperasi karena mesin rusak sejak tahun lalu," katanya saat ditemui di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat.

Ia menjelaskan pada pukul 03.00 Wita kapal wisata bernama Presley Jalasena yang berlabuh di perairan laut Kampung Ujung Labuan Bajo itu diterjang ombak besar sertai hujan dan angin kencang 20-30 knot.

Akibat cuaca buruk itu, lanjut dia, mengakibatkan tali mooring bagian haluan kapal putus sehingga kapal hanyut dan terhempas ke pinggir pantai dan berbenturan dengan tanggul sehingga mengakibatkan kapal tenggelam.

"Tidak ada korban jiwa dan saat kejadian terdapat dua orang penjaga kapal," ujarnya.

Ia menambahkan KSOP Kelas III Labuan Bajo bersama personel Satuan Polisi Air dan Udara Polres Manggarai Barat selanjutnya melakukan pengamanan kerangka kapal dan pengangkatan serpihan kapal agar tidak mengganggu alur ada operasional kapal lain.

"Kami juga melakukan pengikatan badan kapal agar tidak hanyut," katanya.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang diprakirakan terjadi pada enam hari yakni pada 29 Januari hingga 3 Februari 2025.

"Kami mengimbau kepada masyarakat untuk mengantisipasi dampak yang dapat ditimbulkan dari cuaca ekstrem tersebut, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, pohon tumbang, rusaknya bangunan dan fasilitas umum lainnya," kata Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Maria Seran.

Ia menambahkan imbauan itu dikeluarkan mengacu pada siaran pers yang dikeluarkan Stasiun Meteorologi Eltari Kupang Nomor: e.B/ME.02.04/004/KKOEI/2025 pada 28 Januari 2025 terkait potensi cuaca ekstrem di wilayah NTT.

"Cuaca ekstrem berupa hujan ringan hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang berpotensi terjadi di Kecamatan Komodo, Boleng, Mbeliling, Sano Nggoang, Macang Pacar, Pacar, Welak, Lembor, Lembor Selatan, Kuwus Barat, Kuwus, dan Ndoso," katanya.

Sehubungan dengan potensi cuaca ekstrem itu, lanjut dia, nelayan, pelaku wisata, serta pengguna transportasi laut di perairan sekitar Manggarai Barat, diminta berhati-hati ketika akan terjadi hujan dan angin kencang yang dapat meningkatkan tinggi gelombang dan arus permukaan secara signifikan dari yang sudah diprakirakan.